============ ========= ========= ========= ========= = 
THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDN_Center] 
Seri : "Membangun spirit, demokrasi, konservasi sumber daya, 
           nasionalisme, kebangsaan dan pluralisme Indonesia."  
============ ========= ========= ========= ========= = 
[Spiritualism, Nationalism, Resources, Democration & Pluralism Indonesia 
Quotient] 
Menyambut TAHUN BARU 2010 dengan semangat baru bagi produktifitas. 
"Belajar menyelamatkan sumberdaya negara untuk kebaikan rakyat Indonesia." 
Memacu Industri Strategis
Senin, 11 Januari 2010 | 02:52 WIB
Oleh : Cyrillus Harinowo Hadiwerdoyo 
Kesibukan kerja PT PAL sangat tinggi pada saat saya berkunjung ke perusahaan 
tersebut. Galangan kapal yang besar sedang mengerjakan dua kapal: satu kapal 
kargo berukuran 50.000 ton pesanan perusahaan pelayaran Jerman dan satu lagi 
kapal tanker bahan kimia pesanan perusahaan Italia yang berbobot mati 24.500 
ton. Sebelumnya, beberapa kapal dengan ukuran besar itu sudah diselesaikan dan 
diserahkan kepada pemesan dari Jerman, Turki, dan Italia.
Di dok lainnya sedang dibuat landing platform dock yang kedua pesanan dari 
Kementerian Pertahanan. Pesanan itu sebetulnya terdiri atas empat kapal dan 
dilakukan oleh Dae Sun Shipyard, Korea, yang dibiayai fasilitas kredit ekspor 
dari lembaga keuangan di Korea. Dae Sun kemudian meminta PT PAL mengerjakan dua 
kapal, satu sudah diserahterimakan kepada Purnomo Yusgiantoro, Menteri 
Pertahanan, pada awal Desember 2009.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai juga memesan tiga kapal patroli cepat dengan 
bahan aluminium yang pada saat kunjungan itu satu sudah diselesaikan dan dua 
sedang mengejar tenggat yang ditetapkan. Sementara itu, beberapa kapal perang 
juga sedang diperbaiki di galangan kapal mereka.
Bangkitnya PT PAL kebetulan sekali juga bersamaan dengan bangkitnya kembali PT 
Dirgantara Indonesia (PT DI) yang mengalami metamorfosis dari PT IPTN 
sebelumnya. Pemerintah Korea baru saja memesan pesawat CN 235-110 MPA, kapal 
patroli laut yang memang dibuat perusahaan tersebut. Sementara itu, Kementerian 
Pertahanan Indonesia juga baru saja memesan tiga pesawat CN 2354-220 MPA untuk 
menggantikan pesawat Nomad. Pesanan ini menambah panjang daftar pesanan. 
Sebelumnya, PT DI menerima pesanan helikopter Bell 412 SP dari TNI dan Basarnas.
Dengan kebangkitan kembali industri dirgantara Indonesia tersebut, rencana yang 
dikembangkan sepuluh tahun yang lalu bukan tidak mungkin akan diangkat kembali. 
PT DI sudah membangun beberapa pesawat N-250 buatan Indonesia. Malah, 
penerbangan percobaan sudah pula dilakukan oleh perusahaan tersebut. Terakhir 
bahkan sudah pula dikembangkan pesawat jet N-2130 yang dulu menuai banyak 
perdebatan. Sayang, berbagai rencana itu terkubur oleh krisis moneter tahun 
1998.
Yang menarik, PT Pindad juga unjuk gigi dengan kemampuannya mengembangkan 
kendaraan panser (armored personnel carrier) dengan kualitas yang tidak kalah 
dari Perancis.
Strategi memacu industri strategis
Kemampuan teknologi berbagai industri strategis itu sungguh tidak perlu 
dipertanyakan lagi. PT PAL bahkan mungkin merupakan galangan kapal terbesar di 
Asia Tenggara saat ini.
Dalam pemenuhan alat utama sistem persenjataan, PT PAL juga memiliki kemampuan 
membangun kapal kawal rudal dan korvet (kelas sigma). Dengan teknologi yang 
telah mereka kuasai dalam membangun kapal 50.000 ton (Star 50), mereka juga 
memiliki kemampuan membangun kapal induk helikopter yang mampu mengangkut 16 
helikopter.
Sementara itu, kemampuan yang dimiliki PT DI sebetulnya juga langka untuk 
ukuran ASEAN. Ini menempatkan PT DI memiliki kemampuan seperti Embraer, 
perusahaan pesawat terbang dari Brasil yang produknya sangat banyak dipakai 
oleh perusahaan penerbangan Amerika Serikat. Sementara kemampuan baru yang 
dimiliki PT Pindad sangat mungkin dikembangkan lebih lanjut untuk pembuatan 
tank misalnya sehingga kebutuhan akan alutsista TNI bisa sebagian dipenuhi dari 
dalam negeri.
Apa yang bisa kita lakukan untuk lebih mendorong industri strategis tersebut? 
Yang terpenting adalah berbagai perusahaan itu harus mampu hidup secara 
komersial sebagaimana perusahaan lainnya. Sebagaimana PT PAL yang mampu 
mengerjakan dua kapal LPD dengan harga yang sangat kompetitif, serta masuknya 
pesanan kapal lainnya dari Jerman, Italia, Turki, dan negara lain karena harga 
yang bersaing, persyaratan ini harus dikembangkan dan dimiliki industri 
strategis lainnya.
Pemerintah perlu memiliki keberpihakan untuk mendorong industri strategis 
tersebut. Secara finansial, keuangan pemerintah kita mampu mendorong industri 
tersebut. PT PAL, misalnya, dengan suntikan modal beberapa ratus miliar rupiah 
saja akan membuat perusahaan tersebut semakin bankable. Demikian juga dengan PT 
DI. Dengan kemampuan teknologi yang mereka miliki, restrukturisasi perusahaan 
tersebut akan memungkinkan PT DI menjadi lebih mampu secara komersial sehingga 
layak untuk didorong lebih lanjut.
Sementara itu, kepercayaan yang ditunjukkan Jerman, Italia, Korea Selatan, 
Turki, dan negara lain atas berbagai produk perusahaan itu mestinya membuat 
kita semakin yakin untuk memanfaatkan industri strategis kita untuk berbagai 
keperluan.
Pemerintah juga bisa mengembangkan program pembiayaan perbankan yang dijamin 
sepenuhnya oleh pemerintah sebagaimana fasilitas kredit ekspor dengan negara 
lain selama ini.
Berbagai hal tersebut akan memungkinkan industri strategis kita berkembang 
secara sehat dan mampu bersaing dalam percaturan global. [Cyrillus Harinowo 
Hadiwerdoyo Pemerhati Ekonomi, Kompas, 11/1/10]
-------- 
Negara dengan segala sumber daya yang mendukungnya; manusia, alam, lembaga 
negara, instansi, badan usaha, dan sebagainya kiranya terus berusaha keras 
memacu kebijakan, kinerja dan produktifitasnya di berbagai lini. 
Periode lima (5) tahun bukanlah waktu yang lama untuk membangun bangsa, apalagi 
waktu 100 hari pertama kerja menteri kabinet yang tidak terasa hampir terlewati.
Jangan lakukan lagi tindakan-tindakan yang melukai hati rakyat, seperti 
korupsi, manipulasi, penyalahgunaan wewenang, salah kebijakan atau mal 
keputusan dan sebagainya. Tetapi tunjukkan bahwa seluruh aparat Negara selalu 
menjadi motor pemberantasan korupsi, dan menjadi teladan di setiap kebijakan 
instansinya. Karena dari tindakan dan teladan itulah akan menyemai dan menanam 
moral kepada tiap generasi, sekaligus akan menjadi penentu maju tidaknya 
generasi bangsa Indonesia di masa depan. 
Jadi sebaiknya jangan coba-coba lagi dan jangan main-main lagi.

 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
  
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm] 
Sedia Bibit Ikan Patin 




 
SONETA INDONESIA <www.soneta.org>
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


      

Kirim email ke