Malaikat Menjelajah (Roaming)
Khutbat al-Jumuah 21 Maret 2007
Masjid al-Iman, Oakland, California
Mawlana Shaykh Muhammad Hisham Kabbani
www.mevlanasufi.blogspot.com
 
 
Alhamdulillah alladhee hadana li-hadha wa ma kunna
li-nahtadee law la an hadana-Allah.
 
Wahai orang-orang beriman, Allah Swt telah memberi
kita karunia dengan bimbingan. Dia memberi kita
karunia dengan kecerdasan. Dia mengaruniai kita otak.
Dia mengaruniai kita sebuah tubuh yang dapat melihat
dan mendengar. Dia mengaruniai kita semua kasih-Nya.
Dia menghormati kita dan Dia memberi kita karunia
serta Dia mengirimkan kepada kita manusia yang
sempurna, Sayyidina Muhammad Salallahu alayhi wasalam
dengan pesan Islam. Pesan pertanggungjawaban. Pesan
yang membuat batasan dari apa yang dapat kau lakukan
dan apa yang tidak boleh kau lakukan. Pesan yang
menyelamatkanmu agar mempunyai kehidupan yang baik
dalam hidup didunia ini dan di Akhirat.
 
Dia mengutus beliau saw dibulan Rabi ul-Awwal, bulan
yang Barakah; bulan yang berkah. Disebut Rabi dalam
bahasa Arab, meskipun kau tahu pada penanggalan Arab
berbeda adanya. Waktu berubah pada penanggalan
matahari. Ramadhan dapat terjadi dimusim panas, di
musim semi, dimusim gugur atau dimusim dingin
–kapanpun dan bulan berubah. Pada penanggalan matahari
kita tahu musim semi adalah musim semi, itu tidak
berubah.

Bagaimanapun, pada penanggalan matahari itu berubah.
Bulan yang sama tidak selalu pada musim semi atau
musim dingin atau musim gugur. Allah (swt) telah
memastikan bahwa Dia membuat Nabi-Nya (saw) lahir
dibulan Rabi, yang artinya musim semi dalam bahasa
Arab. Itu ketika segala sesuatu bermekaran,
bunga-bunga tumbuh lebih tinggi dan lebih tinggi
memberikan wangi semerbak dan segala sesuatu kembali
memberi kehidupan setelah musim dingin. Segala sesuatu
yang telah mati dan dimusim semi segala sesuatu hidup.
 
Pada zaman jahiliyyah, sang Nabi Salallahu alayhi
wasalam datang ke sebuah gurun dimana segala
sesuatunya mati; disana tidak ada tata karma, tidak
ada batasan-batasan, dan tidak ada hukum-hukum. Segala
sesuatu seperti sebuah hutan rimba: yang terkuat dapat
hidup dan yang terlemah dapat mati dan selalu cara itu
yang diperlihatkan bahwa kaum laki-laki kuat dan kaum
wanita lemah. Saat seseorang mempunyai seorang anak
perempuan mereka biasa membunuhnya dan segera
menguburnya setelah dia dilahirkan. Sang Nabi Muhammad
Salallahu alayhi wasalam datang dan menghentikan semua
kejahiliyahan tersebut: "Ini musim semi, kau tidak
bisa membunuh." 
 
Sang Nabi (saw) men-set nilai-nilai untuk semuanya.
Kini kita hidup di abad 21 dan masih melupakan
nilai-nilai kita. Kita lupa apa yang Allah (swt)
kehendaki untuk kita rasakan dalam kehidupan ini:
mencintai-Nya dan mencintai manusia dan cinta
mengingat-Nya dalam tiap kesempatan dalam kehidupan
kita.
 
Hari ini, kita tidak mengingat kecuali pada hari
Jum'at, dimana saat solat Jumat sebagian orang datang
dan sebagian lagi tidak datang; sebagian mungkin
shalat dan sebagian lagi tidak; tidak ada
prinsip-prinsip, tidak ada nilai-nilai dan sebagian
besar mengejar hasrat-hasrat liar mereka. Tidak
seorang pun mempunyai hasrat bersama batasan-batasan
dan hukum-hukumnya yang telah Allah (swt) tetapkan.
Semua orang bertingkah laku berdasarkan pemikirannya
sendiri. Allah (swt) tidak menciptakan manusia untuk
menghukumnya Dia menciptakan kita untuk menyelamatkan
kita. 
 
Salah satunya pertolongan Allah adalah pada bulan
Kelahiran Nabi saw, 12 Rabi ul-Awwal tahun ini jatuh
pada tanggal 30 atau 31 Maret, saat bunga-bunga
bermekaran dimusim semi. Dengan banyak mengingat hari
kelahiran atau Mawlid Nabi Muhammad saw, itu dan
merayakannya diseluruh dunia. Sebagian manusia sepakat
dengan perayaan Mawlid Nabi saw dan sebagian lagi
tidak. Kita tidak akan mendiskusikan hal itu sekarang.
Kita sepakat dengan itu. Kita tidak akan mendiskusikan
mengapa itu terjadi sekarang.
 
Saya ingin mendiskusikan isu bahwa Allah (swt) ingin
menyelamatkan kita dan Allah (swt) mengutus sang Nabi
(saw) sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta,
rahmatan lil-'alamiin, bukan sebagai sebuah rahmat
kepada kelompok ini atau kelompok itu. 
 
Semua orang tahu bahwa kau tidak bisa menjadi seorang
Muslim jika kau tidak percaya kepada Nabi Isa as
(Yesus as) dan kau tidak bisa menjadi Muslim jika kau
tidak percaya kepada Nabi Musa as. Allah (swt) ingin
menyelamatkan kita dengan berbagai cara dan salah satu
cara adalah dengan mengingat-Nya. 
 
Saya akan menyebutkan satu dari hadits yang ada dalam
Bukhari, karena mereka menerima apa yang tertera dalam
Bukhari. Jika tidak, lalu mereka tidak menerima
apapun, seakan-akan mereka adalah ulama-ulama besar.
Otak mereka sudah dicuci bahwa jika ada dalam Bukhari,
maka hal itu dapat diterima. Dan jika tidak ada
didalamnya maka diragukan. Ada 10 orang ulama seperti
Imam Bukhari. Mereka juga hanya mengumpulkan 4.000
hadits dalam al-Jami' as-Sahih, lebih dari ratusan
ribu hadits yang telah diterima. Dalam hal ini, kita
tidak akan menelaah hal ini tapi hadist ini dari
Bukhari dan ini hadits Qudsi; sang Nabi (saw)
menceritakan sesuatu yang telah Allah (swt) ceritakan
kepadanya melalui Jibril as. Ini berbeda dari hadits
yang dia sebutkan semasa hidupnya dari ajaran diri
beliau sendiri. 
 
Abu Hurayrah ra berkata bahwa Nabi Muhammad Salallahu
alayhi wasalam pernah berkata, "inna lillahi malaikati
yaltamisuna feet-turuk. Yatufuuna": mereka para
malaikat roaming/menjelajah, seperti telponmu saat
ini. Jadi, jika seseorang ingin tahu keberadaanmu,
mereka mengecek hp telponmu atau mereka mengecek kartu
kreditmu, dan mereka akan mengetahui apakah kau ada di
Italia atau di Jepang. Jika manusia mempunyai itu,
apakah Allah tidak? Sang Nabi (saw) menyebutkan hal
tersebut 14.000 tahun yang lalu dan itu sebuah
prediksi kalau teknologi akan ada dimasa mendatang.
 
"Inna lillahi malaikatan yatufoona feet-turuqaat."  
"Mereka tidak berkeliaran dijalan-jalan. " 
Mereka melakukan thawaf: itu artinya dari tingkat yang
lebih tinggi. Beliau tidak mengatakan yamshun," tapi
berkata "yatufuun." Kita tahu bahwa para malaikat itu
adalah ruh: jiwa dalam sebuh tubuh fisik –tubuh
surgawi. Ini energi. Ini energi surgawi yang Allah
(swt) letakkan pada setiap manusia - Allah (swt)
meletakkannya pada tiap sel tubuh manusia sehingga
membuat tubuh bergerak. Allah (swt) bersabda, "Ada
para malaikat yang berkeliling. " Kini manusia membuat
telpon yang bisa roaming. Bagaimana –melalui energi,
melalui panjang gelombang elektromagnetik. 

Mereka berkeliling/ menjelajah. Sang Nabi (saw)
mengatakannya 1.400 tahun yang lalu bahwa itu ada.
Apakah yang mereka cari? Kini semua orang mempunyai
sebuah nada sambung berbeda pada telpon selularnya.
Nada, nada musikal yang sebagian orang download dari
internet: bunyi lantunan Qur'an atau nasyiid atau
memuji sang Nabi (saw).  Atau bahkan nada musikal yang
berbeda lainnya. Jadi artinya kau selalu suka
mendengar nada yang enak didengar ketika kau ditelpon.
Nada itu adalah yang suka kau dengar bukan kekuatan
jahat atau bom atau binatang-binatang liar dihutan
yang suka kau dengar.
 
Jadi, saat Allah (swt) berusaha menghubungimu melalui
para malaikat-Nya, jenis suara apa yang suka Dia
dengarkan darimu? Yaltamisoona ahl adh-dhikr: mereka
yang mempunyai nada-nada surgawi. Seorang yang
mencintai dan kerendahan hati dan mereka yang
menghormati orang lain, mereka yang menghormati adalah
mereka yang selalu gembira dan menikmati dan selalu
mengingat Tuhan mereka dan memuji-Nya dalam
pertemuan-pertemuan dzikrullah. Kau dapat mengingat
Qur'an Suci, hanya dengan duduk dan membacanya
bersama-sama. Mengingat hadist suci, duduk dan
membacanya bersama-sama. Itulah hadits Bukhari, ini
bukan bid'ah. Hadits itu dari Bukhari dan mereka suka
mendengar ucapan itu.
 
Kita tidak melihat ini lagi dalam masjid-masjid. Kita
biasa ke Moroko, ke Malaysia, ke Indonesia. Saya biasa
bepergiaan dan melihat mereka memuji sang Nabi (saw)
sebelum shalat jum'at, dan/atau setelahnya. Ini karena
Islam datang ke negara ini melalui orang-orang yang
sangat kolot dalam pandangan-pandangan mereka tapi
Alhamdulillah selama kita hidup damai. 
 
Jadi, ketika mereka menemukan orang-orang yang
mengingat Tuhan mereka, mereka saling menyapa halumooo
ila hajatikum. Mari kita bergabung dengan mereka. Apa
hal yang lebih baik kau inginkan daripada para
malaikat yang bergabung denganmu tatkala kau berada
dalam sebuah majelis dzikr?
 
Jadi mereka haffa. Haffa mempunyai sebuah makna dalam
bahasa Arab: "mereka datang disekeliling mereka" atau
makna lainnya adalah "mereka menggosokmu. " Mereka
disekelilingmu denganmu dalam lingkaran-lingkaran . 
Kau beruntung bila mereka menggosokmu. Jika malaikat
menggosokmu dengan sayap mereka maka kau beruntung.
Sebagian orang berkata, "Oh, jangan katakan malaikat
punya sayap." Sang Nabi (saw) pernah berkata kalau
para malaikat mempunyai sayap; dalam Shahih Bukhari
dikatakan "para malaikat mempunyai sayap." Al Qur'an
Suci mengatakan bahwa para malaikat mempunyai sayap. 

Mereka melakukan thawaf  hingga naik ke langit dan
mereka yang dibagian atas, seperti sebuah piramid.
Mereka berkata, "Tidak ada hierarki dalam Islam." Ya,
ada sebuah hierarki dalam Islam dan tidak seorangpun
dapat menjadi seorang hakim atau mufti.
 
Jadi, Allah Yanag Maha TInggi bertanya, "Apa yang
diucapkan oleh para hamba-Ku?" Segera pesan turun ke
bawah. Allah (swt) lebih mengetahui namun Dia
mewahyukan kepada sang Nabi (saw) dan sang Nabi (saw)
membukakan kepada para sahabat agar mereka dapat
mendengar apa yang terjadi dan belajar dari kejadian
tersebut. Dia bertanya, "Apa yang diingat oleh para
hamba-Ku, apa yang mereka ucapkan?" Ini ada dalam
Bukhari, mendesak pada itu. Apa yang mereka katakan:
mengapa Allah (swt) bertanya kepada para malaikat?
Agar ketika mereka membalas kita tahu.
 
Qaala yaqooloona yusabihoonaka wa yuhamiddoonaka, wa
yumajidooanak. "Mereka melakukan tasbih bagi-Mu;
takbir bagi-Mu; mereka memuji-Mu; memohon karunia-Mu
melalui Nama-nama Indah dan Atribut-atribut- Mu
(Asma'ul Husna)."  Itulah Bukhari; bagaimana dia tidak
menyebutkan ini dalam  Qur'an Suci atau hadits? Dia
berkata, "Yusabihoonaka." Apa itu? Tidak mengucap
Subhanallah? Kau dapat mengucapnya dengan keras atau
pun dalam hati. Jadi, jika kita mengucapkan dengan
keras, apakah itu menjadi masalah? Bukhari berkata kau
dapat melakukan dzikr dengan cara berbeda-beda.
Salawat inna Allah wa malikatahu yusalloona 'ala
an-nabi, ya ayyuhalladheena aamanoo saloo 'alayhi wa
sallimoo tasleema.
 
Jadi setelah dzikr ini, aku terkejut di masjid itu,
saat mereka tidak melakukan dzikr, seseorang tidak mau
pergi dan bertanya, "Mengapa kau tidak melakukan
dzikr? Siapakah yang memberitahumu bahwa dzikr tidak
benar?"
 
Jika kau pergi ke Jeddah, ke Mesir, ke Moroko, ke
Madinah, jutaan orang melakukan dzikr dirumah-rumah
mereka. Mungkin juga di Malaysia, Singapura, dan Turki
melakukan hal yang sama. "Mengapa tidak ada dzikr
disini?"  Dan di Shahih al-Bukhari tertera begitu. Kau
dapat pergi dan mengeceknya.
 
Saat orang-orang memuji Allah (swt), Dia bertanya,
"Apakah mereka sudah pernah melihat-Ku?"  
Mereka menjawab, "Tidak." Mereka berkata, "la wallahi
ma raawk."  "Subhanallah, siapakah yang bisa
melihat-Mu?" Mereka mengucap dengan seruan, la
wallahi!.  Jika mereka memuji-Ku tanpa melihat-Ku,
lalu bagaimana mereka akan memuji-Ku tanpa melihat-Ku?
 
Artinya ini akan mengubah seluruhnya. Dia
memperlihatkan rahmat-Nya kepada kita. Dia
memperlihatkan cinta-Nya kepada kita. "Apakah yang
sesungguhnya akan mereka lakukan tatkala melihat-Ku?" 
 
"Yaqooloona law ra-awka la-kaana .-Jika mereka
melihat-Mu, maka mereka akan melakukannya lebih
banyak," dan lebih. "mereka akan lebih banyak
melakukan ibadah banyak; dan lebih tasbih.
 
"Baiklah," lanjut-Nya, "Lalu apa yang mereka
inginkan?" Dijawab, "Mereka ingin memperoleh surga-Mu,
tidak ada yang lain" dan Allah swt berfirman, Dan ini
tercantum dalam Shahih Bukhari: hal ra-aw-ha? Apakah
mereka melihat? Mereka memohon dari sesuatu yang tidak
bisa mereka lihat." Mereka berkata, "la wallahi ya
rabb". Dia bertanya, "Jika mereka melihatnya,
bagaimana caranya mereka akan berubah? Bagaimana
mereka akan mengekspresikan perasaan mereka?"
 
Jika mereka melihat surga, mereka akan memberikan
segala sesuatu untuk memperolehnya. Hidup mereka di
dunia akan sengsara seperti hidup mereka saat ini yang
tidak sengsara. Mereka berpikir kalau saja mereka
mempunyai banyak mobil dan rumah, saling bertikai,
saling membunuh, ledakan-ledakan dan bom-bom atom.
Mereka akan meninggalkan semua itu dan kembali kepada
Allah (swt).
 
Lalu Dia bertanya, "Apa yang mereka takutkan?" Mereka
takut akan api neraka." Dapatkan seseorang berkata
kalau kita tidak takut api neraka? Lalu mengapa tidak
shalat? Dia bertanya, "Apakah mereka sudah melihat
neraka? Jika mereka melihatnya apa yang akan mereka
lakukan?" Mereka menjawab, "Jika mereka melihat
neraka, mereka akan begitu ketakutan sehingga mereka
akan terus memohon ampun tanpa batasan-batasan –
mereka akan terus memohon; mereka takut dan kuatir."
 
Dan apa yang Allah (swt) katakan? Siapakah yang Dia
bicarakan? Tentang orang-orang yang melakukan dzikr;
kembalilah ke bagian awal hadits. Barang siapa yang
membaca tasbih, tahmid, takbir, memuji sang Nabi (saw)
- itulah Islam; selain membaca hadits dan Qur'an.
Mereka adalah orang-orang hadits.
 
Setelah Dia bertanya kepada mereka (malaikat) jika
mereka (orang-orang yang ber-dzikr) melihat-Nya
bagaiman perasaan mereka jadinya; jika mereka melihat
api neraka bagaimana perasaan mereka jadinya.
 
Dia berucap dan menjadikan para malaikat saksi; Allah
(swt) tidak membutuhkan saksi-saksi. Aku menjadikanmu
saksi bahwa Aku mengampuni mereka semua. Apa lagi yang
kita inginkan? Kau ingin sebuah jabatan, sebuah kursi
jabatan? Untuk apa? Kau ingin jabatan bagi para
penderita sakit kepala; berperang untuk apa, untuk
siapa? Berusalah pergi dari itu. Akan datang satu hari
dimana laki-laki akan lari dari ayah dan ibunya, serta
saudara, anak dan istrinya. 

Mereka berkata, "Aku, aku" Kini mereka berkata,
Komunitasku, komunitasku. " Jangan mencemplungkan
dirimu dalam masalah karena komunitasmu. Sang Nabi
(saw) selalu berkata, "Ummahku, ummahku." Namun Allah
(swt) memurnikan beliau menjadi sempurna dan
menjadikan beliau yang terbaik.
 
Kau mempunyai ummatmu; Dia sudah memberikan beliau
syafa'a? Apakah kau mempunyai syafa'a? Dapatkah kau
menjadi perantara bagi orang-orang pada Hari Kiamat?
Jadi, lakukanlah yang terbaik yang kau bisa untuk
orang-orang dan kerjakanlah. Allah (swt) berfirman,
Aku menjadikanmu saksi bahwa Aku mengampuni mereka
semua." 
 
Jadi, terhadap slah satu dari para malaikat ini –
Allah memberikan dia kekuatan untuk bicara. Satu dari
para malaikat yang sedang melakukan thawaf – berapa
banyak malaikat disana, hingga ke langit pertama? –
Dan ini sebuah hadits Bukhari? Berapa juta? Kami tidak
tahu. Bilyunan? Kami tidak tahu. Karena surga tidak
bisa ada dalam jagat raya ini. Dan jagat raya ini
mempunya 6 milyar galaksi dan tiap galaksi mempunya 80
milyar bintang gemintang.
 
Jagat raya ini bertautan dengan dunya, bukan dengan
surga. Ini bertautan dengan Ledakan Besar (Big Bang)
jika kita ingin menghubungkannya dengan sesuatu dalam
ilmu alam… Jadi para malaikat dari kelompok ini.
Seperti tiap kelompok ada para malaikat.
 
Dan satu dari mereka berkata sesuatu, Allah (swt)
menjadikan dia bicara agar dapat menyelamatkan semua
orang. Ada seseorang diantara mereka (orang-orang yang
berdzikir) yang tidak mempunyai hubungan dengan
mereka. Hanya dia datang mutatafil, untuk sebuah
urusan. Urusan itu tidak ada hubungannya dengan dzikr,
tidak ada hubungannya dengan orang-orang tersebut.
Mungkin saja dia membutuhkan sesuatu dari imam atau
dari seorang teman atau feehim fulan laysa minhu
innahu ja'a li haajatin.

Dan Allah (swt) berkata, dalam hadits sang Nabi yang
terkenal itu dalam Bukhari, "Dia sama dengan mereka,
barang siapa yang duduk bersama mereka tidak akan
pernah tanpa mereka. Orang itu sama dengan mereka
semua; mereka akan bersamanya dalam dunya dan akhirat.
Orang tersebut selamat. "Aku tidak membeda-bedakan. "
Wa rahmatee wasi`at kulla shay.
 
Ini dalam Bukhari dan Muslim. Ini ditemukan dalam 2
buah kitab ini. Apapun yang ditemukan dalam Bukhari
maka akan ditemukan dalam semuanya.
 
Allah (swt) sudah menciptakan makhluk bukan untuk
dihukum namun untuk diampuni. Kau adalah manusia yang
baik saat mengampuni musuhmu. Ash-shaja', (keksatrian
kepada bangsa Arab pada zaman dulu) adalah saat kau
mempunyai musuh yang datang untuk membunuhmu dan kau
mengampuninya. Jika sifat ksatria ini antar bangsa,
apa yang kau pikirkan mengenai sang Nabi (saw)? Apakah
yang kau pikirkan tentang semua nabi? Apa yang kau
pikirkan tentang Allah (swt)? Sifat ksatria adalah
untuk mengampuni; bukan berusaha untuk menghukum.
Bihurmati habib, Fatihah.

Wa min Allah at Tawfiq

wasalam, arief hamdani
Naqshbandi Haqqani Rabbani
www.mevlanasufi.blogspot.com

Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

Kirim email ke