Hello Mas,

Apakah penelitian hanya melakukan spot pada formalin tersebut, bagaimana 
dg adanya gangguan lambung, gangguan ginjal, gangguan hati dan gangguan 
paru sebagai akibat dari makan formalin yg merupakan reaksi spontan tubuh?
Apakah kemudian reaksi2 tersebut dapat diabaikan, karena tdk berbahaya 
berdasarkan penelitian tsb, padahal, kolik ginjal terjadi dan kemudian 
bila tdk tertangani misalnya, menghasilkan kerusakan ginjal dan ganguan 
metabolism yg cukup parah?
Saya pikir, jangan membandingkan dg perokok saja, tetapi perlu 
membandingkan dg manusia sehat misalnya, atau manusia dg gangguan hati, 
jantung, ginjal, paru dlsbnya, sebelum menyatakan bahwa bahan tersebut 
tdk berbahaya.
Bagaimana juga kerjanya ginjal, hati, paru dlm 1.5 menit tadi utk 
membung racun tersebut?
Bagaimana kalau setiap hari, berulang, dan sehari 3 kali misalnya 
maknnya, apakah tubuh masih toleransi?
Ataukah nelitinya hanya sekali n hasilnya bisa dinyatakan safe, tdk 
berbahaya?
In fact, hasil poissoning formalin per oral lewat tahu, dan ayam, baru 
bisa dieliminir, tanpa gangguan lagi setelah 3 minggu intensif 
detoksifikasi n penguatan organ, so tdk berbahaya?????
Pada hal masih banyak bahan murah utk memperpanjang umur kesegaran?
Semoga bermanfaat,
Wassallam,



soeripto wrote:

>Dari dulu sebenarnya kita sdh mengkonsumsi formalin, tapi kenapa sekarang
>dimunculkan lagi, kasihan pedagang kecil.
>
>Soeripto 
>  
>-----Original Message-----
>From: [EMAIL PROTECTED]
>[mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of nurfurqan
>Sent: 11 Januari 2006 18:59
>To: [EMAIL PROTECTED]
>Subject: [FHUnpadBdg89] FW: Formalin di Makanan Tak Berbahaya-Diurai jd
>CO2
> 
>
>RADAR JOGJA
> 
>
>Minggu, 08 Jan 2006
>Formalin di Makanan Tak Berbahaya Diurai Jadi CO2 dalam Waktu 1,5 Menit
> 
>
>JOGJA -
> 
>Kandungan formalin pada bahan makanan ternyata tidak akan menimbulkan
>efek negatif bagi manusia. Termasuk kandungan formalin yang terdapat
>pada mie basah, ikan segar, tahu, dan ikan asin.
> 
>Berdasarkan penelitian WHO, kandungan formalin yang membahayakan sebesar
>6 gram. Padahal rata-rata kandungan formalin yang terdapat pada mie
>basah 20mg/kg mie. Selain itu, formalin yang masuk ke tubuh manusia akan
>diurai dalam waktu 1,5 menit menjadi CO2.
> 
>Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma (USD) Dr Yuswanto
>menjelaskan, berdasarkan penelitian yang dilakukan pihaknya pada tahun
>2002, kandungan formalin pada mie basah di pasar Jogja sekitar 20 mg/kg
>mie. Kadar itu belum secara signifikan menimbulkan toksifikasi bagi
>tubuh manusia.
> 
>"Penelitian WHO menyebutkan kadar formalin baru akan menimbulkan
>toksifikasi atau pengaruh negatif jika mencapai 6 gram," jelas Yuswanto
>saat dihubungi Radar Jogja, kemarin. Menurut Yuswanto, sebenarnya proses
>alam juga menghasilkan zat formalin yang selanjutnya terserap oleh
>sayur-sayuran, buah dan daging hewan.
> 
>Dikatakan, buah-buahan dan sayuran juga mengandung zat formalin sebagai
>hasil proses biologis alami. "Alam ini sebenarnya menghasilkan zat
>formalin yang diserap oleh tumbuhan dan hewan. Daging sapi mengandung
>formalin kira-kira 30 mg, dan kerang laut mengandung formalin 100 mg per
>kg. Tapi itu formalin yang dihasilkan dari proses alami," katanya.
> 
>Bahkan, lanjut Yuswanto, para peternak sengaja membubuhkan formalin
>dalam makanan ternaknya. Makanan ternak diberi kandungan formalin
>sebesar 660 mg per kg. Tujuannya untuk membunuh bakteri. "Keberadaan
>formalin tidak mengakibatkan keracunan hewan ternak," tambahnya.
> 
>Akan tetapi, kata Yuswanto, kandungan formalin baru akan menimbulkan
>bahaya jika dihirup oleh alat pernapasan. Jika hanya dicerna alat
>pencernaan, tidak akan menimbulkan risiko negatif. "Pemakaian formalin
>hanya merugikan kalangan peternak. Ketika mereka menghirup formalin
>lewat alat pernapasan, berpotensi menimbulkan kanker paru-paru."
> 
>Yuswanto menyimpulkan, ada kesalahan informasi di masyarakat tentang
>bahaya formalin di mie basah, ikan segar, dan ikan asin. Sebenarnya,
>ketika formalin masuk melalui alat pencernaan, tidak akan berpengaruh
>negatif.
> 
>Kondisi itu akan berbeda jika secara terus menerus formalin masuk
>melalui alat pernafasan, maka dikhawatirkan akan menyebabkan kanker
>paru-paru. "Perokok juga berpotensi menghirup formalin dari setiap
>batang rokok yang dikonsumsinya. Ketika setiap hari menghisap 20 batang
>rokok, sama saja setiap hari menghirup 10 mg formalin," tambah Yuswanto.
> 
>Kenapa formalin di makanan tidak berbahaya? Kata Yuswanto, proses
>metabolisme formalin yang masuk ke tubuh manusia sangat cepat. Tubuh
>manusia akan mengubah formalin menjadi Co2 dan air seni dalam waktu 1,5
>menit.
> 
>"Secara alami, setiap liter darah manusia mengandung formalin 3
>mililiter. Sedangkan formalin yang masuk bersama makanan akan
>didegradasi menjadi CO2 dan dibuang melalui alat pernapasan. Jadi, meski
>formalin dikonsumsi dalam jangka waktu yang cukup lama, tidak akan
>terjadi proses akumulasi dan menyebabkan toksifikasi."
> 
>Yuswanto menegaskan, informasi yang berkembang di masyarakat salah
>kaprah. Sebab, baru dalam dosis besar yakni sekitar 6 gram, formalin
>akan memunculkan efek negatif bagi tubuh manusia.
> 
>"Lagi-lagi yang dirugikan masyarakat kecil. Penjual mie basah, tahu, dan
>ikan asin dirugikan. Seharusnya, kita berpegang pada hasil penelitian
>yang akurat. Pemerintah harus segera mengambil sikap atas kekacauan ini.
> 
>Kasihan pedagang kecil," tambah Yuswanto. (lai)
>
>[Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
>
>
>
>
> 
>Yahoo! Groups Links
>
>
>
> 
>
>
>
>
>  
>

-- 

   "Absolutely Drug less Health Care solution Organization"





 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/dokter_umum/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke