Sebagai penambah wawasan, saya mau nimbrung.
Suatu ketika saya bekerja merantau di pulau Jawa. Ketika libur hari raya Idul
Fitri, beberapa (!) teman dan kenalan bertanya kepada saya "Tidak pulang ?".
Lalu saya tanya lagi '..pulang kemana ?'. Jawabnya mengejutkan saya, begini "ya
ke negrinya san
Rupanya kita-kita ini juga kelihatannya sudah terjangkit 'sindrom
jangan-jangan'.
Tempo hari saya juga didakwa oleh seorang keluarga milis kita ini
melalui japri, seolah-olah bin jangan-jangan saya ini tidak peduli pada
rakyat miskin. Getirnya, saya justru sangat miskin saat ini. Internet-an
aja n
Sebaiknya dilihat dulu dan dibaca draft RUU itu. Baru komentar.
Enaknya.., tak usah ada UU Rahasia Negara segala macam. Sekalian saja, semua
orang boleh keluar masuk ke kantor pemerintah termasuk militer. Boleh tanya
ini-itu. SUPAYA BEBAS !!.
Wartawan boleh tau nomor pakaian dalam artis, boleh
Amerika Serikat juga dibangun oleh para pembangkang takhta kerajaan
Inggris.
Lagi pula yang membangun Australia bukanlah narapidana yang sekapal itu,
tetap saja para aristokrat Inggris.
Tidak sepadan seorang Tommy Soeharto dibandingkan dengan narapidana yang
diasingkan ke Australia.
Kalau Tommy
Ya.., itu dia !
Inilah contoh paling nyata dari mental terjajah.
Makanya dari dulu, kolonial Belanda menjadi bengis mengelola masyarakat
di Nusantara.
Karena kita-kita ini, kalau tidak dilecut, ya susah teraturnya.
Banyak malas nya.
Malas membaca.
Sehingga banyak 'wartawan' tidak mengerti kode e
Ada pelajaran berharga di sini.
1. Lemahnya pengawasan dan penguasaan pemerintah daerah dan pusat
terhadap teritorial nasional Indonesia.
Masa sih... ada pembangunan resor - yang tidak mungkin main
ajaib-ajaib-an berjalan sampai selesai, tapi pemda nggak tahu ?. Bisa
tidak tahu ?..., apa masuk di
Saya berdoa dengan sepenuh hati..., semoga Malaysia juga bisasegera
meng-claim negaranya menjadi negara terkorup ke-5 di dunia.
Kan sudah terlihat bakat-bakat nya..?
Bagaimana kalau kita minta teroris Indonesia melakukan juga bom-bunuh
diri di Malaysia ?
Jangan cuma berani di kandang kan ?
Menurut saya.., Tan Malaka orang hebat. Kekayaan intelektual Indonesia pada
zamannya.
Sehingga saya teramat heran bin sedih, mengapa pula nama beliau seolah-olah
dibuang dari catatan sejarah nasional Indonesia ?.
Menurut saya lagi...,sejarah ya sejarah. Mau seseorang meganut faham apa
misalnya,
Men-contek adalah mencuri lihat hasil kerja jerih payah orang lain untuk
keuntungan sendiri.
SBY membaca pidato yang dipersiapkan dengan alat yang lebih modern..., begitu.
Saya malu mengatai SBY mencontek, karena suka atau tidak, beliau presiden NKRI
dan saya warga negara NKRI.
__
Kan sudah dikondisikan oleh sebuah komunitas di Indonesia ini bahwa, SBY
adalah antek Amerika !
Susah amat mikirnya broer ?.
Itulah buah dari fanatisme primitif.
Sayangnya, para teroris itu tidak secerdas BungSatrio Arismunandar
ya...
Salam
___
"Y.B. Riyanto" wrot
Banyak yang tidak memperhatikan bahwa :
1. Ketika berita di lansir oleh TV-One itu pertama kali, pelapornya
berada sekitar 300-500 m dari lokasi.
Yang mengatakan bhw yg disergap adalah NMT adalah mereka/TV-One sendiri,
bukan para Densus 88.
Selain gambar yang diliput dengan kamera-sehingga dapat d
Ah..., sudah pada tau duluan kok Pak.
Pemerintah Indonesia kan - mungkin - satu-satunya pemerintah di dunia yang
rajin 'ber-transaksi dengan rakyatnya !'.
Sedikit-sedikit menyesuaikan bin menaikkan harga.
Ya harga gas, harga tol, harga listrik, harga air, harga farmasi, harga bbm,
harga trans
Beda paling tegas antara zaman dahulu (tak usah zaman Kolonial) dengan zaman
SBY bin sekarang di Indonesia:
Zaman dahulu, warga negara bangga mendukung program pemerintah;
program pemerintah di-anggap sebagai tantangan bersama;
semua warga negara bangga menjadi bangsa Indonesia, ulet.
warga negar
Nah
, ini bagaimana.
Intinya sebetulnya kan menurut saya bagaimana mensejahterakan rakyat
Indonesia ?.
Karena siapa pun yang jadi penguasa, intinya kembali, bisa nggak :
sekolah benar-benar gratis (!), buku pelajaran dan buku referensi /text book
benar-benar murah, puskesmas benar-benar gr
Bung Andreas...,
Habis betul energi Bung mengulas ini. Kalau kata kami orang Medan, 'kena
pancing t..k kau !'
Entah Pak Sulaeman entah siapa yang mau bahas-bahas itu.., yang pokok, apakah
dia sudah jadi Indonesia dengan itu ?. Bayar pajak rutin, dan Pancasialais ?.
B...t (pupuk kerbau) ka
Waduh...,
bagi saya lebih baik Barcelona yang menang. Karena Chelsea saya sdh dikalahkan
wasit. He..he..he..he..
Salam
PH
budiarto_shamb...@... wrote:
>
> Agus,
>
> Jika kau belah dadaku, cairan yang mengalir warnanya kuning. Pada sebagian
> bercak cairan itu tampakl
Analisisi Bung Halim ini lebih masuk di akal.
Jadi jelas dan terbukti, TIDAK ADA NASIONALISME.
Yang ada adalah SEPARATISME.
Atau dahulu kita ketawai dengan USDEK (baca : Untuk Saya Dahulu Engkau Kemudian
!!!)
Bangsa yang malang.
Salam
PH
___
halim hd wrote:
>
> mun
Pernah, oleh Menteri - apa nama departemennya, saya lupa - Yusril Ihza
Mahendra. Salut untuk Pak Yusril ya.
Itu ya pakaian nasional.
Tapi, mana mau petinggi kita menjadi nasionalis ?. Kan malu dong.. ?. Nggak
keren.
Misalnya.., sebagai wakil rakyat..., pantas dong saya naik Jaguar !!
Lagi p
Pertanyaan: Seandainya Hasan Aksanul Dault adalah adik saya, apakah berita
kemalingan bin dirampok ini akan diliput oleh forum ini ?.
Nggak bobot bang Agus.
Salam
PH
___
"Agus Hamonangan" wrote:
http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2009/05/18/19361
Padahal ketika hampir semua jabatan penting di Departemen PU (kala itu) di
negeri ini diduduki oleh alumni ITB, tak ada yang bereaksi untuk mengatakan
mafia Ganesha. Atau mafia Salemba utk UI, atau mafia Bulaksumur utk UGM.
Apakah ada juga mafia West Point, mafia Fort Bragg, mafia Khadaffi, dll
Coral Triangle Initiatives (CTI).
Apakah CTI ini sudah di-implementasikan dengan tegas ?.
Apakah 'kita' sudah baca detail dari CTI ini ?
Dengan cara bagaimana CTI menguntungkan atau merugikan nelayan tradisionil
Indonesia ?.
Dalam kemajuan teknologi saat ini, apakah usaha yang sudah 'kita' laku
Bangsa Indonesia MAHA PEMAAF !
Sehingga kita dengan mudah dan sederhana memaafkan, ketika aparat pelayanan
publik - dari tingkat RT/RW sampai ke tingkat yang lebih tinggi, meminta uang
jasa untuk melayani masyarakat.
Uang rokok bin Uang (foto) kopi, istilahnya. Atau yang lainnya deh...
Bahkan
Ada se-org warga negara Indonesia berkata :'BLT adalah gagasan SAYA!'
Seorang lain nya lagi berkata : 'BLT membodohi rakyat, menmghamburkan uang
negara tidak terarah!'
Dari dua pernyataan di atas, yang menonjol adalah SAYA. Tidak tergambar nuansa
demi tanah air Indonesia.
Seandainya salah satu
Masalhnya kan, semua mereka-mereka itu menerapkan USDEK 100% !
USDEK = Untuk Saya Dahulu Engkau Kemudian.
Tengik semua.
Mana ada mereka saat-saat ini mikirin harga Indo-Mie naik kah. Harga Goreng
Pisang naik kah ?. Jauh man, jauh
Doni Arian wrote:
>
Tentu saja negara maju punya kelicikan sendiri untk ngelaba dari Indonesia.
Tingal bgmna Indonesia 'ngeliciki lagi' negara maju.
Selayaknya kita-kita yang pandai bin Doktor bin Master, mengajukan kertas kerja
ke DPR kah, Kabinet kah, Presiden kah, dalam konteks NASIONALISME (!).
Lalu menggedo
Sederhana.
Polisi mengamankan memakai norma Indonesia. Walhi bikin aksi menggunakan norma
demokrasi barat liberal.
Wajar aja pemerintah - sebagai tuan rumah - cenderung meniadakan unjuk rasa.
Sama seperti kalau kita sunatan anak atau ngawinkan anak, kan kita juga nggak
mau ada warga kampung ya
Susahnya..., moral bangsa kita kan sudah payah. Pengelola TV itu - apalagi
pelaku nya - malah 'merasa hebat' kalau ditegur oleh lembaga resmi begitu.
Ditulis di koran jadi 'kebutuhan birahi'.
Karena memang asalnya dari lapisan begitu. Maksud saya sejenis lapisan
masyarakat yang menganggap kalau
Memang begitu Bung Adyanto..,
Di negeri ini kelihatannya, makin rasional kita , makin terpinggir.
Maunya yang heboh
Itu juga Lapindo, kan heboh belaka.
Seperti anda analisis, kayaknya dalam kasus Lapindo itu sudah panjang barisan
persekongkolan nya ya..
Salam
PH
___
"ndo" wrote:
Ah...anda-anda yang bilang seperti ini
"Para petinggi Partai bisa dengan mudah memanipulasi keinginan para
pemilih dengan cara melakukan koalisi partai tanpa meminta persetujuan
dari para pemilihnya" cuma pinter ngomong.
Logikanya gimana? meminta persetujuan pemilih? berapa j
Prediksi juga beda dengan Berpikir Jernih.
Tanpa mengurangi hormat kepada niat para Mahapatih pensiun, tapi boleh dikata
bahwa jejak politik mereka galau.
Catatan Pinggir Oom Goenawan Mohamad di Tempo/6-12 April 2009 sudah jelas
sekali mengungkapkan rahasia tentang itu, sekalian dengan dukanya
Black campaign jauh berbeda dengan berpikir jernih.
Zaman kerajaan sudah berlalu, di mana seorang Mahapatih boleh saja menumpas
proletar dan/atau oposan semaunya.
Zaman Gajah Mada sudah lewat.
_
Timotius Roy wrote:
>
> maksudnya mau black campain? saat ini na
Kalau di-ikuti sejak peristiwa Condet dulu..., yang juga harus diperiksa adalah
manusianya.
Kalau tidak salah, pilot bin penerbang AU itu sudah dilatih utk kondisi-kondisi
sulit. Jadi, jangan melulu menjurus ke pesawat atau cuaca.
Kelihatannya kita ini terlalu cepat menggeser sesuatu bencana
Saya nggak percaya kalau SBY pembohong yang dimaksud saudara-saudara ini
adalah presiden Republik Indonesia.
Saya menduga bahwa yang pembohong adalah orang-orang di sekitar SBY
(yang presiden RI ), sehingga SBY (yang presiden RI) tak bisa memenuhi
janji-janji politiknya. Mau keras ada risiko konf
Ya... Golkar berpengalaman.
Golkar juga berpengalaman menghianati teman.
Ketika Golkar diterpa badai politik, maka Akbar Tanjung berjuang nyaris sendiri
di kursi terdakwa dan segala ekses Orde Baru thd Golkar.
Lalu setelah badai berlalu..., enak saja Agung Laksono kira-kira bilang :'Bang
.., sa
Lho..,
bukannya 'tentara netral' itu artinya 'tidak ikut memilih' ?.
Saya setuju tentara dan polisi tidak boleh memilih. Jadi jelas bahwa mereka
tentara dan polisinya negara, bukan tentara dan polisi nya partai politik.
Sehingga kalau ada ketidak-beresan di negara ini, dia/mereka bisa tempeleng
Menurut saya, pada umumnya mereka pemimpin yang dimaksud ini adalah
laku tiran dengan senyum.
Defenisi ini adalah generally ideal, bukan hanya etnis dimaksud.
Walaupun memang kita semua membutuhkna ideal ini.
_
"Agus Hamonangan" <[EMAIL PROTECTED]> wr
Dunia ini se-olah2 hanya berisi kekerasan psikologis kepada isteri
saja. Apa dikira tidak ada isteri yang nglunjak lakukan kekerasan
psikologis kepada suami tapi tetap diperistri lakilaki?. Perempuan
sekarang jadi sangat hypercengeng!
_
"Titiana Adind
Nah... itu.
Saya sampai sekarang tidak habis pikir mengapa Budiman sampai
mematahkan kesempatan itu dengan tangannya sendiri (ungkapan yang
tepat !!)
Padahal kalu dia konsisten dulu, kita2 hitung dia akan jadi presiden
pada usia 45 - 50. Masuk di akal kan ?. Tapi dia tidak sabar.
Bagi saya masukny
38 matches
Mail list logo