Biografi Al Imam Ibnu Katsir dan Kitab Al Bidayah Wan Nihayah 

sumber: http://walau-seorang-diri.blogspot.com/

Beliau adalah seorang yang dijuluki sebagai Al-Hafizh, Al-Hujjah, Al-Muarrikh, 
Ats-Tsiqah Imaduddin Abul Fida’ Ismai Ibnu Umar Ibnu Katsir Al-Qurasyi 
Al-Bashrawi Ad-Mimasyg Asy-Syafi’i.

Lahir disebuah desa bernama Mijdal daerah bagian Bushra pada tahun 700H. 
Ayahnya meninggal ketika beliau berusia tiga tahun dan beliau terkenal sebagai 
khatib di kota itu. Adapun Ismail Ibnu Katsir merupakan anak yang paling 
bungsu. Beliau dinamai Ismail sesuai dengan nama kakaknya yang paling besar 
yang wafat ketika menimba ilmu di kota Damaskus sebelum Beliau lahir.

Pada tahun 707H, Ibnu Katsir pindah ke Damaskus, dan di sanalah Beliau mulai 
menuntut ilmu dari saudara kandungnya Abdul Wahhab, ketika itu Beliau telah 
hafal Al-Qur’an dan sangat menggandrungi pelajaran hadits, fikih maupun tarikh. 
Beliau juga turut menimba ilmu dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (wafat tahun 
728H). Begitu besar cintanya kepada gurunya ini sehingga beliau terus-menerus 
bermulazamah (mengiringi), dan begitu terpengaruh dengannya hingga mendapat 
berbagai macam cobaan dan hal-hal yang menyakitinya demi membela dan 
mempertahannkan gurunya ini.

Pergaulan dengan gurunya ini membuahkan bermacam faedah yang turut membentuk 
keilmuannya, akhlaknya dan tarbiyah kemandirian dirinya yang begitu mendalam. 
Karena itulah beliau menjadi seorang yang benar-benar mandiri dalam 
berpendapat. Beliau akan selalu berjalan sesuai dengan dalil, tidak pernah 
ta’assub (fanatic) dengan mazhbnya, palagi mazhab orang lain, dan karya-karya 
besarnya menjadi saksi atas sikapnya ini. Beliau selalu berjalan diatas sunnah, 
konsekuen mengamalkannya, serta selalu memerangi berbagai bentuk bid’ah dan 
fanatic mazhab.

Di antara uru beliau yang terkemuka selain Ibnu Taimiyah adalah Alamuddin 
Al-Qashim bin Muhammad Al-Barzali (wafat tahun 739H) dan Abul Hajjaj Yusuf Bin 
Az-zaki Al-Mizzi (wafat tahun 748H).

Para ulama di zamannya maupun yang dating sesudahnya banyak memberikan kata 
pujian terhadap dirinya, diantaranya Al-Imam Adz Dzahabi yang berkata mengenai 
dirinya “Beliau adalah Al-Imam Al-Faqih Al-Muhaddits yang ternama, seorang 
faqih yang handal, ahli hadits yang tersohor, serta seorang ahli tafsir yang 
banyak menukil.”

Muridnya yang bernama Ibnu Hijji berkata, “Beliau adalah orang yang pernah kami 
temui dan paling kuat hafalannya terhadap matan hadits, paling paham dengan 
takhrij dan para perawinya, dapat membedakan hadits yang shahih dengan yang 
lemah, banyak menghafal diluar kepala berbagai kitab tafsir dan tarikh, jarang 
sekali lupa, dan memiliki pemahaman yang baik serta dien yang benar.”

Al-Allamah Al-Aini berkata, “Beliau adalah rujukan ilmu tarikh, hadits dan 
tafsir.”

Ibnu Habib berkata, “Beliau Masyhur dengan kekuatan hafalan dan redaksi yang 
bagus, dan menjadi rujukan ilmu tarikh, hadits maupun tafsir.”

Diantara karya besarnya adalah Tafsir Al-Qur’anul Azhim, Jami’ Al-Masanid Wa 
As-Sunan, At-Takmil Fi Ma’rifatits Tsiqat Wa Adh-Dhuafa’ Wa Al-Majahil – dalam 
kitab ini beliau menggabungkan apa yang terdapat dalam kitab Tahdzibul Kamal 
karya besar Al-Mizzi dan Mizanul I’tidal karya Adz-Dzahabi dengan sedikit 
penambahan dlam ilmu jarh wa at-ta’dil – dan kitab lainnya yaitu Al-Bidayah Wan 
Nihayah.

Kitab terakhir ini merupakan ensiklopedi ilmu sejarah. Beliau memulai kitab ini 
dengan menyebutkan kejadian makhluk-makhluk besar seperti ‘Arsy, kursi, langit, 
bumi, apa-apa yang terdapat didalamnya dan apa-apa yang terdapat di antara 
langit dan bumi berupa para malaikat, jin maupun setan-setan kemudian beliau 
berbicara tentang proses penciptaan Adam AS, kisah para nabi dan rasul hingga 
zaman Isa bin Maryam AS, kisah umat-umat yang semasa dengan mereka, sikap para 
umat terhadap para rasulyang diutus ketengah mereka, dan bagaimana akhir dari 
perjalanan dan nasib umat-umat tersebut, dengan inilah beliau mengakhiri bagian 
pertama dari kitabnya.

Adapun bagian kedua kitab ini memuat berita uamat-umat terdahulu dari bani 
Israel dan umat lainnya, hingga akhir zaman al-fatrah (masa kekosongan nabi, 
pent.) kecuali zaman Arab pra Islam dan masa jahiliyah.

Bagian ketiga kitab ini memuat berita tentang sejarah Arab dan diakhiri dengan 
pernikahan antara Abdullah Bin Abdul Muthalib dengan Aminah Binti Wahab, Ibu 
Rasulullah SAW.
Bagian keempat kitab ini memuat sirah (sejarah) Rasulullah SAW. Penulis mulai 
menerangkan tema sirah Nabi dengan pembahasan ang panjang, beliau membaginya 
menjadi beberapa bagian, yaitu:
Pertama, mulai masa kelahiran Rasul hingga beliau diutus sebagai Rasul,
Kedia, mulai masa beliau diutus sebagai Rasul hingga hijrah, dan
Ketiga, peperangan-peperangan, pasukan-pasukan kecil yang dikirim 
(datasemen/saariayah), pengiriman para utusan, haji wada’, sakit beliau hingga 
wafatnya. Ibnu Katsir mengulasnya sesuai dengan kronologis waktu. Dimulai dari 
tahun pertama hijriyah, kemuadian beliau menulis biografi Nabi, istri-istri 
beliau, surat-surat yang belau kirim, para penjaganya, kuda-kudanya, 
pakaian-pakaiannya … dan seterusnya, kemudian menutup pembicaraan tentang sirah 
nabi dengan tema-tema yang berkaiatan dengan sirah diantaranya: ktab Syama’il, 
kemudian kitab Dala’il An-Nubuwah (tanda-tanda kenabian), kemudian beliau 
berbicara mengenai fadha’il (keutamaan-keutamaan nabi) dan kekhususan beliau.

Bagian kelima kitab ini memuat sejarah Islam pertama, catatan kejadian-kejadian 
penting pada masa itu, serta catatan wafatnya tokoh-totkoh penting.
Beliau menyusun keadian-kejadian itu sesuai dengan urutan tahun. Dimulai dari 
tahun ke-11 Hijriyah, metode beliau dalam bagian kelima ini, yaitu menyebutkan 
kejadian-kejadian penting setiap tahun, kemudian barulah beliau menyebutkan 
wafatnya tokoh-tokoh penting pada tahun itu. Beliau banyak menyebutkan biografi 
dari tokoh-tokoh tersebut, walaupun terkadang beliau hanya menyebutkan tahun 
wafat mereka saja, dan begitilah seterusnya metode penulis hingga akhir buku 
ini. Kitab tarikh yang beliau tulis ini berhenti hingga tahun 768H, yaitu tujuh 
tahun sebelum beliau wafat.

Bagian keenam kitab ini memuat tentang fitnah dan bencana yang akan terjadi di 
akhir zaman, tanda-tanda hari kiamat, kemudian mengenai hari berbangkit, 
berkumpulnya manusia dipadang maksyar, karakter neraka maupun surga. Namun 
saying bagian ini tidak dicetak bersamaan dalam kitab ini, tetapi dicetak 
secara terpisah dengan judul An-Nihayah Fi Al-Fitan Wa Al-Malahim walaupun 
sebenarnya beliau telah menyebutkan bagian ini dalam mukaddimah, dan beliau 
kembali menyebutkan perihal ini diakhir pembahasan tentang sirah nabi, dan 
itulah yang beliau maksud dari kata Wan Nihayah dalam judul kitab. 


      ____________________________________________________________________
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! 
http://id.yahoo.com/

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke