kemarin malam, saya bersama beberapa kawan menghadiri acara
sosialisasi UU Kewarganegaraan baru.
acara ini diselenggarakan oleh INSTITUTE KEWARGANEGARAAN INDONESIA.
institute ini adalah lembaga baru yang didirikan oleh Mr. Murdaya
Poo sebagai ketua dewan penasehat. duduk dalam dewan
setiawan
[EMAIL PROTECTED] wrote:
g seh ga peduli dia mau suka apa enggak , masih doyan
apa enggak ama adat istiadat lama, cuma ga suka banget
kalo ada org yg malu ama adat istiadatnya sendiri.
--- odeon_cafe [EMAIL PROTECTED] wrote:
wah, lama tidak buka-buka email ternyata
ada
Menurut Charles A. Coppel, Sarekat Dagang Islam didirikan pada tahun
1911 sebagai respond didirikannya Kamar Dagang Tionghoa (Sianghwee)
yang berperan sebagai perwakilan kepentingan dagang orang Tionghoa.
Coppel, lebih lanjut berargumen bahwa SDI merupakan konkritisasi
keinginan pengusaha
MENGUBAH PECITRAAN NEGATIF
oleh : Kenken
Setiap orang dan komunitas etnis suka tidak suka memperoleh sebentuk
stereotyping sebagai identifikasi dirinya. Stereotyping itu dapat
diperoleh lewat serangkaian habitus sehingga bangunan stereotyping
itu bersifat alamiah.
Dalam kasus stereotyping
--- In [EMAIL PROTECTED], odeon_cafe
[EMAIL PROTECTED] wrote:
SEJARAH PANJANG KEWARGA-NEGARAAN
sejak masa kolonial-perjanjian dwi kewarganegaraan
oleh: Kenken
I. ZAMAN KOLONIAL
REGERINGS REGLEMENT tahun 1854 membagi penduduk Hindia Belanda
menjadi 3 golongan yaitu Europeanen, Inlanders
meningkat
pesat, daya saingnya malah lebih tinggi dibanding golongan etnis
lain.
ironis bukan?
- Original Message -
From: odeon_cafe [EMAIL PROTECTED]
di Univ. Negeri terjadi pembatasan kuota etnis,
sekolah swasta yang dikelola WNI etnis Tionghoa
diberangus dengan alasan 'cina
Ulysee bertanya bagaimana negara membedakan
antara WNA dan WNI. tetapi apa yang digugat
oleh ci meliani bukan masalah dikotomi
WNA dan WNI. ulysee jangan mempolitisir
SALTIK.
tentu saja, logika paling bodoh pun akan
membenarkan adanya perbedaan hak dan kewajiban
antara WNA dan WNI. terutama
ci Martha benar,
NKRI itu tadinya hendak didirikan diatas
landasan NATION-STATE bukan nation ras
atau religio based nation.
kemerdekaan dan bentuk negara spt ini
didukung oleh golongan Tionghoa, baik
nasionalis Tiongkok spt SIN PO maupun
keturunan Tionghoa yang berkiblat pada
'ibu
Ya, Ulysee...persis seperti kasus kejahatan
terhadap Kemanusiaan, korupsi, penyalah-gunaan
wewenang dsb yang dituduhkan kepada Soeharto
selama ia berkuasa.
tanpa bukti-bukti otentik dan valid, tentunya
Soeharto tidak bisa dinyatakan bersalah ya.
kalau ada yang bilang Pak Harto bersalah
itu
tokoh
asimilasi LPKB itu terdengar aneh pada saat tokoh-tokoh asimilasi
LPKB
itu
juga berkata bahwa tionghoa yang tidak ganti nama, kawin campur
dsb itu
bukan warga negara
indonesia yang baik.
Nah, itu dari literatur mana ya?
-Original Message-
From: odeon_cafe
tokoh
asimilasi LPKB itu terdengar aneh pada saat tokoh-tokoh asimilasi
LPKB
itu
juga berkata bahwa tionghoa yang tidak ganti nama, kawin campur
dsb itu
bukan warga negara
indonesia yang baik.
Nah, itu dari literatur mana ya?
-Original Message-
From: odeon_cafe
?
-Original Message-
From: odeon_cafe [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, May 12, 2006 6:18 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Putu: tentang SBKRI
Mas Putu, ini saya lampirkan Inpres No.2/1980
tentang pemberlakuan SBKRI.
dalam Inpres ini
Oh ya satu lagi ulysee,
identifikasi RRT yang menyatu dengan
etnisitas Tionghoa merupakan pangkal
penyebab kerumitan. Soeharto tidak
mampu membedakan antara RRT sebagai
negara, etnis TIonghoa yang berwarga-negara
Tiongkok, etnis Tionghoa yang berdomisili
di luar RRT tetapi berstatus
satu yang dapat dipastikan
bahwa ada sebuah Keppres yang mengatur
masalah ganti-nama khusus untuk tionghoa.
selayaknya, sebuah Keppres itu tidak
bersifat anjuran. keppres dan semua
produk hukum itu bersifat imperatif.
kalau sebatas anjuran maka tidak perlu
ada sebuah regulasi setingkat
Mas Putu yang baik,
Dalam merespon kebijakan Orde Baru terhadap Tionghoa harus benar-
benar melihat konteks dan motif politik dibelakang Inpres, Kepres, UU
yang dikeluarkan itu.
Walau bagaimana pun, mayoritas anak Bangsa ini masih memiliki etika
dan keluhuran moralitas tinggi. Karena itu,
bermartabat
karena rasisme.
Sub-Rosa II
--- In [EMAIL PROTECTED], Putu Budiastawa
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Oke, Bung Odeon_Cafe yb,
Saya baru mengerti duduk permasalahannya. Terus terang, saya tidak
tahu Keppres2 itu. Terima kasih telah memberikan penjelasan kepada
saya.
Memang pd jaman itu
Ya, saya mendukung pendapat dari Ulysee, si pendukung LPKB.
Memang secara formal tidak pernah ada kata DILARANG dalam beberapa
Inpres yang pernah dikeluarkan oleh Pak Harto.
Contohnya Keppres No. 240/1967 tentang KEBIJAKSANAAN POKOK YANG
MENYANGKUT WARGA NEGARA INDONESIA KETURUNAN ASING.
tegakkan
Hukum. Yang bersalah tetap harus membayar. Walaupun kita Tionghoa,
untuk memperbaiki opini publik, kita harus kecam itu juga
(perbuatannya).
Salam,
Putu Budi
- Original Message -
From: odeon_cafe
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, May 10, 2006 1:28 PM
Subject: KT Re
pola yang selama ini dimainkan oleh
tokoh ngetop tionghoa, pasca berkuasanya orde baru,
adalah mendekati petinggi militer dan pejabat
sipil (terutama yang punya akses langsung ke
cendana).
tujuannya, seperti yang Sdr. Steeve katakan,
membeli proteksi keamanan untuk usaha dan
pribadinya.
yang kaya raya.
Dalam masa ke depan ini, ada baiknya Tionghoa waspada.
Sub-Rosa II
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Golden Horde [EMAIL PROTECTED]
wrote:
budaya_tionghua@yahoogroups.com, odeon_cafe odeon_cafe@
wrote:
Zumhur Hidayat, tokoh muda yang digosipin pernah nilep duit
Ah, lagi-lagi Pak Ahmad Bukahri Saleh
omong sembarangan.
jelas, saya akan kehilangan bung Tjamboek
Berdoeri pabila beliau hengkang dari
milis ini.
mencari Tionghoa yang peduli dengan sejarah
para pendahulu itu jarang dan sulit sekali.
secara pribadi, saya sangat membutuhkan
kehadiran bung
Pak Putu, saya suka sekali dengan anda.
salam kenal dari saya. kehadiran anda
sungguh menghibur. saya membayangkan
ekspresi Pak Danardono membaca pencerahan
ROH anda. pasti beliau terpingkal-pingkal.
anda mengingatkan saya kepada seorang kawan
yang menjadi pedeta kristen betani. sangat
dengan membangun usaha-usaha padat-karya. Tinggal menunggu sikap
keterbukaan pemerintah Indonesia terhadap RRT yang bersahabat.
Saya kira begitulah seharusnya kita melihat masalah membanjirnya
barang-barang made in China.
Salam,
ChanCT
- Original Message - From: odeon_cafe
Message -
From: odeon_cafe
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Saturday, 22 April, 2006 10:21
Subject: [budaya_tionghua] Fwd: SBKRI Masih Diberlakukan di
Surabaya
lho, banyak kok orang TIonghoa jadi tentara.
sekarang mereka udah tua-tua. mereka itu pasukan
di jaman soekarno
--- In [EMAIL PROTECTED], odeon_cafe
[EMAIL PROTECTED] wrote:
hari ini, saya mengikuti karnaval bhineka
tunggal ika yang digagas ratna sarumpaet.
ekspresi budaya ditampilkan oleh sederet
perwakilan di atas truk terbuka. mulai dari
kaum banci dengan ekspresi menggoda bahkan
sampai ada yang
--- In [EMAIL PROTECTED], odeon_cafe
[EMAIL PROTECTED] wrote:
saya benar-benar lelah dengan masalah
SBKRI spt yang akan diberlakukan di
Surabaya. setelah resmi diberlakukan
di Semarang. gugatan panjang dari begitu
banyak tionghoa tidak pernah digubris.
perlu dua pihak dengan positif mind-set
the left school a la
frankfurt school, habermas, foucoult dsb Cuma catatan kaki Karl
Marx.
Sub-Rosa II
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, thangoubheng
[EMAIL PROTECTED] wrote:
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, odeon_cafe
odeon_cafe@ wrote:
Dear tang obeng cs,
Ceilee
Dear tang obeng cs,
Ceilee, freethinkerÂ…masih saja kau bermimpi kawan.
Aku pernah ketemu dan bincang-bincang kecil dengan Rizal Mallarareng
yang mengusung ide liberalisme total. Trust me, he's more `free-
thinker' than you're. bagaimana kau bisa klaim dirimu itu
penganut `free-thinker'
:
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, odeon_cafe
odeon_cafe@ wrote:
list buku-buku kristen di bawah ini, saya
persembahkan untuk kawan-kawan Kristen
dan Katolik yang saat ini dipanas-panasi
hatinya untuk membenci RRT oleh sekumpulan
'domba allah' atau lebih tepat disebut sebagai
list buku-buku kristen di bawah ini, saya
persembahkan untuk kawan-kawan Kristen
dan Katolik yang saat ini dipanas-panasi
hatinya untuk membenci RRT oleh sekumpulan
'domba allah' atau lebih tepat disebut sebagai
agent politik Amerika di milis Budaya Tionghoa.
saya kira, salah satu keyakinan
saya tidak berkata bahwa saya hendak
mengubur Opa Kwee Thiam Tjing seakan-akan
beliau tidak pernah ada. bukan begitu.
saya sangat mendukung gerakan untuk
mengembalikan martabat para opa di masa
lalu. kalau bukan kita, maka siapa lagi
yang akan menghargai para kiprah dan
kebesaran para opa kita
Sdr. Tjamboek Berdoeri 28,
saya tidak tau siapa sebenarnya manusia yang
memakai nama kebesaran sesepuh masyarakat
Tionghoa yang bernama Kwee Thiam Tjing yang
berjuluk Tjamboek Berdoeri ini.
tetapi siapa pun saudara, harap belajar lebih
banyak lagi tentang karisma dan kebesaran ayahanda
Kwee
Tak dapat dipungkiri bahwa Jawa adalah suku dengan tenaga produktif
paling tinggi apabila dibandingkan dengan suku-suku lain di
Nusantara. Jawa dengan jumlah persentase 40% dari total suku-suku
Indonesia memiliki potensi terbesar sebagai tenaga gerak. Sehingga
tidak mengherankan pabila suku
berhentilah bermimpi kawan...
Sub-Rosa II
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, thangoubheng
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Atas nama kaum tempayan setengah penuh, yang selama ini selalu
pentang bacot mengeluarkan aroma busuk, sehingga mengganggu ABS
Heng, Dono Heng dan banyak lagi lainnya,
KAMIS, 21 MEI 1998
Oleh Kenken
Lengser keprabon-nya Pak Harto merupakan fenomena politik
terpenting di tahun 1998. Perubahan (terbatas atau sekecil apa pun)
terjadi. Indonesia memasuki tahapan baru kehidupan politik setelah
sekian lama berdiam dalam ruang monoton dan baku dibawah panji-panji
IDENTITAS POLITIK
Oleh: Kenken
Begitu panjang perjalanan Tionghoa untuk bebas dari prasangka.
Sebuah kisah tentang perjuangan tanpa tapal batas yang diketahui dan
tak mudah untuk diprediksi. Perjalanan yang penuh haru-biru dan lika-
liku, sebuah proses yang kadangkala membuat tubuh bergetar dan
Dear sahabatku Rinto Jiang,
Saya terima peringatan Bung Rinto atas argument tandingan
dan pembelaan saya terhadap Bung Karang Terjal yang diserang
terlebih dahulu oleh Sdr. Min Hui secara membabi-buta. Kalau
kemudian, argument saya itu dianggap sebagai defamation terhadap
Sdr. Min Hui thus
Bung Min Hui,
Saya tidak dapat menemukan penjelasan kalau bung Karang Terjal
mengaitkan INTI secara organisasi dengan keberpihakan bung Min Hui
terhadap istilah cina. Sudah jelas INTI secara organisasi
menggunakan istilah TIONGHOA. dan bung Karang Terjal pun tidak
mengatakan kalau INTI
@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of odeon_cafe
Sent: Thursday, March 16, 2006 10:15 AM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: apa yang dibawa Min Hui??
Bung Min Hui,
Saya tidak dapat menemukan penjelasan kalau bung Karang Terjal
mengaitkan
Pak Danardono yth,
Perilaku LPKB yang berlindung dibawah kekuasaan bedil Pak Harto
mampu menganulir berita, menghilangkan fakta dan memutar balik
kenyataan.
Sampai saat ini, dengan ditutupnya semua akses informasi publik, ada
berapa banyak pemuda Tionghoa generasi masa kini yang tau kalo
bisa menilai.
Salam,
Min Hui
-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of
odeon_cafe
Sent: Thursday, March 16, 2006 10:15 AM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: apa yang
Rinto, ternyata kamu juga berpendapat bahwa SBKRI itu tidak
diskriminatif.
Begini, saya hanya akan pake logika sederhana saja. Sampai saat ini,
saya mengetahui ada 3 aturan yang hendak membatalkan SBKRI.
1. Keputusan Menteri Kehakiman No. M D-HL.04.10 (1992)
2. Surat Menteri Kehakiman kepada
sampe kepengaruh provokator ini. maap
moderator, gua tahu nulis begini sebenarnya tidak boleh, tapi
musti
pigimana buat kasi tahu kalian semua.
Beny Husen Tanoto
(Tan Beng Hoat)
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, odeon_cafe odeon_cafe@
wrote:
Dear Ulysee yang baik
Pak Danardono benar,
Bahwa nasionalisme seseorang tidak dilandasi oleh latar
etnisitasnya. Sumbangsih seseorang untuk kemajuan bangsa dan negara
tidak didasari oleh faktor etnisitasnya. Sehingga yang paling
penting dilakukan adalah menciptakan ruang yang kondusif agar
potensi positif
Ulysee benar, bahwa baik asas ius sanguinis maupun ius soli adalah
netral. Begitu juga dengan stelsel pasif maupun aktif.
Tetapi permasalahannya adalah ketepatan asas dan sistem
kewarganegaraan yang dipakai dengan kondisi sosio-kultur-politic
negeri yang bersangkutan. Netralitas asas dan
Revisi sedikit:
Telah terjadi salah ketik di posting saya untuk ulysee.
Yang saya maksud adalah UU No. 62/1958 itu berasas ius sanguinis dan
stelsel aktif.
Jagi bukan seperti yang saya tulis sebelumnya yaitu :
Paling tidak, itulah pengalaman selama ini dengan menggunakan asas
ius sanguinis
Dear Ulysee yang baik,
Kamu adalah seorang pendukung SBKRI atas saran orang-orang Tnet.
Saya mau sharing dengan kamu masalah ini. Saya tidak tau mana yang
benar, tetapi tentunya sebagai seorang yang waras seperti kamu tentu
kamu memiliki landasan berpikir mengapa mengatakan SBKRI itu tidak
saya rasa tidak semudah itu rinto.
bagaimana dengan kasus walikota semarang
yang secara resmi memberlakukan SBKRI??
btw, kamu tau apa gak sih apa itu SBKRI??
jangan-jangan sama sekali gak tau juga nih.
Sub-Rosa II
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Rinto Jiang
[EMAIL PROTECTED]
Oom Chan,
Saya juga bingung dengan kebijakan kewarganegaraan yang diterapkan
oleh RI pasca UU No.3/1946 yang berasas ius soli dan stelsel passif.
Logikanya, apabila sebuah aturan lama dirasakan tidak akomodatif,
menimbulkan kekacauan maka aturan baru dibentuk.
Tetapi nyatanya, pemberlakuan
Bung Steve 75,
Indonesia sepenuhnya negeri milik kita. Tionghoa pun punya saham di
negeri ini. Banyak contoh partisipasi golongan Tionghoa dalam
kelahiran NKRI.
Contohnya, Angkatan Muda Tionghoa yang dipimpin oleh Siauw Giok
Tjhan dan Go Gien Tjwan ikut perjuangan 10 November di Surabaya.
Bung Bukhari saleh benar,
Untuk memperjuangkan perikehidupan golongan Tionghoa-Indonesia
mestinya tidak diartikulasikan dengan nada-nada emosi. Tetapi bung
Bukhari juga saya minta tidak terlalu membesar-besarkan ungkapan
seorang kawan sebagai salah satu bentuk `nada-nada emosi'.
Saya rasa,
SPLIT PERSONALITY
Oleh: Kenken
LIE TEK TJENG, seorang akademisi terkemuka di zaman Orde Baru, dalam
makalah Tentang Asimilasi (1967) yang disampaikan pada Seminar
Angkatan Darat 1966 menyatakan Â…orang Tionghoa yang setelah 1945
menjadi warga negara Indonesia dapat digambarkan sebagai penderita
Ya, bung JT benar bahwa sejak zaman orde baru
pun terdapat etnis Tionghoa yang menjadi
pegawai negeri. Dirjen agama budha yang pernah
dijabat oleh Dr. Krisnanda Wijayamukti yang
seorang etnis tionghoa adalah contoh tambahan
untuk membenarkan uraian bung JT. belum lagi
kalau menyebut anggota MPR
setau saya, jabatan menteri, anggota dewan
juga masuk PNS. sekalipun, saya setuju dengan
Min Hui bahwa jabatan menteri dan anggota
DPR itu jabatan politis bukan jabatan birokrasi
karir.
tetapi anggota DPR juga dapat pensiun dari negara.
dan menurut Bapak Trimedya Panjaitan (PDIP), kepada saya
Oh ya, satu lagi Min Hui.
Menteri-menteri itu tidak digaji oleh pemerintah. Karena mereka
masuk dalam jajaran eksekutif. Sehingga mereka adalah PEMERINTAH.
Menteri-menteri bahkan tidak digaji oleh presiden. Karena presiden
adalah kepala eksekutif. Presiden dan menteri digaji oleh NEGARA
dari
rekan2 di milis mempunyai kemampuan untuk
memberikan
penilaian sendiri2, persepsi yg mana dari kedua persepsi tsb yg
telah
terjadi ...
salam dirgahayu
rc
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, odeon_cafe odeon_cafe@
wrote:
saya rasa, ulysee harus belajar berdiskusi
@yahoogroups.com, odeon_cafe odeon_cafe@
wrote:
Rene Chen,
Saya hanya tidak bisa menemukan kesamaan antara `asimilasi' LPKB
dengan RBKP di Tiongkok. Agaknya, rene chen juga hendak
memperlebar
tema diskusi. Ujung-ujungnya bisa jadi debat kusir yang tidak
ada
sangkut-paut dengan esensi
saya rasa, ulysee harus belajar berdiskusi
yang benar. dalam artian tidak keluar dari
tematik diskusi.
contohnya, apa hubungan antara perilaku
antagonis Sindhunata LPKB dengan RBKP di
Tiongkok?? sebagai referensi pun keduannya
tidak bisa dihubung-hubungkan, secara ilmiah
tentunya. kalau secara
--- In [EMAIL PROTECTED], odeon_cafe
[EMAIL PROTECTED] wrote:
KEWARGA-NEGARAAN
Oleh: Kenken
Warga negara adalah salah satu komponen penting dalam sebuah negara
selain batas-batas wilayah, struktur pemerintahan, pengakuan
internasional dsb. Berbeda dengan status penduduk negara,
status warga
ada baiknya, kita semua (khususnya tangobeng)
menanggalkan pola-pola kesalahan berpikir (denkfout)
dalam menyingkirkan tudingan-tudingan ideologis
yang tidak perlu. demi untuk mencapai bonum commune
yang menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia dan
hak untuk mempertahankan heritage kultur dan
etnic
Salam Pak Thangoubheng in Wonderland
Maaf, saya tidak terlalu paham maksud anda. Saya Kenken dan hanya
punya satu email address yaitu Odeon_cafe. Saya belum setahun
bermain internet. Belum tahu banyak hal dan apa yang selama ini
terjadi di dunia cyber. Mungkin, anda salah orang. Kalau ada
--- In [EMAIL PROTECTED], odeon_cafe
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Dear friends,
Saat ini, saya sedang mengerjakan sebuah program wawacara ekslusif
dengan tema umum AKTIVIS SOSIAL-POLITIK TIONGHOA MUDA untuk sebuah
majalah Tionghoa. rencananya, tulisan ini akan terbit di edisi
April.
Tema
NASIONALISME
Oleh: Kenken
Bukankah kemerdekaan yang sempurna itu
adalah kemerdekaan negara dan bangsa?
Negara anda sudah merdeka.
Tetapi apakah bangsa anda juga sudah merdeka?
(Rendra)
Saat ini banyak pihak yang mulai meragukan nasionalisme dalam
diskursus publik, terutama dalam konteks
SEPUTAR MASALAH TIONGHOA
Golongan Tionghoa difungsikan sebagai sodetan arus gelombang
politik agar tidak membentur dan memecahkan waduk pertahanan
politik status quo. Begitulah kira-kira opini yang sempat
dilontarkan oleh Koko Dinata, salah seorang tokoh masyarakat
Tionghoa-Indonesia, dalam
INTEGRASI THE MELTING POT
Oleh : Kenken
Pramoedya Ananta Toer, penerima 17 penghargaan termasuk Ramon
Magsaysay Award dan nominator Nobel Prize for Literature, dalam
artikel pendek Rasialisme Anti-Tionghoa dan Percobaan Menjawabnya
(1999) menyarankan: giatkan penyebaran informasi yang
ROSA LOUISE McCAULEY PARKS
Oleh: Kenken
Perempuan yang dijuluki mother of the modern day civil rights
movement ini dilahirkan dengan nama Rosa Louise McCauley pada
tanggal 4 Februari 1913 di Tuskegee, Alabama. Bersuamikan Raymond
Parks yang memberinya nama Parks hingga ia dikenal dengan
nama
UNDANGAN DISKUSI SHARING
Forum diskusi SIAUW GIOK TJHAN mengundang saudara/i untuk menghadiri
diskusi dialogis:
Tema : Pribadi, Gagasan dan Kepemimpinan Siauw Giok Tjhan
Nara Sumber : Tan Swie Ling (ketua umum Himpunan Daya Sinergi
Indonesia)
Hari/tanggal : Sabtu, 12 November 2005
MULTIKULTURALISME dan MASALAH TIONGHOA
oleh: Kenken*
Di tengah-tengah arus perubahan dunia berakselerasi tinggi,
masyarakat Tionghoa menghadapi dilema-dilema yang bersifat
primordial seputar masalah eksistensinya sebagai salah satu suku
dalam ke-Bangsa-an Indonesia, posisinya sebagai warga negara
68 matches
Mail list logo