http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2006/3/25/o3.htm


BUMN dan BUMD, Sama Saja 


BADAN usaha milik negara (BUMN) sebagian besar menghadapi masalah. Rata-rata 
mereka rugi dalam mengelola usahanya. Ada yang menyebutkan kerugian itu 
diakibatkan oleh inefisiensi yang tak mampu ditekan. Solusinya yang selama ini 
diambil terutama saat Megawati berkuasa adalah menjual BUMN yang merugi. 
Alasannya, jangan sampai BUMN ikut-ikutan menggerogoti keuangan negara yang 
kian menipis. Padahal, salah satu fungsi BUMN tersebut adalah memasukkan dana 
ke kas negara. 

Akhirnya banyak di antara BUMN yang dijual lebih murah dari perkiraan awal. 
Salah satunya telah menyeret mantan Ketua BPPN Syafrudin Temenggung untuk 
menghadapi tuntutan pengadilan karena dianggap menjual aset BUMN jauh di bawah 
harga normal.

Demikian pula badan usaha milik daerah (BUMD) juga setali tiga uang. Banyak di 
antaranya yang menanggung kerugian. Sebutlah PDAM. Di Bali, Perusahaan Daerah 
(PD) yang mengelola air bersih itu sebagian besar mengalami kerugian milyaran 
rupiah.

Demikian pula halnya dengan PD Pasar. Walaupun tidak mengalami kerugian, namun 
keuntungan yang disetor ke kas daerah tak sebanding dengan objek yang dikelola. 
Sehingga tak jarang memunculkan kecurigaan manipulasi dan penggelapan yang 
menguntungkan kelompok atau pengelolanya sendiri.

Sementara yang terbaru adalah kebangkrutan PD Dharma Santika. Perusahaan daerah 
milik Pemerintah Daerah Tabanan ini sejak akhir 2005 sudah tak beroperasi lagi. 
Padahal tahun 2004 lalu gedung megah tempat PD Dharma Santika berkantor 
diresmikan.

Kalau dilihat dari aset yang dikelola berupa kebun kopi seluas 114 hektar di 
Pupuan, rasanya sulit mempercayai kalau perusahaan tersebut bangkrut. Sebut 
saja, kalau kebun itu di-tandu-kan (bagi hasil kepada petani) Dharma Santika 
akan dapat hasil per panen. Itu pemikiran sederhana.

Lalu pertanyaannya mengapa banyak BUMN dan BUMD yang rugi? Adakah BUMD dan BUMN 
dijadikan ajang untuk mengeruk keuntungan pribadi. Atau dijadikan ''brankas'' 
untuk membiayai kegiatan partai yang berkuasa?

Untuk menjawab dua hal itu tentu tidak mudah. Apalagi penelitian terhadap 
kinerja BUMN dan BUMD belum pernah diumumkan secara transparan. Bahkan, DPR dan 
DPRD yang bertugas mengontrol juga>/span> belum mendapat jawaban yang pasti, 
apalagi terapi untuk memperbaiki kondisi tersebut. Kalangan Dewan selama ini 
hanya menyoroti kelemahan tersebut tanpa mampu memberikan alternatif 
pemecahannya.

Namun, kalau kita amati perkembangan beberapa BUMD, tampaknya yang paling perlu 
dilakukan adalah meningkatkan efisiensi. Sebab, selama ini perusahaan daerah 
banyak dikelola dengan inefisiensi yang tinggi.

Dalam tenaga kerja, misalnya. Para pengelola tidak menghitung secara cermat 
berapa sebenarnya kebutuhan tenaga kerja sehingga tercipta efektivitas. Ada 
beberapa cara untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja sebuah perusahaan. Salah 
satunya bisa dihitung dengan volume pekerjaan dibagi dengan jam kerja. Dari 
hitungan itu akan ditemukan jumlah SDM yang diperlukan.

Selain itu, profesionalisme juga sangat berpengaruh untuk meningkatkan 
efisiensi. Tenaga kerja yang banyak belum tentu efektif. Ada kalanya kelebihan 
tenaga kerja akan menimbulkan kejelimetan birokrasi. Yang terakhir tentu 
tingkat kejujuran pengelolanya. Betapapun jumlah tenaga kerja ditekan seefektif 
mungkin, kalau tanpa didukung dengan kejujuran para pengelolanya, maka semuanya 
akan sia-sia. Untuk yang terakhir ini tentu diperlukan lembaga pengawas yang 
profesional, jujur dan berdedikasi tinggi.

Selama ini semua hal itu belum mendapat penanganan secara memadai. Rata-rata 
mereka (pengelola dan pengawas) telah mengetahui bahwa perlu tindakan untuk 
menyelamatkan lembaga tersebut. Caranya pun sudah mereka kuasai. Namun semua 
itu dikalahkan dengan kepentingan politik, uang dan nyama braya (nepotisme).


[Non-text portions of this message have been removed]



Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke