``````````````````````````````````````````
Sari Berita : Kamis, 7 Juni 2001
^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^^*^*^
*> Bangsa Indonesia Mengidap Sakit Herolesness
*> DPR Tolak Kenaikan Telepon
*> SI MPR Kalau Diteruskan Batal Demi Hukum
*> Kejahatan Bius Korban Muncul di Bali
*> Munir: Kapolri Pantas Diberhentikan

Bangsa Indonesia Mengidap Sakit Herolesness
-----------------------------------------------
Reporter: Rayhan Anas Lubis
detikcom - Jakarta, Sejarawan Ahmad Mansyur Suryanegara menilai, bangsa
Indonesia tengah mengidap penyakit herolesness. Dalam terjemahan bebasnya,
diartikan sebagai kehilangan panutan. Tak heran jika di masa sekarang, Bung
Karno masih tetap diidolakan.
"Pasalnya, posisi Soekarno sebagai pemersatu bangsa belum bisa tergeser,
meski sudah satu abad usianya," jelas Mansyur ketika dihubungi detikcom,
Kamis (7/6/2001).
"Masih banyaknya orang yang mengidolakan Soekarno itu adalah fenomena kontra
herolesness. Jadi, ada upaya generasi sekarang ini untuk kembali menggali
sisi kepahlawanan Soekarno," ujarnya menyikapi fenomena gemerlap peringatan
seabad Bung Karno.
http://www.detik.com/peristiwa/2001/06/07/200167-060254.shtml

DPR Tolak Kenaikan Telepon
-------------------------------
JAKARTA - Mohammad Akil dan Ahmad Muqoam, keduanya anggota Komisi IV DPR
menyatakan, menolak kenaikan tarif telepon yang dinilai sangat membebani
rakyat.
Pemerintah tidak transparan dalam menjelaskan kenaikan tarif telepon yang
telah disahkan melalui Keputusan Menteri Perhubungan (Kepmenhub) Nomor 19
Tahun 2001.
Mohammad Akil dan Ahmad Muqoam yang dihubungi Pembaruan di Jakarta, Rabu
(6/6) mengatakan, DPR juga merasa dikibuli, karena dalam rapat kerja
sebelumnya, pemerintah hanya mengatakan kenaikan tarif telepon 21,67 persen.
Namun ternyata, kenaikan itu, ada yang sampai 2.796,7 persen.
Jika kenaikan tarif itu tetap diberlakukan, akan menjadi "bom waktu" bagi
Menteri Perhubungan yang baru, Budhi Mulyono, karena dia yang harus
mempertanggungjawabkan.
http://www.suarapembaruan.com/News/2001/06/06/index.htm

SI MPR Kalau Diteruskan Batal Demi Hukum
-----------------------------------------------
MEDAN (Waspada): Praktisi hukum senior Prof Dr J Nababan, SH, di Medan,
berpendapat, jika Sidang Istimewa MPR diteruskan maka hasil putusannya akan
batal demi hukum.
"Bagaimanapun Sidang Istimewa MPR atas Gus Dur itu akan batal demi
hukum,"ujar Nababan kepada wartawan di Medan Rabu (6/6).
Alasannya, kasus Buloggate/Bruneigate sudah diclearkan di Kejaksaan Agung RI
dan mantan Jaksa Agung Marzuki Darusman sudha menyatakan bahwa Presiden Gus
Dur tidak bersalah. Selain itu Sultan Brunei juga menyatakan bahwa uang yang
diberikannya ke Presiden Gus Dur melalui bendahara NU, bukanlah bantuan
melainkan bersifat pribadi. Kalau sudah demikian Gus Dur tidak bisa
dikatakan bersalah. http://www.waspada.com/news/2001/06/06/2001060613h.asp

Kejahatan Bius Korban Muncul di Bali
---------------------------------------
Denpasar 07 Jun 01 05:45 WIB (Astaga.com)
Tiga warga negara asing yang melakukan aksi kejahatan dengan terlebih dahulu
membius calon korbannya di Kuta, Bali, diadukan ke pihak Poltabes Denpasar,
Rabu. Evalina Hariani Lemvics (51), salah seorang korban, kepada polisi
mengatakan bahwa sejumlah barang berharga dan uang tunai miliknya, lenyap
dari rumah dibawa lari oleh tiga warga asing yang sebelumnya sempat
dikenalnya.
Ketiga turis yang sejak beberapa pekan ini mengaku menginap di Bali
Intercontinental Hotel (BIH) di Jimbaran itu, berhasil melarikan
barang-barang, setelah terlebih dahulu `membius` korban Evalina, hingga
jatuh pingsan.
http://idlive1.astaga.com/berita/daerah/artikel.php?article_id=61074

Munir: Kapolri Pantas Diberhentikan
Dijadikan Kuda Tunggang Politik DPR
----------------------------------------
koridor.com [7 Jun 2001, 7:06] Pro dan kontra 'kasus Bimantoro' terus
bergulir. YLBHI dan Kontras menganggap proses penonaktifan Kapolri Jenderal
S Bimantoro oleh Presiden sudah tepat. Bahkan, seharusnya malah
diberhentikan.
Alasannya, Bimantoro selain telah melakukan politisasi institusi Polri
bersama beberapa jenderal di Polri, juga telah melakukan upaya militerisasi
di institusi yang dipimpinnya.
"Menurut kami, Bimantoro dan beberapa jenderal di Polri telah melakukan
upaya militerisasi di kalangan kepolisian. Bisa dilihat adanya dokumen yang
dibuat Polri. Bimantoro telah membeli senjata dari Rusia sebanyak 1.300
pucuk jenis AK-47," ujar Munir di Jakarta, Rabu (6/6).
http://www.koridor.com/artikel.htm/113226

"Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia:
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!" (Roma 11:36)
***********************************************************************
Moderator EskolNet berhak menyeleksi tulisan/artikel yang masuk.
Untuk informasi lebih lanjut, pertanyaan, saran, kritik dan sumbangan
tulisan harap menghubungi [EMAIL PROTECTED]
Bank Danamon Cab. Ambengan Plaza Surabaya,
a.n. Martin Setiabudi Acc.No. 761.000.000.772
atau
BCA Cab. Darmo Surabaya,
a.n. Martin Setiabudi Acc. No. 088.442.8838
***********************************************************************
Kirimkan E-mail ke [EMAIL PROTECTED] dengan pesan:
subscribe eskolnet-l    ATAU    unsubscribe eskolnet-l

Kirim email ke