(Tulisan ini juga disajikan dalam website http://kontak.club.fr/index.htm )


Dirgahayulah  Hari Buruh 1 Mei !





Berlainan dengan yang sudah-sudah, sejumlah  indikasi menunjukkan bahwa Hari
Buruh 1 Mei kali ini akan dirayakan secara besar-besaran di banyak kota di
Indonesia, oleh berbagai kalangan dari gerakan buruh. Seiring dengan
perkembangan situasi politik, ekonomi dan sosial dewasa ini dapatlah
diperkirakan bahwa besarnya dan semaraknya perayaan di banyak kota akan
melebihi perayaan dalam tahun-tahun yang lalu. Dan dari
pernyataan-pernyataan yang sudah dikeluarkan untuk menyambut Hari Buruh  Mei
kali ini sudah  nampak bahwa perayaan 1 Mei yang akan datang ini juga
mempunyai isi politik yang  meningkat dan pesan moral yang meninggi.



Perkembangan yang dimanifestasikan oleh Hari Buruh 1 Mei yang akan datang
adalah sangat penting bagi banyak kalangan untuk menyaksikan tekad gerakan
buruh dalam menghadapi berbagai persoalan yang dihadapi rakyat Indonesia
dewasa ini, terutama krisis pangan, kenaikan harga bahan-bahan pokok rakyat,
dan perburuhan. Dalam pernyataan-pernyataan mengenai Hari Buruh 1 Mei ini
sudah disuarakan secara lantang perlawanan terhadap berbagai politik
pemerintah yang telah membikin sulitnya kehidupan rakyat, dan terlalu
menguntungkan kepentingan modal asing.



Antusiasme gerakan buruh Indonesia untuk bersama-sama menjadikan Hari Buruh
1 Mei sebagai kesempatan untuk memperlihatkan diri sebagai saluran aspirasi
rakyat banyak, dan juga sebagai pendorong terjadinya perubahan-perubahan,
adalah fenomena yang merupakan angin segar dalam kehidupan bangsa. Hal yang
demikian ini terasa lebih diperlukan dewasa ini, ketika partai-partai
politik dan DPR atau DPRD sudah makin merosot citranya dan kehilangan
kepercayaan rakyat banyak.



Sejalan dengan akan makin memburuknya situasi dalam tahun-tahun yang akan
datang (kesulitan pangan akan makin parah, harga-harga kebutuhan sehari-hari
akan membubung tinggi, pengangguran akan membengkak terus, kemiskinan akan
lebh meluas, dan korupsi dan kebejatan moral akan tetap merajalela), maka
peran gerakan buruh juga akan makin penting dan tugasnya pun makin besar,
untuk membela kepentingan rakyat. Karenanya, gerakan buruh di Indonesia
pasti akan tumbuh menjadi kekuatan perkasa  di kemudian hari yang merupakan
asset bangsa yang penting.



Berikut ini adalah contoh dari beberapa pernyataan untuk menyambut Hari
Buruh 1 Mei, yang mencerminkan luasnya wawasan yang  mereka jangkau :



Buruh dan Tani Peringati May Day di 23 Kota
Front Perjuangan Rakyat (FPR) akan melakukan aksi serempak di 23 kota
memperingati Hari Buruh se-Dunia (May Day) 2008 . Pesan yang diusung dalam
peringatan May Day 2008 ini adalah; “turunkan harga sembako, hapus
outsourcing, tolak sistem kerja kontrak, laksanakan reforma agrarian sejati,
dan sediakan lapangan pekerjaan dengan upah layak!”.



“ Krisis harga pangan yang kian mencekik kehidupan rakyat menjadi faktor
yang memersatukan gerakan rakyat. Dalam siaran persnya, FPR menyatakan bahwa
krisis kali ini merupakan akumulasi dari berbagai krisis ekonomi dunia
akibat keserakahan imperialisme. Spekulasi keuangan dan perdagangan
internasional yang menyeret naiknya harga minyak mentah serta berdampak pada
harga-harga pangan dunia memaksa rakyat bekerja lebih lama, dengan beban
yang lebih berat, namun hanya mendapatkan upah yang jauh lebih rendah.



Parahnya, kebijakan pemerintah SBY-Kalla justru memperburuk kehidupan rakyat
Indonesia. “Kebijakan-kebijakan SBY-Kalla telah menyebabkan kebangkrutan
ekonomi di Indonesia dan memaksa buruh-buruh bekerja dengan upah rendah dan
rawan PHK,” jelas Muhammad Ali dari Gabungan Serikat Buruh Independen.



Rahmat, dari Aliansi Gerakan Reforma Agraria (AGRA) menyatakan krisis juga
telah mengancam kedaulatan pangan rakyat. Kenaikan harga pangan saat ini
sesungguhnya merupakan beban yang sangat berat bagi buruh-tani dan tani
miskin. Bukannya mengamankan akses pangan rakyat, SBY malah mengekspor
beras. “Mereka adalah konsumen pangan dengan daya beli paling rendah”, jelas
Rahmat. Kaum tani Indonesia menuntut reforma agraria sejati dan perlindungan
terhadap produk-produk pertanian domestik.



Pengangguran  dan ekspor tenaga kerja


Menurut Front Perjuangan Rakyat, “bagi pemuda dan mahasiswa, krisis ini
tidak hanya telah melangitkan biaya pendidikan, melainkan juga telah
menyebabkan membanjirnya angka pengangguran usia produktif di Indonesia.
Semakin banyak anak-anak usia sekolah yang terlempar ke jalanan, bekerja di
sektor-sektor terburuk, yang mengancam keselamatan, kesehatan, pertumbuhan
fisik, dan perkembangan jiwa. “Sekolah gratis dan kuliah murah adalah
tuntutan kami,” tegas Shohib Anshary dari Front Mahasiswa Nasional.



Krisis juga telah menyebabkan negara kian bergantung pada ekspor tenaga
kerja dan pemaksaan migrasi. Pendapatan yang berlipat karena beban biaya
berlebih (overcharging) adalah modus utama dari rejim SBY-JK untuk
menyelamatkan kekuasaannya. Hal ini menyebabkan seratus persen buruh migrant
indonesia terjebak dalam beban biaya berlebih dan terpuruk dalam dilemma
perbudakan utang.



Enny Lestari dari Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia di Hong Kong menuntut
pemerintah untuk segera meratifikasi Konvensi PBB tentang Perlindungan hak
Buruh Migran dan Keluarganya serta menghapuskan seluruh biaya berlebih yang
dibebankan kepada buruh-buruh migrant Indonesia.



Persatuan Buruh dan Tani


“Krisis yang kian memburuk ini mendorong lahirnya persatuan di kalangan
rakyat. Rudi K. Dzaman, Koordinator  FPR menyatakan, “Pada May Day kali ini
kami mengajak seluruh rakyat untuk memperingati Hari Buruh se-Dunia dengan
persatuan Buruh dan kaum Tani melawan rejim anti-rakyat SBY-Kalla”.



FPR yang merupakan gabungan dari berbagai organisasi rakyat dalam skala
nasional, seperti Gabungan Serikat Buruh Independen (GSBI), Aliansi Gerakan
Reforma Agraria (AGRA), Front Mahasiswa Nasional (FMN), Sarekat Hijau
Indonesia (SHI), Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia, Migrant Care, GMNK,
Hikmabudhi, SB-API, OPSI, GRI, Forum Buruh Cengkareng, dan
organisasi-organisasi massa dan organisasi-organisasi non-pemerintah
lainnya.



Selain di Jakarta, kota-kota penting di Indonesia yang melaksanakan aksi
dalam koordinasi FPR adalah Bandung, Medan, Surabaya, Makasar, Jambi,
Palembang, lampung, Jokja, Garut, Purwokerto, Wonosobo, Malang, Jombang,
Denpasar, Mataram, Lombok timur, Pontianak, palu, Donggala, Kendari,
Bulukumba, Banjarmasin Selain 23 kota di Indonesia FPR juga menggelar aksi
yang bersamaan di Macau dan Hongkong. Dalam peringatan hari buruh se-dunia,
FPR mengajak seluruh elemen masyarakat sipil untuk terlibat dalam peringatan
hari buruh se-dunia 2008.



Pesan Perhimpunan Rakyat Pekerja


Sedangkan menurut Perhimpunan Rakyat Pekerja (PRP), “gerakan reformasi yang
ditandai dengan jatuhnya rezim Orde Baru Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998
sudah akan berusia 10 tahun. Reformasi, pernah memunculkan harapan-harapan
baru akan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia. Namun kesejahteraan yang
telah diimpikan oleh rakyat Indonesia semenjak reformasi, sampai saat ini
tidak kunjung datang. Kehidupan rakyat Indonesia semakin terpuruk dengan
naiknya harga-harga kebutuhan pokok, pengangguran yang semakin tinggi, upah
murah, mahalnya biaya pendidikan, mahalnya biaya pelayanan kesehatan dan
permasalahan lainnya yang semakin mencekik rakyat Indonesia.



“Keterpurukan atas kehidupan rakyat Indonesia tentu saja tidak bisa
dilepaskan dari berbagai kebijakan yang dimunculkan para penguasa, baik di
pemerintahan maupun parlemen. Penguasa yang dipilih oleh rakyat Indonesia
melalui Pemilu, justru tidak pernah melindungi rakyat yang telah memandatkan
nasibnya sejak masa kampanye.



Nyaris seluruh kebijakan dalam 10 tahun ini, hanya mencerminkan nafsu
kepentingan para pemilik modal asing maupun domestik. Karena jelas, sebagian
besar pemimpin di Indonesia berasal dari kalangan pemilik modal. Lihat saja,
siapa yang gembira dengan program privatisasi di perusahaan-perusahaan
negara BUMN) dan dunia pendidikan, peraturan mengenai ketenagakerjaan yang
menghasilkan sistem kerja kontrak dan outsourcing serta upah murah dan lain
sebagainya.



Penjajahan baru oleh neo-kolonialisme



Menurut PRP “Kekuasaan negara selama 10 tahun ini, telah berhasil
mengantarkan rakyat Indonesia ke dalam alam penjajahan gaya baru --
Neokolonialisme. Sementara segala janji-janji yang  dikampanyekan pada saat
Pemilu tidak pernah terbukti dan hanyalah omong kosong. Maka sudah saatnya
rakyat Indonesia tidak mempercayai kembali orang-orang dan partai politik
yang saat ini berkuasa dan mendapatkan kursi di parlemen.



“Karena dari seluruh partai politik yang memiliki kursi di parlemen,
ternyata tak satu pun yang berhasil membuktikan mampu membela kondisi peri
kehidupan rakyat Indonesia..Sudah saatnya rakyat Indonesia mengambilalih
kekuasaan yang selama ini rakyat percayakan dan TIDAK menggantungkan lagi
harapan dan nasib kita selama 5-6 tahun ke depan pada orang-orang dan partai
politik seperti ini..



Terkait dengan mandat reformasi 10 tahun lalu yang berlandaskan pada
semangat perubahan untuk kedaulatan dan kebebasan, maka Rakyat Indonesia
sudah harus mencari alternatif solusi dari segala permasalahan akibat krisis
dan kegagalan pembangunan kapitalisme selama ini dan mencari jalan keluarnya
untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan rakyat.



“Gagasan politik Keadilan Sosial atau Sosialisme merupakan sebuah alternatif
yang harus diperjuangkan oleh rakyat Indonesia. Dalam gagasan sosialisme,
rakyat pekerja dilindungi dari ganasnya eksploitasi sistem kerja kontrak dan
outsorcing di dunia ketenagakerjaan. Dengan sosialisme, maka pendidikan
harus gratis, ilmiah dan demokratis. Dengan sosialisme maka keserakahan
pasar bebas tidak lagi berkuasa mutlak menentukan kenaikan harga-harga
kebutuhan pokok rakyat. Dengan sosialisme, tidak boleh ada lagi upah
buruh/pekerja yang murah. Gagasan politik sosialisme adalah amanat
penderitaan rakyat.



Sosialisme untuk kesejahteraan rakyat



Menurut Perhimpunan Rakyat Pekerja, untuk memperjuangkan sosialisme
dibutuhkan perjuangan dan kesadaran, maka tentunya dibutuhkan sebuah
persatuan gerakan rakyat yang besar. Dengan kesadaran dari seluruh rakyat
Indonesia untuk memperjuangkan nasibnya demi mencapai kesejahteraan, maka
hal tersebut bukanlah sesuatu yang tidak mungkin. Sebagai awalan, 1 Mei yang
merupakan hari buruh internasional dapat menjadi suatu ajang konsolidasi dan
memperlihatkan kekuatan rakyat yang besar dan terorganisir kepada para
penguasa yang hanya mementingkan kepentingan para pemilik modal.



Maka dari itu, kami dari Perhimpunan Rakyat Pekerja (PRP) menyatakan sikap:



    1. Kepada seluruh rakyat Indonesia untuk menyatukan dan

merapatkan dirinya ke dalam barisan massa aksi 1 MEI (MAYDAY) yang

dipimpin kawan-kawan buruh yang sudah bertekad akan mengepung

istana..

    2. Kepada seluruh rakyat Indonesia untuk menjadikan momentum

yang terjadi di bulan Mei (mulai tanggal 1 Mei sampai tanggal 21

Mei) sebagai agenda persatuan perjuangan rakyat Indonesia. Mari

kawan, kita tegaskan gerakan Reformasi untuk perubahan yang sejati belum

selesai!.

    3. Kepada seluruh rakyat Indonesia untuk tidak mempercayai

penguasa dan pemimpin saat ini yang berkuasa, baik di pemerintahan

dan parlemen. Jangan gunakan hak suara dalam PEMILU 2009, bila

hanya untuk memperkuat kekuasaan negara yang justru lebih memilih

menjual diri pada modal asing dan tak pernah memenuhi kewajibannya untuk

menjamin perlindungan sosial dan mensejahterakan rakyat Indonesia.

    4. Alternatif dari seluruh permasalahan rakyat dan bangsa

Indonesia saat ini adalah dengan mengusung keadilan sosial atau

SOSIALISME, dimana rakyat dapat mencapai kesejahteraan dan

kemerdekaan yang sejati dan tidak ditindas oleh kepentingan modal.

Demikian isi seruan Perhimpunan Rakyat Pekerja (PRP).



Catatan tambahan : tulisan ini merupakan lanjutan dari bahan renungan
“Pentingnya gerakan buruh bagi bangsa kita” yang disiarkan pada tanggal 13
April 2008



Paris , 26 April 2008



  1.. Umar Said








No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.5/1398 - Release Date: 25/04/2008
14:31

Kirim email ke