Dengan hati gembira dan semangat, saya kembali meneruskan undangan menarik ini kepada semua peminat musik kudus Gereja jenis Polifonis (4 suara vokal). Silahkan menghadiri Konser Musik Gereja Polifonis yang kembali diselenggarakan oleh Paduan Suara Polifonis "Cappella Victoria Jakarta", dengan jadwal sebagai berikut: Hari Sabtu, 7 Nopember 2009 - Pukul 20.00 Tempat: Gereja Katolik St. Theresia, Menteng, Jakarta. Judul: "in memoria æterna" - Sacred Polyphony of Remembrance - karya klasik dari Giovanni Pierluigi da Palestrina (Italia). Saya kebetulan mengetahui dengan baik lagu-lagu polifonis ini karena ikut bergabung dalam paduan suara polifonis "Comunione e Liberazione di Pavia" dan "Santa Croce" di Mortara, Italia. Jadi..... AYO semua, jangan ragu untuk datang ya....Berikanlah dukungan kalian bagi kelompok paduan suara polifonis dari tanah air tercinta ini, sambil berdoa dan memuji Allah bersama mereka dalam lagu-lagu polifonis yang indah dan kudus. Teriring salam dan doa. Shirley Hadisandjaja Via dei Martiri, 1 20020 Cesate, Milano Italy
--- On Wed, 10/7/09, Herman Yoseph wrote: From: Herman Yoseph Subject: Konser Musik Gereja: "IN MEMORIA AETERNA" - Sacred Polyphony of Remembrance To: sicilia_shir...@yahoo.com Date: Wednesday, October 7, 2009, 12:08 PM teruntuk semua yang kami kasihi, yang telah mendahului kami… Cappella Victoria Jakarta mempersembahkan Konser Musik Gereja in memoria æterna Sacred Polyphony of Remembrance Giovanni Pierluigi da Palestrina Missa pro Defunctis Gregorio Allegri Miserere mei, Deus Versions: Original, Alfieri’s, Burney’s, Mustafà’s, Top C Tommaso Ludovico da Vittoria | Orlando di Lasso Responsoria | Hymnus | Motecta Sabtu, 07 November 2009 | Pukul 20.00 WIB Gereja Katolik St. Theresia, Menteng, Jakarta GRATIS | dengan tanda masuk RSVP: Winny (0813.8298.9352) Riani (0815.920.4114) Yustina (0815.810.3096) Cappella Victoria Jakarta Didirikan oleh beberapa anak muda dari Paroki St. Theresia pada akhir tahun 2005, Cappella Victoria kemudian berkembang menjadi paduan suara (cappella) yang relatif lebih sering menekuni nyanyian polifoni sakra abad XVI, khususnya karya-karya Palestrina dan Victoria . Sejak tahun 2006, Cappella Victoria secara rutin menyanyikan polifoni sakra dalam perayaan ekaristi di Gereja Katolik St. Theresia dan beberapa Gereja Katolik di Jakarta. Cappella Victoria berharap, melalui suasana sakral yang tercipta atas bantuan nyanyian polifoni sakra, umat beriman dapat terbantu dalam beribadat kepada Sang Pencipta. Selama tiga tahun terakhir, Cappella Victoria terus mengembangkan repertoar polifoni sakra hingga kini telah mencapai 50 nyanyian; umumnya merupakan karya dari komposer utama Gereja Katolik, seperti: Palestrina (Missa Papæ Marcelli, Missa pro Defunctis, dan sejumlah motet), Gregorio Allegri (Miserere mei, Deus), Vittoria (Feria VI in Parasceve ad Matutinum dan sejumlah motet), serta Domenico Bartolucci (Missa de Angelis dan beberapa madah). Dengan semboyan “tetap semangat” (adaptasi dari: “estote fortes et pugnate”), Cappella Victoria terus menggiatkan anggotanya untuk turut serta dalam menghidupkan kegiatan menggereja di tempat masing-masing, khususnya dalam bidang paduan suara. Saat ini Cappella Victoria beranggotakan 33 orang yang berasal dari sejumlah paroki di Keuskupan Agung Jakarta . Nyanyian Polifoni Suci (Polifoni Sakra) Polifoni sakra (sacred polyphony) merupakan sebutan untuk nyanyian gereja yang diciptakan pada jaman renaissance (periode 1450-1600). Umumnya nyanyian polifoni sakra berupa misa (missa) dan motet (motécta), yang biasanya dinyanyikan tanpa iringan alat musik (a cappella). Nyanyian polifoni sakra memiliki lebih dari satu suara (part) – terdiri atas nyanyian pokok (cantus firmus) dan motif imitasinya – di mana setiap suara secara independen bergerak maju secara horisontal menurut interval (“fugal-melismatic”); berbeda dengan nyanyian homofon, di mana dalam ritme yang sama semua suara bergerak maju bersama secara vertikal menurut akord (“familiar-syllabic”). Nyanyian polifoni sakra lazimnya menggunakan nyanyian pokok (maupun teks) dari nyanyian Gregorian (Gregorian chant), dan disusun menggunakan tangga nada (modus) tertentu (biasanya menyesuaikan dengan tangga nada nyanyian pokoknya) untuk mengekspresikan suasana nyanyian. Imitasi dekoratif dipasangkan pada nyanyian pokok menggunakan variasi spesies kontrapung (counterpoint), dan dapat bergerak sejajar maupun berlawanan terhadap nyanyian pokok. Pada nyanyian polifoni sakra sering ditambahkan pula aksen (accidentals) maupun variasi nada disonan (dissonance) untuk membuat pergerakan setiap suara makin dinamis. Tekstur musik polifoni sakra disusun lebih menyatu (blend) agar kaya harmoni; berbeda dengan tekstur musik organum – nyanyian yang menjadi awal mula lahirnya nyanyian polifoni – pada jaman medieval (periode sebelum 1450), yang dibuat kontras. Lazimnya, kombinasi komposisi fugal-familiar disesuaikan dengan pendek-panjangnya teks nyanyian. Tipe komposisi fugal banyak dijumpai dalam nyanyian yang memiliki teks relatif pendek, misalnya Kyrie, Sanctus, dan Agnus Dei dari Missa pro Defúnctis (Palestrina); sedangkan tipe komposisi familiar dapat dijumpai pada nyanyian yang memiliki teks relatif panjang, misalnya Dómine Jesu Christe–Hóstias dari Missa pro Defúnctis (Palestrina). Selain Palestrina dan Vittoria , ada banyak komposer lain yang menciptakan nyanyian polifoni sakra, antara lain: Anerio, Guerrero, Lassus dan Byrd. Mereka termasuk dalam kelompok komposer nyanyian gereja (school) di Roma (Italia), Spanyol, Franco-Flemish dan Inggris. Melalui penggunaan teks dan tangga nada yang seusai, serta variasi teknik kontrapung, mereka menghasilkan banyak nyanyian polifoni sakra yang berbobot. Nyanyian polifoni sakra mencapai puncaknya pada era Palestrina, dan kemudian diteruskan oleh Vittoria (1548-1611). Missa pro Defúnctis (Réquiem) Giovanni Pierluigi da Palestrina (1525-1594) Missa pro Defúnctis merupakan karya Palestrina yang paling sedikit diketahui sejarahnya. Walaupun demikian, karya ini diibaratkan sebagai kilauan permata yang jarang tersentuh. Karya ini diperkirakan digubah pada periode 1551-1555, saat Palestrina berkarya di Cappella Giulia; periode yang disebut-sebut amat baik dan penuh kebahagiaan bagi Palestrina. Missa pro Defúnctis berkomposisi lima suara (CATTB) dan disusun pada tangga nada Ionian (Kyrie), Dorian (Offertorium dan Sanctus-Benedictus), serta Myxolydian (Agnus Dei) berdasarkan nyanyian pokok dari Kantus Gregorian. Palestrina tidak menggubah Introitus, Graduale, dan Communio sehingga bagian-bagian tersebut ditambahkan dengan melagukan kantus Gregorian (sesuai Ritus Romawi). Tractus (Absolve Domine) dan Sequentia (Dies iræ) tidak ditambahkan karena: Absolve Domine lazim diganti dengan Mazmur: Sicut cervus atau De profundis; dan Dies iræ lazim tidak termasuk dalam liturgi hingga tahun 1570 (walaupun Konsili Trente (1543-1563) mempertahankan Dies irae sebagai salah satu Sequentia resmi dalam liturgi). Hasil gubahan Missa pro Defúnctis memperlihatkan gaya Palestrina yang “taat aturan” namun tetap menghasilkan suasana damai, yang dihasilkan dari suara yang tenang serta gubahan yang transparan dan terang. Gaya dan suasana itu nampak sejak awal, yaitu Kyrie yang memiliki tekstur polifoni imitatif, dan berlangsung ke bagian-bagian berikutnya. Offertorium dan Agnus Dei digubah dengan ekspresi yang lebih bebas dan emosi yang lebih kentara. Komposisi lima suara hanya berubah pada Hóstias (ayat Offertorium), ketika Palestrina menggubah dengan komposisi CATT untuk menghasilkan suasana terang dan lembut. Miserére mei, Deus - Mazmur 51(50) Gregorio Allegri (1582-1652) Miserére mei, Deus merupakan karya agung (masterpiece) Gregorio Allegri. Disusun pada tangga nada Phrygian (ayat 01, 03, 05, 09, 13, 17) dan Aeolian (ayat 07, 11, 15, 19, 20b), Miserére dinyanyikan oleh dua kelompok paduan suara dengan diselingi kantus (plainchant) yang dilagukan oleh penyanyi pria. Menurut Pietro Alfieri, Miserére digubah pada tahun 1638. Miserére yang dipersembahkan malam ini merupakan kombinasi dari beberapa versi menurut edisi yang disusun oleh Cappella Victoria Jakarta pada tahun 2009, sebagai berikut: Original Version (Vatican MSs 205 & 206) : Ayat 01, 03 Charles Burney’s (~ W.A. Mozart) Version : Ayat 05, 07 Pietro Alfieri’s Version & Additional MS 31525 : Ayat 11 Domenico Mustafà’s Version : Ayat 02, 04, 06, 08, 10, 12, 14, 16, 18 The Top C Version : Ayat 09, 13, 17, 20a, 20b The Top C Version (with simple ‘Abbellimenti’) : Ayat 15, 19 The Top C Version merupakan versi yang paling digemari namun sebenarnya bukan merupakan edisi otentik. Nada C tinggi (Top C) berasal dari kesalahan pengutipan oleh W. S. Rockstro (1880), Robert Haas (1932), dan Ivor Atkins (1951) dalam publikasi mereka. Di Kapel Sistina, Miserere (Allegri) merupakan Mazmur Pertobatan (Psalmus Pœnitentialis) yang dilagukan pada saat tenebræ (kegelapan) pada hari Kamis dan Jumat dalam Pekan Suci. *** “Music is not man's invention, but his heritage from the blessed spirits... Music, because instinct with rhythm and harmony, describes the very being of God... Music can affect for good or ill the body as well as the mind... Nowadays, unfortunately, music does often serve depraved ends.” - Tomás Luis de Victoria “I had a dream, the music of Palestrina and Gregory the Great had come back.” - Maestro Domenico Bartolucci "The training in singing, to sign in a chorus, is not olny an exercise of external listening and of the voice; it is also training for interior listening, listening with heart, an exercise in training for life and for peace." - Pope Benedict XVI