Siaran Pers:
*Laut Timor Tercemar Sangat Dahsyat
Masyarakat Indonesia di Timor Barat Diabaikan
*
Fakta demi fakta pencemaran Laut Timor yang diupayakan dan dikumpulkan oleh
Yayasan Peduli Timor Barat (YPTB) dengan membangun aliansi bersama
masyarakat dan organisasi serta pakar lingkungan di Timor Barat-Rote
Ndao-Sabu-Alor-Sumba,Jakarta termasuk Timor Leste dan Australia telah
membuktikan dengan sangat signifikan dan meyakinkan bahwa Laut Timor telah
tercemar sangat dahsyat akibat dari ledakan ladang minyak Montara pada 21
Agustus lalu,dan telah mengakibatkan  kerugian ekonomis yang sangat besar
bagi masyakat pesisir Laut Timor khususnya dan masyarakat umumnya serta
kerusakan ekologis di Laut Timor. Akan tetapi Pemerintah Republik Indonesia
hanya menanggapinya dengan sangat santai bahkan terkesan mengabaikan saja
pencemeran ini seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Bahkan, lebih celaka
lagi ada oknum aparat Pemerintah Indonesia yang berbicara seolah-olah
menjadi juru bicaranya Australia dalam soal pencemaran laut Timor ini.

Penegasan ini disampaikan Ketua Yayasan Peduli Timor Barat (YPTB),kepada
pers di Kupang,Minggu (10/01). Buktinya, kata mantan agen Imigrasi Kedutaan
Besar Australia ini bahwa Tim Nasional Penanggulangan Pencemaran Laut Timor
yang sejak  diumumkan  pembentukannya oleh Departemen Luar Negeri Indonesia
yang sudah hampir tiga bulan lalu itu hanyalah sebagai sebuah slogan belaka
karena tidak berani secara terbuka mengumumkan secara tegas dan resmi bahwa
laut Timor telah tercemar dan mengambil langkah-langkah untuk menuntut ganti
rugi dari Australia.

Departemen Luar Negeri Indonesia dinilainya hanya mencuci tangannya saja
dengan alasan,belum bisa mengambil tindakan diplomasi lanjutan terhadap
Australia dikarenakan belum menerima hasil penelitian dari Tim Nasional
Pencemaran Laut Timor. Bagaimana bisa ada hasil penelitian sementara tim
nasional yang dibentuk tersebut hanya ongkang-ongkan saja di Jakarta.
“Tindakan aparat Pemerintah Pusat Ini sebagai sebuah pelecehan dan
pengabaian  terhadap eksistensi masyarakat dan kedaulatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia”.

Ironisnya,kata penulis Buku Skandal Laut Timor,Sebuah Barter Politik Ekonomi
Canberra Jakarta ini bahwa apakah oknum aparat Pemerintah Pusat dan daerah
mengetahui dan paham tentang masalah lingkungan adalah merupakan masalah
universal sehingga tidak memiliki batas dan ruang wilayah khusus bagi
kelompok masayarakat,suku bangsa dan Pemerintahan  tertentu di dunia ini
akan tetapi merupakan kewajiban bersama seluruh umat manusia di dunia ini
untuk menjaga dan melestarikannya.

Tindakan oknum aparat Pemerintah ini sangat kontradiktif  dengan komitmen
Pemerintah Republik Indonesia tentang pelestarian lingkungan yang
diperjuangkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono belum lama ini di
Copenhagen dalam Konferensi Perubahan Iklim,katanya. Kepada pers di
Kupang,Tanoni menyampaikan juga ringkasan hasil survei yang dilakukan oleh
Richard Mounsey ahli manajemen Perikanan dan mantan Kepala Urusan
Perikanan,Kelautan dan Lingkungan Hidup tahun 2000-2002 Pemerintahan
Transisi Timor Timur- UNTAET (United Nations Transitional Administration On
East Timor) dengan bantuan dari staf dari kantor Sekretaris Negara Timor
Timur Wilayah Oecusse dan Departemen Perikanan di Oecusse.

Atas permintaan YPTB dan Sekretaris Negara Timor Leste Wilayah Oecusse.
Kegiatan memancing selama beberapa tahun terakhir di Oecusse sampai bulan
September 2009 relatif stabil, dapat diandalkan dan dapat diramalkan. Namun
pada minggu kedua bulan September 20'09 hasil tangkapan menurun tajam
sekurang-kurangnya 50%, dan di beberapa lokasi mencapai  70% dan umumnya
memburuk menjadi 80% sampai akhir Desember 2009.

Sementara pendapatan dan protein bagi masyarakat di Oecusse  selama bulan
berjalan berkurang, menyebabkan kekurangan gizi pada anak-anak. Bangkai ikan
yang diamati di bulan September/ Oktober di daerah barat dan tengah,
termasuk, cumi-cumi,hiu dan lumba-lumba ditemukan pertama kali  oleh seorang
nelayan tua dan pernah menyaksikan ikan lumba-lumba mati di pantai. Ikan
lumba-lumba di sepanjang pantai seluruh Oecusse telah lenyap. Penampakan
migrasi ikan paus untuk Oktober sampai Desember  2009  kurang dari 10%
dibandingkan pada 3 tahun sebelumnya. Sebagian besar  jenis ikan sarden,
telah lenyap.

Kejernihan air pada pertengahan September hingga Oktober 2009  sangat buruk.
Masyarakat menggambarkannya air laut telah berubah menjadi  warna putih
menyerupai susu. Sebagian besar pemimpin masyarakat di Oecusse berpikir
bahwa mungkin salah satu dewa mereka telah menghukum mereka dengan mengambil
ikan itu sehingga mereka malu untuk melaporkan situasi atau untuk berbagi
informasi dengan masyarakat lain dan Pemerintah.

Dalam ringkasan survey tersebut, lanjut Tanoni bahwa pada pertengahan bulan
September hingga Nopember 2009, arus di laut Timor bergerak sangat kuat
sekali dan berputar dari arah Selatan menuju Utara mulai dari Pulau Rote ke
Oecusse, melewati Atapupu kemudian ke Alor dan Pulau Sumba dan Pulau Sabu
jelas tercemar karena berada persis ditengah serta ada kemungkinan besar
pencemaran tersebut menjangkau perairan Laut Flores di Kabupaten Ende. Hasil
survey yang dilakukan secara independen oleh saudara Richard Mounsey seorang
ahli manajemen perikanan berkebangsaan Australia ini, kata Tanoni tidak
perlu diragukan lagi karena apa yang dikemukakan ini sama persis seperti
yang dirasakan dan dialami oleh seluruh masyarakat yang mendiami Timor
Barat, Rote Ndao,Sabu, Alor dan Sumba selama ini. Akan tetapi, anehnya
Pemerintah Indonesia tetap hanya berdiam diri seolah  sedang menunggu
sesuatu yang tidak pernah diungkapkan, ujarnya

Kupang, Minggu, 10 Januari 2010

Kontak:

Ferdi Tanoni
081 3391 23532

Yayasan Peduli Timor Barat,
(West Timor Care Foundation)
Jalan Perwira 33
Kupang-Timor Barat
Phone/Fax :+62380830191
Email:westtimorcarefoundat...@yahoo.com-westtimorcarefoundation@gmail.com


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

=====================================================
Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] :

1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS

2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://cetak.kompas.com/ , 
http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/

3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke 
anggota

4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id

5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com

KOMPAS LINTAS GENERASI
=====================================================
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com 
    forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke