Assalammualaikum Wr. Wb.

Saya berterima kasih dengan penjelasan Pak Agus Syafii tentang khasiat dan kandungan ayat kursi.  Sangat bagus.  Dan ini juga sekaligus menerangkan kepada mereka yang tidak mempercayai bahwa ayat-ayat atau surat-surat tertentu dalam al-Quran memang lebih afdhal untuk selalu dilafalkan.  Mereka suka berdalih bahwa ayat-ayat Quran itu sama aja.  Terus mereka suka sinis terhadap orang yang baca surat Yasin di Malam Jumat.  Bisakah Pak Agus menjelaskan tentang khasiat dan maknanya surat Yasin.  Terus kenapa lebih baik dibaca pada malam Jumat.  Terima kasih.

Wassalam


Andri


agussyafii <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Ayat Kursiy, Khasiat dan Kandungan Maknanya

Minggu lalu, sdr Asep Maulana dari Karawang bertanya tentang khasiat
ayat kursiy. Karena keterbatasan ruang, jawaban minggu lalu saya
berikan sangat singkat, dan saya janjikan pada hari ini akan saya
bahas lebih luas.

Khasiat Ayat Kursi
Keistimewaan al Qur'an antara lain adalah bahwa membacanya dinilai
sebagai ibadah meski tidak faham artinya, berbeda dengan doa yang
harus difahami artinya.. Anjuran untuk bertadarus banyak sekali
dijumpai dalam ajaran Islam. Al Qur'an sendiri menyebut dirinya
sebagai hudan (petunjuk), syifa (obat), rahmah (wujud kasih sayang),
zikr (peringatan), tibyanan (penjelasan). Disamping itu hadis Nabi
banyak menyebut keutamaan dan khasiat membaca surat atau ayat
tertentu. Oleh karena itu tidak aneh jika muncul persepsi orang
Islam yang menempatkan ayat al Qur'an bagaikan mantra. Hadis tentang
khasiat ayat Kursi misalnya menyebutkan, : Jika ayat Kursi dibaca di
rumah, maka syaitan terhalang tiga hari dan tukang sihir terhalang
40 hari tidak bisa masuk ke dalamnya. Hadis lain menyebut bahwa
barang siapa membaca ayat Kursi setiap habis salat fardu maka ia
layak masuk sorga, dan hanya orang jujur dan ahli ibadah yang bisa
melakukannya, barang siapa yang membacanya setiap akan tidur maka
Allah memberikan rasa aman kepada dirinya dan kepada tetangga di
sekelilingnya. Nabi sendiri pada waktu perang Badar selalu membaca
ayat ini, terutama pada bagian ya Hayyu ya Qoyyum.

Kandungan Makna Ayat Kursiy
Terjemahan ayat Kursiy adalah sebagai berikut :
Allah, tiada Tuhan selain Dia, yang Hidup dan terus menerus mengurus
(makhluk Nya), tidak mengenal ngantuk, apalagi tidur, bagi Nya
segala apa yang ada di langit dan di bumi, tidak ada yang dapat
memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin Nya, Allah mengetahui apa-
apa yang ada di hadapan mereka dan apa-apa yang ada di belakang
mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah kecuali
apa yang dikehendaki Nya, Kursi Allah meliputi langit dan bumi, dan
Allah tidak repot mengurusi keduanya, dan Dia Maha Tinggi lagi Maha
Besar.

Dari ayat itu sekurangnya ada empat hal bisa didalami maknanya. (1)
bahwa Allah itu hayyun dan qayyum, yakni hidup dan aktip mengurusi
alam semesta (2) Allah memiliki dan menguasai langit dan bumi
dengan segala isinya, (3) Allah mengetahui se detail-detailnya
tentang apa dan siapa, dan (4) Manusia tidak dapat menggapai ilmu
Allah kecuali sekedar yang dikehendaki oleh Nya. Diantara yang
penting untuk difahami dari kandungan ayat Kursiy adalah batasan
ilmu manusia dan kehendak Allah.

Tentang Ilmu Manusia
Manusia adalah makhluk yang berfikir, merasa dan berkehendak.
Pengetahuan yang dimiliki manusia datang dari berbagai jalan,
instink, indera, fikiran (logika) dan intuisi (ilham). Tingkat
pengetahuan manusia sangat beragam, dari yang terendah hingga yang
tertinggi. Tingkatan pengetahuan manusia yang tertinggi juga ada
yang bersifat rational dan falsafi, dan ada yang bersifat
intuitip, "gaib" atau suprarational. Meski demikian sesuai dengan
kodrat manusia sebagai makhluk yang terbatas, yang tidak sempurna,
ilmu manusia juga terbatas, karena manusia tidak bisa menghindar
dari distorsi-distorsi; instink, indera, pemikiran, maupun distorsi
intuisi. Disamping problem distorsi, ilmu manusia dibatasi oleh
ruang dan waktu. Apa yang telah lalu banyak yang luput dari
pengamatan manusia, apa yang akan terjadi di masa depan, meski
manusia bisa memprediksi dengan menggunakan hukum sunnatullah, atau
dengan ramalan "gaib" tetapi ruang lingkupnya sangat terbatas. Apa
yang akan terjadi di muka lebih banyak merupakan area kegelapan bagi
ilmu manusia. Semakin banyak hal yang diketahui manusia, maka
semakin tahu ia bahwa hal yang belum diketahui justeru lebih banyak
lagi.

Adapun ilmu Tuhan tak terbatasi oleh ruang dan waktu, oleh karena
itu tidak ada satupun fenomena yang luput dari akses Tuhan, yang
dulu, yang sedang terjadi ataupun yang akan datang, semuanya berada
dalam ilmu Tuhan. Al Qur'an mengibaratkan, selembar daun yang
jatuhpun (yang dulu jatuh, yang sedang jatuh, dan yang akan jatuh
nanti) kesemuanya berada dalam akses Tuhan. Dalam Al Qur'an,
disebutkan bahwa Tuhan mengetahui yang nampak dan yang tidak nampak
(`alim al ghoibi wa as syahadah) dan senantiasa mengetahuinya
(`allam al ghuyub). Tuhan menurunkan ilmu Nya kepada manusia melalui
dua jalan, pertama melalui taqdir atau qadar dalam sunnatullah yang
bisa dipelajari hukumnya oleh akal, kedua melalui ilham dan wahyu.

Kehendak Allah
Kalimat al hayyu al qayyum mengandung arti bahwa Allah itu hidup dan
selalu aktip mengurusi makhluknya, artinya Tuhan mempunyai kehendak
dan tidak ada satupun persoalan yang terlewat atau terlupakan. Semua
ciptaan Tuhan, baik yang bersifat fisik maupun yang bersifat makna
didesain dengan tujuan dan maksud. Al Qur'an mengajarkan doa,
Robbana ma kholaqta haza batila, ya Tuhan, tidaklah Engkau
menciptakan semua ini dengan sia-sia tanpa makna. Hal-hal yang
menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan manusia, kesemuanya
dimaksud positip, yakni menguji manusia keputusan apa yang akan
diambil ketika mengalaminya, langkah positip atau negatip
(liyabluwakum ayyukum ahsanu `amala). Secara teologis, krisis multi
dimensi yang sedang kita alami juga tak lepas dari kehendak Allah
mewujudkan taqdir sunnatullah Nya, dan menguji bangsa ini respond
apa yang akan diambil.

Dari Ilmu Kalam, lahir dua pandangan mensikapi kehendak Allah, yaitu
faham Jabbariah (predestination) dan Qadariyah (free will). Yang
pertama memandang bahwa kehendak Allah akan berjalan secara mutlak
sehingga manusia tidak memiliki kekuasaan atas kehendaknya, manusia
bagaikan wayang yang didalangi Tuhan. Faham kedua (qadariyah)
memandang bahwa manusia memiliki kekuasaan untuk menentukan
perbuatannya, meski harus mengikuti taqdir sunnatullah Nya. Yang
pertama menekankan doa Kepada Tuhan, karena amal tidak menentukan,
yang menentukan adalah keputusan Tuhan, orang masuk surga bukan
karena amalnya tetapi karena rahmat Tuhan.. Yang kedua menekankan
bekerja, karena keputusan Tuhan akan didasarkan pada sifat adil Nya,
Tuhan tidak mungkin menyia-nyiakan orang yang beramal.. Dua faham
ini melahirkan faham kompromi, yakni faham sunny, yang menekankan
bahwa manusia wajib berikhtiar, tetapi taqdir sepenuhnya milik
Allah. Wallohu a`1amu bis sawab.

Wassalam,
agussyafii
http://mubarok-institute.blogspot.com


Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com __._,_.___

******************************************************
Milis Filsafat
Posting     : filsafat@yahoogroups.com
Arsip milis : http://groups.yahoo.com/group/filsafat/
Website     : http://filsafatkita.f2g.net/
Berhenti    : [EMAIL PROTECTED]
******************************************************





SPONSORED LINKS
Philosophy Philosophy of Philosophy book
Citizens of humanity Citizens of humanity jeans


YAHOO! GROUPS LINKS




__,_._,___

Kirim email ke