Buku ekonomi itu memang jumlahnya jutaan Mas... Begitu juga para "soko guru" maupun para "ahli"nya... Sayang para "soko guru" dan "ahli" ini kok sepertinya nga ngerti-ngerti juga dengan apa yang sebenarnya pantas disebut ekonomi... Buktinya, masih begitu banyak manusia yang lapar, nga punya rumah, apalagi kalau dihitung sampai yang nga punya pendidikan... Bahkan sampai punyanya cuma "hutang"..., meski ybs nga pernah berhutang secara langsung... Dari lahir jadi punya dosa turunan, yakni hutang itu... Ceritanya memang mirip cerita neraka... Barangkali ini semua karena kecerdasan para "soko guru" dan "ahli" itu...
Jika makhluk-makhluk Allah di luar lingkungan rekayasa manusia lalu mengetawakan manusia karena ketidak mampuan diatas dan lalu mereka nyeletuk, "Mas, omong-omong yang cerdas itu opone Mas?! Jangan-jangan, "kecerdasan terhebat" dibanding makhluk jenis lain itu cuma rekayasa species Mas saja untuk menutupi rasa mindernya... Wong, kalo species Mas kena krismon, krisfin dan kris-kris lainnya, masyarakat species kami ya tenang-tenang aja... Kami tidak kenal kris-kris-an itu... Kami baru merasa pusing 7 juta keliling (dulu memang cuma 7 keliling) jika species Mas mulai memasuki tanah-tanah kami, karena setelah itu berarti neraka bagi kami... Janganlah coba membuat argument ini itu atau berapologia nga karuan untuk menghindari tuduhan ini karena, bukankah tanah-tanah Mas sendiri yang dahulunya syurga sudah berubah jadi neraka oleh kecerdasan Mas-Mas sendiri...? Barangkali kami memang lebih bodoh..., tapi kami *tidaklah seserakah*species Mas yang justru mau berpusing-pusing ria 7 juta keliling untuk sesuatu yang nga mereka butuhkan... Anehnya, mohon maaf, bahkan sepertinya sebahagian besar species Mas juga *nga ngerti sebenarnya kebutuhannya*apa... Barangkali kami memang bodoh..., tapi kami *tidak mengambil dari alam lebih dari apa yang kami butuhkan*... Sehingga *hidup kami tidak kesetanan*seperti species Mas... Karena itu mungkin setan sudah kapok menggoda kami... Di dalam dunia, hidup ini kan saling tergantung Mas. Makhluk-makhluk lain kan juga butuh hidup... kalau mereka hidup, kami juga keimbas "rezeki" langsung atau "tidak langsung" dari mereka. Disamping itu, anak-anak cucu kami kan juga terjaga kebutuhan hidupnya jika kami memelihara pemanfaatan alam tersebut. Barangkali kami memang bodoh... , tapi *kami tidak pernah saling mempecundangi makhluk atau species lain untuk kepentingan pribadi* kami. Jika kami kerja bersama-sama, kami bagi hasilnya bersama-sama. Jika ada yang lemah dan tidak mampu, merekapun mendapat bahagian rezeki. Jika ada yang sakit, kami rawat bersama-sama. Barangkali kami memang bodoh... , tapi *tidak ada raja atau presiden yang mengangkangi suatu wilayah atau sumber makanan untuk kepentingan sendiri atau keluarga sendiri*... Apalagi jika dikangkangi oleh para tukang tipu - tukang tipu yang ngaku-ngaku titisan dewa petir, dewa hujan, dewa matahari, dewa bulan atau dewa bumi... Di dunianya mas, orang yang ngaku turunan dewa padi aja, udah bisa majekin (mem-pajak-i) semua orang yang menanam padi. Bahkan, yang mendaftarkan paten atau merk dagang dari barang yang sudah diproduksi nenek moyang Mas sejak dunia terbentang, sudah bisa menyeret Mas ke bui jika masih memproduksi barang ybs. Ini bahkan bukan turunan dewa rekek. Di dunia kami tidak ada yang begitu-begituan Mas... Barangkali kami memang bodoh... Kalau ada yang kami akui sebagai pemimpin, dia memang betul-betul berfungsi mengkoordinasikan semua kegiatan bersama kami. Jika mau mencari makanan, dia di depan. Jika mau pindah tempat/kampung, dia di depan. Jika terpaksa harus berhadapan dengan species lain yang juga beringas, dia juga di depan. Mohon maaf, tidak ada pemimpin-pemimpin kami yang pengecut... Jika ada yang sudah merasa kecut, dengan terpaksa kami ganti, sang pemimpinpinpun turun dengan legowo dan tetap mendukung pemimpin baru. Mas pasti bercanda, atau barangkali kelewat cerdas jika menyebut pemimpin atau species tertentu sebagai raja hutan, raja rimba, raja lautan, raja sungai dsb... karena istilah itu tidak dikenal dan tidak dipraktekkan di di dunia kami. Tadinya kami mau menggugat ulang karena itu bisa berarti memfitnah species atau kehidupan kami, tapi akhirnya kami jadi ngerti bahwa istilah itu sebenarnya dipakai hanya akal-akalan untuk nipu species Mas sendiri... Akhirnya, kami cukup puas menyaksikan lawakan species Mas dipinggir dunia. *Alam bagi kami adalah milik bersama*, karena itu *tidak ada yang perlu menjerat yang lain dengan hutang*. Kalau kami butuh, tinggal kami cari. Mohon maaf, namun hutang antar species mas sendiri yang akhirnya yang malah menjadi neraka bagi kami... Karena itu tolonglah agar tidak berutang, agar hidup kami juga tidak terusik. Barangkali alam kami banyak diceritakan dalam dongeng-dongeng di alamnya Mas... Tapi kalau akalnya betul-betul Mas pakai dengan jernih dan jujur, mudah-mudahan Mas dapat mengamati bahwa dunia kami barangkali jauh LEBIH NYATA (RIL) dari pada dunianya Mas. Dalam bahasa Mas sendiri sesuatu yang lebih ril ini kalau nga salah juga disebut LEBIH RASIONAL. Coba bersama kita cek fakta-fakta berikut: 1. Di dunia kami tidak ada *hal-hal yang fiktif* seperti di dunia Mas, termasuk *Alat Tukar (Uang)* dan *Riba*, sehingga tidak harus memakan *RIB (tulang dada)* saudaranya sendiri, kerja kesetanan atau kelahi dan perang untuk hal-hal yang fiktif ini. 2. Di dunia kami *tidak ada bunga pinjaman (inteREST, RIBA)*, jika ada yang butuh, tinggal cari atau tunggu ada yang memberi. Jika kami kasihan ada yang kelaparan, tinggal kami kasih apa yang tersisa dari kebutuhan kami atau ajak berburu bersama. Kami tak terbebani, begitu juga anak cucu kami. 3. Di dunia kami tidak perlu menakut-nakuti yang lain dengan bermacam-macam jenis *gelar atau simbol-simbol fiktif*, kalau diantara kami ada yang ahli, tinggal dia terapkan keahliannya dan perlihatkan manfaatnya bagi kami bersama. Sila Mas check sendiri aspek-aspek lainnya... Lalu sila bandingkan sendiri, rasionalan-mana dunianya Mas atau dunianya kami. Terus-terang, kami melihat segala kesombongan speciesnya Mas yang merasa hebat sendiri, lebih unggul sendiri, lebih cerdas sendiri dsb... Sila perhatikan sendiri fakta-fakta berikut: 1. Fakta-fakta diatas bukankah sebenarnya menunjukan bahwa kami lebih "cerdas" daripada speciesnya Mas? Jika keegoisan Mas muncul oleh pernyataan ini mari kita cari contoh yang lebih mendasar untuk membuktikan lebih jauh. Sila perhatikan anak-anak dari speciesnya Mas, "adakah diantaranya yang bisa langsung bisa berjalan dan berenang seperti banyak dari species kami?" Mohon maaf, dari lahirnya kami memang lebih cerdas... Tidak seperti claim dari speciesnya Mas yang mau cerdas sendiri. 2. Banyak sekali yang mengclaim kesucian dan segala macam kemuliaan pada speciesnya Mas, species lain dianggap lebih rendah hanya gara-gara mereka berjalan dengan 4 kaki atau gara-gara dia mengembek. Tinjauan "kecerdasan" species sudah sedikit kita lakukan dalam diskusi diatas", sekarang kita coba sebenarnya siapa yang secara fisik lebih asli atau original atau notabene bisa dianggap "lebih suci"? Mohon maaf, dari hasil penelitian team investigator kami, ternyata "semua komponen" tubuh speciesnya Mas, terdiri dari KOMPONEN LEBIH BEKAS dari komponen tubuh kami. Bukankah speciesnya Mas semua memakan makhluk-makhluk dari species lain? Bukankah yang Mas makan itu adalah bangkai-bangkai kami? Bahasa lainnya adalah, tubuh Mas adalah bekas-bekas kami... Nah, kalau hidupnya species Mas tergantung pada hidup kami, kenapa kami tetap saja kalian ganggu??? Makanya tobat Mas dengan bersujud kepada Penguasa Alam... Agar sadar bahwa akal kalian tidak jauh dari tingginya tanah... Atau setinggi telapak kaki kalian juga... (boro-boro sedengkul)... Kalian sebenarnya tidak ada apa-apanya... Kalian cuma mengclaim-claim diri apa-apa... Bukti terbesarnya adalah, kesengsaraan pada species kalian sendiri..., dan tidak pada species-species kami... he.. he...!" Nga kebayang memang, jika tiba-tiba semua makhluk atau species lain itu "bangkit" lalu demo dengan orasi seperti diatas... Cilaka...dua ble ! Salam Z'81 2008/12/4 cpatriawgmail <[EMAIL PROTECTED]>: > --- In ekonomi-nasional@yahoogroups.com, "andi nur baumassepe" > > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: >> >> >> Dear member milis,. >> sy senang membaca ulasan2 dr para member ttg ulasan ekonomi,. >> tp sy rasa dasar pengetahuan ekonomi sy masih kurang >> apalagi menyangkut mengenai perkembangan pemikiran aliran ekonomi, >> >> dr zaman pra klasik, klasik sampai sekarang. >> >> mungkin ada yg bs share ttg perkembangan school of thought ekonomi > yg >> ada... atau ada yg pakar ttg hal tersebut? >> >> apakah berbentuk PDF atau LINK,. >> >> A.Nur BM >> @makassar >> > > Bah ini banyak bukunya, dari adam smith, pilosopi ekonomi scotland, > utilatarian, german socialist , marxist , keynesian sampai friedman > model sekarang. > > kalau bukunya sulit, langganan questia.com saja , ini online library > jadi anda akan punya akses dengan ribuan buku bagus. > > salam, > > carlos > > [Non-text portions of this message have been removed]