Darwinis Eropa Dilanda Panik

http://www.hidayatullah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=7686:da\
rwinis-eropa-dilanda-panik&catid=89:teori-evolusi-menanti-ajal

Tuesday, 07 October 2008 03:29


Runtuhnya `berhala Darwinisme' akibat Atlas Penciptaan membuat Eropa
panik. Mereka pun melancarkan serangan balasan. Perang pemikiran
dahsyat pun detik ini tengah berkecamuk


Hidayatullah.com--Di seantero Eropa dan Amerika Serikat serangan
tiba-tiba ribuan buku Atlas Penciptaan karya Harun Yahya, yang
membongkar kebohongan teori evolusi yang merupakan akidah ateisme dan
materialisme, terjadi satu-dua tahun lalu. Meskipun begitu, hingga
kini dampak kejiwaan dan kepanikannya masih terasa. Harun Yahya, tokoh
pegiat Penciptaan asal Turki itu pun menjadi buah bibir media massa
terkemuka Eropa hingga saat ini.

Sebut saja Der Spiegel, majalah kondang asal Jerman, baru-baru ini
menerbitkan wawancara dengan Harun Yahya berjudul "Alle Terroristen
sind Darwinisten" (Semua teroris adalah darwinis). Di Spiegel Online
22 September 2008 itu (www.spiegel.de), Harun Yahya berbincang di
antaranya tentang kaitan Darwinisme dan ideologi teroris, kebohongan
teori evolusi, serta perancangan cerdas.

Lonceng kematian Darwinisme

Di wawancara itu, wartawan Der Spiegel bertanya kepada Harun Yahya
apakah tahun depan ia akan turut merayakan hari kelahiran ke-200
Charles Darwin dan peringatan ulang tahun ke-150 penerbitan bukunya
"The Origin of Spesies". Jawab Harun Yahya: "Itu akan menjadi perayaan
keruntuhan Darwinisme. Orang akan heran, bagaimana orang di seluruh
dunia bisa mempercayai Darwinisme, bagaimana mereka bertahun-tahun
telah termakan oleh kebohongan. Bagaimana ratusan, ribuan universitas
dan profesor telah disesatkan..."

"En Belgique, le combat contre le créationnisme s'organise" (Serangan
balik melawan paham Penciptaan sedang diorganisir di Belgia), demikian
judul harian terkemuka Prancis, Le Monde, 7 Februari 2008. Laporan ini
merupakan cermin kegalauan evolusionis menghadapi tersebarnya keimanan
pada penciptaan di negeri itu, dan ditinggalkannya ateisme berkedok
teori evolusi.

Dilaporkan di artikel itu, para pakar dari sejumlah besar universitas
menandatangani pernyataan bersama di penghujung tahun 2007. Pernyataan
bersama ini menyuarakan ancaman tersebarnya pemikiran penciptaan
menyusul penyebarluasan berjumlah besar buku Atlas Penciptaan, yang
menolak teori evolusi Darwin, secara gratis ke sekolah-sekolah dan
universitas-universitas khususnya. Sebuah wawancara di VRT menyingkap
bahwa siswa Muslim secara khusus semakin lantang menentang guru-guru
biologi berkenaan dengan teori asal-usul spesies.

Berbagai program dirancang evolusionis untuk mengembalikan keyakinan
masyarakat kepada teori evolusi, terutama di hari lahir ke-200 Charles
Darwin nanti. Upaya-upaya seperti ini adalah isyarat utama kekalahan
teori evolusi.

Prancis belum pulih

Sedemikian besarnya dampak Atlas Penciptaan, sampai-sampai majalah
terkenal Perancis Science Et Vie (Ilmu Pengetahuan dan Kehidupan)
Desember 2007 mengkhususkan sembilan halaman guna mengulas Atlas
Penciptaan-nya Harun Yahya dan dampaknya terhadap dunia, terutama
Perancis. Majalah tersebut dengan jelas menyingkap kekalahan teori
evolusi dan dampak kejiwaannya yang mengguncang evolusionis.

Di ulasan majalah itu, Adeline Lecot, profesor ilmu hayati dan ilmu
bumi di sebuah perguruan tinggi di Paris, memaparkan pandangannya
tentang dampak Atlas Penciptaan terhadap teori evolusi. Dia berkata:
"... Penolakan jauh lebih tajam dibanding sebelumnya. Saya mendapati 5
orang penentang evolusi di kelas saya. Sebagian adalah mahasiswa
unggul. Mereka menguatkan jawaban-jawaban mereka dengan jauh lebih
berani, merujuk pada pembuktian-pembuktian yang dikemukakan Harun
Yahya, yang mereka temukan di internet."

Hal serupa dilontarkan Annie Mamecier, pejabat penilik umum Kementrian
Pendidikan dan pejabat tinggi di Departemen Ilmu Hayati dan Ilmu Bumi:
"Beberapa hal kadangkala terjadi di mana siswa tingkat atas menulis
jawaban atas pertanyaan ujian tentang teori evolusi sebagaimana yang
telah diajarkan di sekolah, tapi juga menulis bahwa mereka tidak
sependapat dengan teori evolusi,"

"Di kelas, para siswa membuat presentasi tentang bahasan evolusi
menurut hasil buah pikir, lingkungan budaya-masyarakat dan keyakinan
agama mereka sendiri, dan jarang menurut isi bahasan yang diajarkan
kepada mereka", ujar Corinne Fortin, profesor ilmu hayati dan
pengarang tesis tentang pengajaran teori evolusi.

Demikianlah, ilmu pengetahuan itu sendiri telah menggagalkan jebakan
mereka yang menginginkan orang kembali kepada ideologi-ideologi gelap
ateis materialis warisan dua abad lampau melalui penipuan "Abad
Pencerahan" yang bernama teori evolusi. Setiap kemajuan ilmiah selama
150 tahun terakhir telah membantah pernyataan-pernyataan yang
dikemukakan dalam lingkungan keterbelakangan ilmu pengetahuan masa Darwin.

Tembok pertahanan runtuh

Banyak ilmuwan sekarang mengakui ketidakabsahan teori evolusi,
sehingga mereka pun lalu berpaling kepada mengimani Allah setelah
menyaksikan bukti-bukti penciptaan, khususnya melalui Atlas Penciptaan
(http://harunyahya.com/indo/buku/atlas/atlas_01.html).

Di sisi lain ini pertanda jebolnya tembok pertahanan yang melindungi
dusta teori evolusi, sebagaimana diakui oleh majalah Science Et Vie itu:

"En France, aucune chance qu'émergent pareilles ... [oeuvres]
pensait-on. Rien à craindre d'un tel révisionnisme. L'héritage des
Lumières et une longue tradition laïque n'étaient-ils pas le plus
solide des barrages ? Las !"

(Kita berpikir mustahil karya seperti itu muncul di Perancis. Tidak
perlu ada ketakutan terhadap perubahan pemikiran mendasar seperti itu;
Bukankah warisan abad Pencerahan dan tradisi sekuler lama adalah
tembok bendungan yang merupakan pertahanan terkuat kita? Sayangnya,
tidak!).

[wwn/ScienceEtVie/DerSpiegel/www.hidayatullah.com]

http://www.hidayatullah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=7686:da\
rwinis-eropa-dilanda-panik&catid=89:teori-evolusi-menanti-ajal


Kirim email ke