Melawan Ego dengan Menjadi Rendah Hati Maulana Syaikh Muhammad Nazhim Adil al-Haqqani Dari buku Melawan Ego
Bismillah hirRohman nirRohim Menghormati semua orang adalah tugas kita, ini adalah ajaran agama kita. Jalan Sufisme yang sejati memerintahkan kita untuk menghormati semua orang. Seseorang bisa saja tidak peduli dalam jalannya atau mempunyai karakter yang buruk dan brutal dan bisa jadi akan menyerangmu. Tetapi kalian tidak perlu untuk turun ke tingkatannya dan berkelahi dengannya. Syaikh Sa'adi Syirazi , seorang penyair Sufi bercerita dalam suatu kisah. Suatu ketika ada seseorang yang digigit seekor anjing. Dia tidak bisa tidur semalaman karena kesakitan. Anaknya bertanya apa yang telah menimpa dirinya. Dia berkata Hari ini seekor anjing menggigitku, anak itu kemudian bertanya, Mengapa engkau tidak menggigitnya kembali?. Syaikh menjawab, Oh anakku, aku bisa saja menahan sakitku, tetapi aku tidak akan menjadi anjing seperti anjing itu. Ketika kita menerima dan menyadari bahwa ego kita bagaikan binatang buas, maka kalian tidak akan marah dengan siapa pun. Itu adalah kerendahan hati dan merupakan dasar bagi pembangunan karakter yang baik. Grandsyaikh Abdullah Faiz ad-Daghestani bercerita mengenai Grandsyaikhnya Syaikh Abu Ahmad as-Sughuri yang merupakan seorang Wali Kutub selama 40 tahun. Tak seorang pun dapat meraih derajat kewalian sebelum mencapai derajat manusia yang sangat rendah hati. Hal ini maksudnya adalah dengan menolak segala jabatan untuknya. Syaikh tidak mempunyai apapun didalam hatinya, bagaikan bumi di bawah telapak kaki semua orang. Jika tidak ada bumi, maka tak seorang pun bisa berdiri. Wali membawa semua orang. Syaikh Abu Ahmad pernah berkata mengenai egonya, Jika para pengikutku danorang-orang desa mengenalku seperti aku mengenali diriku ini, maka mereka niscaya tidak akan mengizinkan aku tinggal bersama mereka, bahkan mereka akan melempariku dengan batu dan mengusirku. Begitu rendah hatinya Syaikh Abu Ahmad Sughuri, beliau melihat dirinya sebagai seorang yang mempunyai ego terburuk, dan berpikir, Allah menjaga egoku, tetapi tetap saja egoku yang terburuk. Beliau memandang derajat tinggi yang disandangnya hanya berasal dari Allah swt semata, bukan dari dirinya sendiri. Sahabat Nabi sallallahu alaihi wasalam, Abu Bakar ash-Shiddiq ra mempunyai derajat tertinggi di antara semua ummat setelah Rasulullah saw. Beliau adalah orang yang paling benar dan jujur dalam iman dan keyakinannya. Rasulullah bersabda, Jika iman seluruh ummatku ditimbang dengan imannya Abu Bakar , maka imannya Abu Bakar akan lebih berat. Tetapi Abu Bakar berkata kepada dirinya, Wahai Shiddiq yang tidak patuh, dalam pandanganku, apapun yang mereka katakan, kamu harus bertaubat dan memohon ampun. Dimana ketika kita ketika memandang rendah diri kita sendiri, sama dengan keledai, maka derajat terendah adalah derajat yang tertinggi. Abu Yazid Bistami qs berkata, Tak seorang pun dapat mencium realitas iman kecuali dia memandang level egonya lebih buruk daripada Firaun, Namrud, Setan dan Abu Jahal. Kita mungkin akan berkata, Baiklah, Aku terima. Aku memang seperti itu, egoku yang terburuk. Tetapi ada sejumlah ujian untuk itu. Jika ada yang memanggil kita dengan sebutan, Hei Keledai! kemudian kita merasa geram kepada mereka dan menyahut, apa!, berarti kita telah membuktikan bahwa kita memang keledai. Bihurmati habib, Al-Fatihah. Wa min Allah at Tawfiq 11. Hancurkan Dinding Ego Kalian Mawlana Syaikh Nazim Adil al-Haqqani Dari buku Melawan Ego Bismillah hirRohman nirRohim Armageddon akan terjadi, bukan karena hukuman Allah SWT; tetapi karena ego kalian, yang tidak pernah puas. Satu kata dari Rasulullah sallAllahu alaihi wassalam memperjelas semua situasi sekarang yang kita hadapi, "Aku berlindung kepada Allah dari pengetahuan yang tidak membawa manfaat kepada orang yang bersangkutan, atau bagi kemanusiaan. Aku juga berlindung kepada Allah dari kejahatan ego yang hanya menginginkan kesenangan dan kenikmatan fisik, tidak ada yang lain." Semoga Allah mengampuni kita. Kata-kata doa ini adalah sesuatu yang penting. Oleh sebab itu, Rasulullah saw bersabda, "Aku dating untuk menghilangkan karakteristik buruk ego manusia. Aku datang untuk menyandangkan kalian dengan kualitas terbaik, nilai terbaik, pakaian terbaik kalian, sehingga kalian akan berada di Hadirat Ilahi dengan Pakaian Ilahi yang terbaik dan paling berharga." Nilai-nilai tersebut adalah pakaian terbaik bagi kalian. Jika kalian tidak mengenakan pakaian itu, kalian akan diusir, karena ego kalian tidak pernah merasa cukup. Dan Neraka juga akan berkata, "Wahai Tuhanku, jika ada lebih banyak lagi, Aku mohon agar mereka dikirimkan kepadaku. Kirimkanlah padaku orang-orang dengan keinginan egonya, mereka akan temukan bahwa apa yang mereka inginkan ada pada levelku." Setelah Revolusi Perancis, tembok besar yang mencegah orang untuk bersikap patuh menjadi hancur. Jangan dikira bahwa itu semua terjadi demikian-bahwa mereka mendobrak pintu Bastille. Itu adalah peristiwa simbolik bahwa Setan membuka penjara Bastille untuk mengeluarkan semua orang yang tidak patuh, yang tidak pernah menundukkan dirinya kepada Allah Azza wa Jalla. Dan Kerajaan ini mewakili Kerajaan Allah di bumi. Dan sebagaimana disebutkan dalam semua Kitab Suci, bahwa setiap bangsa sejak awal hingga 1789 masing-masing mempunyai seorang Raja, orang-orang menundukkan kepala kepada mereka, bukannya mengangkat kepalanya, dan menunduk kepada Raja berarti secara tidak langsung patuh terhadap Tuhan Pemilik Surga. Tetapi ketika dinding pemisah antara rakyat dan Raja dihancurkan, semua orang yang tidak patuh, para pemberontak, kalajengking dan naga, semua orang liar yang telah dipenjara keluar. Juga beberapa filsuf, dan scientist yang bodoh, yang Atheis dan tidak percaya kepada adanya Tuhan Yang Mahakuasa. Mereka menulis banyak buku yang mendorong orang agar orang tidak patuh kepada siapa saja. Apa yang mereka katakan adalah seperti ketika Allah swt menciptakan ego kita. Ketika Ego ditanya oleh Allah, siapakah engkau, maka Ego menjawab,"Engkau adalah engkau, dan Aku adalah aku," begitu kata ego. Ego tidak pernah mau menunduk kepada Tuhannya dan berkata, "Aku adalah hamba-Mu, dan Engkau adalah Penciptaku, Tuhan Pemilik Surga." Dia tidak pernah mau menundukkan kepalanya di Hadirat Ilahi, sampai Allah swt memerintahkannya untuk dikurung dalam api Neraka yang panas selama 1000 tahun. Tetapi dia tetap tidak datang dan menunduk. Kemudian dia dipindahkan kedalam Neraka yang dingin selama 1000 tahun pula, tetapi ego tetap masih belum mau menunduk kepada Tuhannya. Sampai ego itu ditempatkan di lembah kelaparan selama 1000 tahun, barulah kemudian dia keluar dan berkata, "Aku adalah hamba-Mu yang lemah dan Engkau adalah Tuhanku." Itulah karakteristik utama dari ego kita-tidak mau menundukkan kepala di hadapan orang lain. Jika dia tidak menundukkan kepalanya di hadapan Allah swt, bagaimana dia manu menundukkan kepala dihadapan mahluk yang lain. Tidak akan! Demikianlah karena manusia sekarang tidak menghargai satu sama lain sebagai ciptaan-ciptaan Tuhan mereka yang unik dan terkasih, maka merekapun tak mampu untuk bersikap toleran satu sama lain, apalagi untuk mampu menghargai mereka atau menjadi lebih akrab dengan mereka. "Dunia ini tak cukup besar untuk menampung kita berdua," kata salah seorang kepada yang lainnya, apalagi satu bangsa atau negara kepada bangsa dan negara lainnya. Setiap orang berteriak lantang akan dirinya masing-masing demikian kerasnya untuk menekan eksistensi yang lain. Dan perilaku semacam ini membuat orang menjadi demikian berat pula, hingga bumipun hampir-hampir tak mampu lagi menampung keseluruhan ras manusia, bukan karena jumlah mereka tapi karena sikap dan perilaku mereka. Kita telah mencegah diri kita sendiri dari sikap menghargai orang lain dan mencari keakraban dengan mereka. Kita melihat mereka tidak sebagai wakil-wakil Tuhan kita yang tercinta di muka bumi ini, tapi sebagai ancaman-ancaman bagi diri kita sendiri. Dan merekapun, sebagai gantinya, melihat kita sebagai orang-orang yang berbahaya, dan menarik keakraban mereka dari diri kita. Karena itulah, sikap liar dan buas tengah berjangkit dan tumbuh secara cepat pada manusia, dan dari sifat liar inilah muncul kebekuan, kebencian dan kedengkian di antara manusia. Ego dan nafsu rendah kita telah membangun dinding-dinding di sekeliling kita. Dinding dan tembok Ego yang tak dapat ditembus. Hancurkanlah lebih dahulu tembok-tembok Ego kalian itu, agar kalian mampu menghargai orang lain dan mendekati mereka. Setelah kalian mampu mengahancurkan dinding Ego itu, maka kalian akan menemukan bahwa perasaan-perasaan yang tulus mulai mengalir dari kalbu kalian, dan kemudian sebagian besar orang akan mulai menunjukkan sikap yang lebih baik terhadap diri kalian. Tetapi, jika kalian suka bertengkar dan terkuasai oleh ego rendah kalian yang buruk dan serakah, maka tak seorang pun mampu mendekatimu dan kalian pun tak mampu mendekati seorang pun kecuali dengan kekerasan. Ini adalah sesuatu yang bersifat timbal balik. Jadi, hal pertama yang harus diperbaiki adalah dirimu sendiri, untuk mengendalikan ego/nafsu rendahmu, agar diri kalian mampu untuk meberikan keakraban yang tulus pada semua orang. Jika kalian ingin menyelamatkan diri kalian secara fisik dan spiritual dan selamanya, maka ikutilah langkah para Awliya. Kita begitu lemah untuk mengikuti langkah para Nabi dan Rasul, karena dibutuhkan Iman yang kuat sehingga kalian bisa berpijak di jalur yang benar dengan mantap. Jika kalian tidak mempunyai 'qadama sidqin', kalian belum memiliki langkah yang benar, kalian tidak dapat melangkah di jalan yang benar, tidak bisa. Jalan yang benar menuntut langkah yang benar. Langkah yang benar dilakukan oleh kaki yang benar. Kaki yang benar adalah milik hati yang benar, jika hati kalian tidak benar, dia tidak bisa memerintahkan kaki kalian untuk berpijak dengan benar. Oleh sebab itu perhatikanlah seseorang yang mempunyai langkah yang benar, ikutilah mereka. Siapa pun dia, kalian boleh mengikutinya. Jika tidak, maka kalian akan mengikuti langkah Setan dan siapa pun yang mengikuti Setan, dia akhirnya akan sampai ke Neraka. Wa min Allah at Tawfiq PEMESANAN BUKU MELAWAN EGO The Teaching of Sufi Master Mawlana Syaikh Hisyam Kabbani ar-Rabbani dan Sulthanul Awliya Mawlana Syaikh Nazim Adil al-Haqqani Judul Buku : MELAWAN EGO, The Teaching of Sufi Master Penerbit : Rabbani Sufi Institute of Indonesia Penulis : Arief Hamdani Halaman : 177 Halaman Harga : Rp. 30.000,- Alamat Pemesanan : Jl. Nipah IX No. 8, Kebayoran Baru, Jakarta 12170. Tel (021) 7255508, HP. 0816 830 748. Email [EMAIL PROTECTED] CARA PEMESANAN : Email ke [EMAIL PROTECTED] atau sms ke Arief HP 0816 830 748 : 1. Nama dan Alamat Lengkap dan No Tel, No. HP. 2. Pembayaran via Transfer atau antar Rek BCA ke No Rek 070 100 9834, atas nama R. Arief Ludiantoro H. 3. Jumlah Transfer adalah Harga Buku dan Ongkos Kirim Jakarta : Rp. 30.000 + Rp 5000,- = Rp. 35.000 Bandung : Rp. 30.000 + Rp. 8000 = Rp. 38.000 Semarang : Rp. 30.000 + Rp. 11.500 = Rp. 41.500 Surabaya : Rp. 30.000 + Rp. 12.000 = Rp. 42.000 4. Setelah transfer biaya kirim sms ke 0816 830 748 arief untuk segera dikirim buku via TIKI (3 hari) wassalam, arief hamdani Rabbani Sufi Institute of Indonesia www.mevlanasufi.blogspot.com HP. 0816 830 748 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com =================================================================== Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar =================================================================== Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/