Bls: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Gereja Disegel Bupati Bekasi Saaduddin (PKS), Jemaat HKBP Filadelfia Diterima DPR

2010-08-15 Terurut Topik agung sukerti
Paparan Bung AA, seperti apa yang saya amati.

Di Bali, para tetua muslim dari dua generasi sebelumnya mempunyai ikatan 
kekeluargaan yg erat dg masy Hindu Bali, dimana saya mellihat pembauran ajaran 
agama dg adat yg berlaku setempat, dan itu toh tidak mengurangi kekhusukan 
mereka beribadah, malah kami merasakan bahwa kami bisa berbaur dan bersatu 
tanpa 
ada yg merasa lebih tinggi atau rendah, mayor atau minor, walau tidak bisa 
dipungkiri bhw Hindu mayoritas di Bali, tp Hindu kami tidak pernah 
mempertentangkan hal itu, kita berjalan sejajar dan saling menghormati.

Ketika mulai masuknya Islam Garis keras, dimana semua ajarannya cenderung 
menjiplak Islam ala timur tengah, dan selalu meng-kafirkan yg tidak sesuai dg 
yg 
berlaku di sana, dibarengi dg tumbuhnya generasi muda muslim yg mengadopsi 
semua 
ajaran2 itu tanpa melihat sejarah islam di Indonesia sendiri, kami merasakan 
pergeseran ego yg sangat keras. Mulai tumbuh rasa mayoritas yg tidak boleh 
diganggu gugat, dan dari sanalah keplurasisan Indonesia mulai dijajah oleh 
rakyatnya sendiri.

Agung







Dari: Adyanto Aditomo 
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Terkirim: Rab, 11 Agustus, 2010 19:22:18
Judul: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Gereja Disegel Bupati Bekasi Saaduddin 
(PKS), Jemaat HKBP Filadelfia Diterima DPR

  
Saya sebagai Muslim tetap tidak yakin bahwa mayoritas Muslim menginginkan 
konflik dengan penganut agama Minoritas.
Dalam kehidupan sehari - hari saya tidak melihat adanya tanda - tanda adanya 
konflik tersebut.
Konflik baru tersulut ketika perbedaan agama diperuncing oleh kelompok tertentu 
seperti FPI dan secara diam - diam konflik tersebut didorong oleh "Aparat 
Pemerintah" agar menjadi lebih runcing, dengan cara melakukan pembiaran aksi 
kekerasan yang dilakukan oleh "Kelompok Islam Garis Keras" terhadap penganut 
agama Minoritas.
Pembiaran yang dilakukan oleh Kepolisian (dan juga secara tidak langsung 
mendapat dukungan dari Presiden SBY), membuat "Kelompok Islam Garis Keras" 
seperti FPI merasa mendapat angin segar untuk bertindak lebih beringas lagi.
 
Ketika konflik terjadi, Partai - Partai Islam koalisi Pemerintah 
cenderung berdiam diri.
Organisasi Keagamaan Islam seperti NU dan Muhammadiyah hanya sekedar 
berkomentar 
mengecam tindak kekerasan tersebut, tetapi tidak melakukan tindakan konkrit 
untuk mencegah aksi kekerasan yang terjadi.
Pada jaman Gus Dur masih hidup, biasanya NU mengerahkan Banser untuk 
mengamankan 
Gereja yang diserbu oleh Kelompok Islam Garis Keras.
Setelah Gus Dur wafat, kelihatannya peran Banser untuk menjaga aksi kekerasan 
terhadap kelompok minoritas sudah tidak digunakan lagi.
Banser lebih banyak Tidurnya.
 
Jadi aksi kekerasan memang merupakan Program para elit politik kita, termasuk 
para petinggi di pemerintahan SBY, guna tujuan tertentu, misalnya mengalihkan 
perhatian masyarakat yang hidupnya makin sulit, banyaknya ledakan akibta 
penggunaan Tabung Gas LPG 3 Kg, dan sebagainya.
 
Rakyat sendiri umumnya enggan untuk bertengkar karena sudah disibukkan oleh 
kesulitan hidup sehari - hari.
 
Salam,
Adyanto Aditomo

--- Pada Rab, 11/8/10, Michael  menulis:

Dari: Michael 
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Gereja Disegel Bupati Bekasi Saaduddin (PKS), 
Jemaat HKBP Filadelfia Diterima DPR
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 11 Agustus, 2010, 9:48 AM

  

Di Zaman ORLA : Semua elemen masyarakat , baik minor dan mayor bersatu padu 
berjuang mempertahankan NKRI , padahal begitu banyak kalangan yang menginginkan 
pemisahan wlayah Negeri ini.
Zaman Orba : Dengan satu komitmen yang tangguh di bawah kekuasaan bp Soeharto , 
NKRI tetap berkibar , si Mayor dan Si Minor tidak saling gontok2an , entah 
karena takut atau apalah, tapi yg jelas pada saat itu ada Penataran P4 dan BP 7 
dan berbagai alat / fasilitas di kerahkan agar setiap warga negara lebih 
mencintai NKRI.
Zaman Reformasi : era dimana Demokrasi sedang diperjuangkan dan korban2 telah 
jatuh bergelimpangan baik dari kaum Minor atau Mayor , tapi anehnya di Zaman 
inilah sesama anak bangsa ini saling bakar , mengusir dan menganiaya sesamanya 
?? Demokrasi kah yang salah ?
Zaman ..??? : Di era ini sebaiknya kita bertanya pada diri kita masing2 
anak 
bangsa ini : Masihkah kita Mencintai NKRI ??? Atau sebaiknya memang kita harus 
rela bahwa Negeri ini di bagi saja sesuai Mayor / Minor nya ??? kalau mau jujur 
saja , saya dari kaum minor inginnya kalau diperbolehkan sebaiknya NKRI ini di 
ubah saja bentuknya ; apakah federal atau Serikat , silahkan ??? Supaya tidak 
ada Dusta lagi di antara kita. !!!

--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Lisman Manurung  
wrote:
>
> 
> 
> 
> Ada fakta sosial yang tidak pernah mau diterima elite bangsa ini, padahal 
> teorinya ada. Negara jangan melakukan identifikasi formal menurut ras, suku 
>dan 
>
> agama atas warganya. Kebodohan itu ditegur Harold Laski (1893-1950),   

Re: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Gereja Disegel Bupati Bekasi Saaduddin (PKS)

2010-08-15 Terurut Topik Empip Tangka
keren tuh pak Lisman Manurung...itu pointnya yang paling penting 
sebenarnya...teman-teman,,kita harus sadar, sebenarnya bukan keberpihakan agama 
tersebut yang patut disesalkan (meskipun kalau bisa itu diusahakan seminimal 
mungkin)...Teman-teman sekalian, semua agama memang punya kecenderungan 
eksklusif, siapa yang bisa menyangkal bahwa, Kristen, Budha, Islam, Hindu, dan 
agama-agama lain pasti punya kecenderungan eksklusif artinya semua punya 
kecenderungan untuk mengunggulkan diri atau agamanya.Sangat naif jika kita 
mengabaikan realitas tersebut, karena menurut saya itu seratus persen tidak 
bisa disangkal..tapi kalau itu yang mau kita cegah mah bakalan susah, lama, 
ribet dan ga bakal dapet titik temunya, kecuali kalo agama di dunia ini tinggal 
satu...liat aja, ditengah forum ini aja,, udah banyak yang memperlihatkan 
kecenderungan untuk membela agamanya masing-masing...jadi kalo itu yang mau 
diubah ya ga bakal bisa...yang jadi poinnya itu,,gimana peran
 pemerintah dalam menjaga keseimbangan dan stabilitas masyarakat yang plural 
itu.Kalo pemerintahnya juga ikut-ikut masuk dalam kecenderungan konflik 
tersebut gimana caranya rakyatnya mo damai...apa yang pak Lisman Manurung 
utarakan itu saya kira merupakan poin yang paling penting dalam hal beragama. 
Kita harus meniru Australia, mengenai hubungan dari Agama dan negara.

Mari kita upayakan hal tersebut





[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Gereja Disegel Bupati Bekasi Saaduddin (PKS)

2010-08-12 Terurut Topik Lisman Manurung
Di Australia malah pejabat gereja diperiksa polisi karena berkhotbah 
menjelek-jelekkan Muslim. Apakah pejabat itu pro Muslim? Bukan bro. 
Menjelekkan-jelekkan di sana melanggar kaidah equal opportunity, dan karenanya 
polisi bertindak. 

Pemuda gereja yang akan melakukan bimbingan rohani kepada anak-anak 
muda, kendati  bisa baca ayat Bibel dari ayat satu sampai habis harus lapor 
dulu 
ke polisi, atau gereja harus membuktikan bahwa ybs bersih. Dia 
perlu mendapat clearance dari polisi, karena pemuda gereja juga berpotensi 
melakukan pelecehan seksual..

Pelecehan oleh ulama? Ini lebih serius lagi aturannya. Pemerintah 
menugaskan beberapa jemaat di setiap gereja kalau-kalau pejabat gereja 
menyalah-gunakan otoritasnya bro, dari pelecehan seks sampai urusan yang di 
sini 
hal biasa, yakni ulama atau  pendeta menerima uang dari jemaat tanpa bukti. 
Nama 
orang itu selalu diumumkan sesekali di dalam sebulan, sebagaimana diatur 
pemerintah.

Makanya di sana kalangan ulama selalu agak sinis menyapa  oknum pemerintah. 
Tidak seperti di sini, terkadang kalangan oknum pemerintah lebih ulama dari 
ulama...





 




From: Wal Suparmo 
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Cc: manneke budiman ; amur...@yahoo.co.id
Sent: Mon, August 9, 2010 12:39:22 AM
Subject: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Gereja Disegel Bupati Bekasi Saaduddin 
(PKS)

  
Salam, 
Semuanya tergantung kepada Pemerintah yang mengendalikan bangsa dan negara.
Kalau yang d contoh adalah negara seperti Irak, Pakistan, Afganistan-Taliban 
dan 
beberapa negara Afrka. Maka rakyat harus siap PASRAH atau mengambil OPER 
pemerintahan sekarang. .

Wasalam,
Wal Suparmo

--- Pada Jum, 30/7/10, manneke budiman  menulis:

Dari: manneke budiman 
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Gereja Disegel Bupati Bekasi Saaduddin (PKS)
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Jumat, 30 Juli, 2010, 2:22 PM

  

Hehehe, ini logikanya morat-marit banget.
 
Tidak ada satupun negara Eropa melarang umat Muslim ke mesjid dan menunaikan 
shalat. Swiss melarang pendirian menara mesjid atau minaret, tapi tidak 
melarang 
pembangunan mesjid. Prancis tidak hanya melarang burqa dan niqab, tapi juga 
melarang pemakaian simbol-simbol agama lainnya di tempat umum.
 
Belgia, belanda dan Inggris kini sedang mewacanakan pelarangan burqa dan niqab, 
tapi bukan pelarangan shalata ataupun ibadah di mesjid.
 
Siria yang negara Arab pun melarang burqa dan niqab di tempat umum. Apa Anda 
pikir Siria itu mayoritas bukan orang Islam? Atau Siria sudah pindah lokasinya 
ke benua Eropa?
 
Terakhir, kalau ada negara lain (apalagi yang dicap "kafir") melakukan 
kebodohan, situ yang ngaku lebih ber-Tuhan jangan ikut-ikutan bodoh dengan 
meniru-niru ulah mereka. Kok demi membenarkan perbuatan tercela di negeri 
sendiri, lalu pake negara lain sebagai dalih? Kaya anak baru belajar gnompol 
aja 
:)
 
Tugas sebuah negara adalah melindungi semua warganya dari tindak diskriminasi 
ataupun tekanan apapun. MInoritas justru lebih perlu dilindungi sebab selalu 
terancam oleh ulah bully kaum mayoritas yang mentang-mentang dan aji mumpung.
 
manneke

--- On Fri, 7/30/10, arrur...@yahoo.co.id  wrote:

From: arrur...@yahoo.co.id 
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Gereja Disegel Bupati Bekasi Saaduddin 
(PKS), Jemaat HKBP Filadelfia Diterima DPR
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Received: Friday, July 30, 2010, 12:32 AM

Tidak hanya di Indonesia saja, minoritas selalu dipersulit dalam beribadah, di 
negara-negara Eropa lainnya seperti itu juga. 

Contohnya saja, Swiis yang tidak pernah menerapkan aturan pelarangan agama, 
malah ikut-ikutan menyetujui pelarangan Burqa atau jilbab. 

Demikian juga di Prancis, Belgia dan negara Eropa lainnya. Justru sebaliknya, 
Amerika Serikat berdasarkan jajak pendapat di sana tidak mempersoalkan Burqa 
atau jilbab tersebut. 

Minoritas tetap minoritas.  
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

[Non-text portions of this message have been removed]





  

[Non-text portions of this message have been removed]



Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Gereja Disegel Bupati Bekasi Saaduddin (PKS), Jemaat HKBP Filadelfia Diterima DPR

2010-08-12 Terurut Topik Wal Suparmo
Salam, 
Buktinya sekarang sebagaian besar atau mayoritas bangsa Indonesia DIHASUT untuk 
lebih mencintai AGAMA ketimbang bangsa atau negara.

Wasalam,
Wal Suparmo

--- Pada Rab, 11/8/10, Michael  menulis:


Dari: Michael 
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Gereja Disegel Bupati Bekasi Saaduddin (PKS), 
Jemaat HKBP Filadelfia Diterima DPR
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 11 Agustus, 2010, 4:48 PM


  




Di Zaman ORLA : Semua elemen masyarakat , baik minor dan mayor bersatu padu 
berjuang mempertahankan NKRI , padahal begitu banyak kalangan yang menginginkan 
pemisahan wlayah Negeri ini.
Zaman Orba : Dengan satu komitmen yang tangguh di bawah kekuasaan bp Soeharto , 
NKRI tetap berkibar , si Mayor dan Si Minor tidak saling gontok2an , entah 
karena takut atau apalah, tapi yg jelas pada saat itu ada Penataran P4 dan BP 7 
dan berbagai alat / fasilitas di kerahkan agar setiap warga negara lebih 
mencintai NKRI.
Zaman Reformasi : era dimana Demokrasi sedang diperjuangkan dan korban2 telah 
jatuh bergelimpangan baik dari kaum Minor atau Mayor , tapi anehnya di Zaman 
inilah sesama anak bangsa ini saling bakar , mengusir dan menganiaya sesamanya 
?? Demokrasi kah yang salah ?
Zaman ..??? : Di era ini sebaiknya kita bertanya pada diri kita masing2 
anak bangsa ini : Masihkah kita Mencintai NKRI ??? Atau sebaiknya memang kita 
harus rela bahwa Negeri ini di bagi saja sesuai Mayor / Minor nya ??? kalau mau 
jujur saja , saya dari kaum minor inginnya kalau diperbolehkan sebaiknya NKRI 
ini di ubah saja bentuknya ; apakah federal atau Serikat , silahkan ??? Supaya 
tidak ada Dusta lagi di antara kita. !!!

--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Lisman Manurung  
wrote:
>
> 
> 
> 
> Ada fakta sosial yang tidak pernah mau diterima elite bangsa ini, padahal 
> teorinya ada. Negara jangan melakukan identifikasi formal menurut ras, suku 
> dan 
> agama atas warganya. Kebodohan itu ditegur Harold Laski (1893-1950),   
> seorang 
> Jahudi Inggeris  yang berkiprah di Harvard. 
> 
> 
> Ketika PM Australia Gillard mengatakan bahwa dia termasuk tipe orang yang 
> "not 
> too religious",  ada banyak orang di Indonesia yang tersinggung.
> Gillard tidak risau dengan Indonesia. Mungkin Gillard cuma ingin mengirim 
> sinyal 
> pertemanan ke kaum Aborijin.  Kok gitu? Aborigin itu tidak beragama, tetapi 
> percaya ada Tuhan.
> 
>    
>        
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>  
> 
> 
> 
> 
> From: helena siboro 
> To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
> Sent: Wed, August 4, 2010 3:08:01 PM
> Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Gereja Disegel Bupati Bekasi Saaduddin 
> (PKS), Jemaat HKBP Filadelfia Diterima DPR
> 
>   
> Sebenarnya di muka bumi ini ga ada yang berhak menghakimi... Si Mayor ga 
> berhak 
> menghakimi si Minor.. Minor juga ga berhak menghakimi si Mayor.. Semua 
> mempunyai 
> Hak Azasi yang sama.. termasuk hak azasi untuk beribadah.. apalagi ibadah 
> tanpa 
> membuat ribut, tanpa toa / loudspeaker.. kembali lagi dimana hati nurani 
> bangsa 
> ini 
> 
> 
> --- On Fri, 30/7/10, lanogan ginting  wrote:
> 
> From: lanogan ginting 
> Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Gereja Disegel Bupati Bekasi Saaduddin 
> (PKS), Jemaat HKBP Filadelfia Diterima DPR
> To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
> Date: Friday, 30 July, 2010, 9:59 PM
> 
>   
> 
> Jangan samakan dengan swiss, terlalu jauh tidak nyambung. Memangnya yang ikut 
> membentuk negara swiss itu pada awalnya, apakah yang memakai jilbab/Burqa itu 
> ikut berperan!!! Kalau mau membuat perbandingan yang nyambung dikitlah, 
> jangan terlalu lemot! Saya sama sekali tidak protes seandainya saya tidak 
> boleh 
> ke gereja di negara Arab sana, karena saya sadar saya adalah pendatang dan 
> bukan 
> orang arab asli.
>  Tapi minoritas di republik ini juga ikut berjuang untuk merebut 
> kemerdekaan, 
> kenapa setelah merdeka beridah sesuai dengan keyakinannya koq 
> dipersulit??? Secara nasional memang minoritas, tapi jangan lupa si 
> minoritas 
> ini, bisa mayoritas di daerah  tertentu.  Oleh karena itu biar ga usah 
> ribut 
> berdebat, kita bagi saja republik ini sesuai  mayor minornya. Daripada si 
> mayoritas ini merasa lebih berhak dari pada si minoritas dan kalau merasa 
> terganganggu dengan keberadaan siminor dengan segala keyakinannya, sebaiknya 
> dengan GENTLE si mayor ini mengusulkan agar republik ini diabgi saja menurut 
> mayor minornya. Kalau si minor yang mengusulkan pertama kali,menurut saya itu 
> tidak etis alias belagu! Saya yakin jika seandainya republik ini dibagi 
> menurut 
> mayor minornya, saya yakin si mayor ini langsung jatuh bangkrut, jatuh miskin.
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>










[Non-text portions of this message have been removed]



Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Gereja Disegel Bupati Bekasi Saaduddin (PKS), Jemaat HKBP Filadelfia Diterima DPR

2010-08-12 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Saya sebagai Muslim tetap tidak yakin bahwa mayoritas Muslim menginginkan 
konflik dengan penganut agama Minoritas.
Dalam kehidupan sehari - hari saya tidak melihat adanya tanda - tanda adanya 
konflik tersebut.
Konflik baru tersulut ketika perbedaan agama diperuncing oleh kelompok tertentu 
seperti FPI dan secara diam - diam konflik tersebut didorong oleh "Aparat 
Pemerintah" agar menjadi lebih runcing, dengan cara melakukan pembiaran aksi 
kekerasan yang dilakukan oleh "Kelompok Islam Garis Keras" terhadap penganut 
agama Minoritas.
Pembiaran yang dilakukan oleh Kepolisian (dan juga secara tidak langsung 
mendapat dukungan dari Presiden SBY), membuat "Kelompok Islam Garis Keras" 
seperti FPI merasa mendapat angin segar untuk bertindak lebih beringas lagi.
 
Ketika konflik terjadi, Partai - Partai Islam koalisi Pemerintah 
cenderung berdiam diri.
Organisasi Keagamaan Islam seperti NU dan Muhammadiyah hanya sekedar 
berkomentar mengecam tindak kekerasan tersebut, tetapi tidak melakukan tindakan 
konkrit untuk mencegah aksi kekerasan yang terjadi.
Pada jaman Gus Dur masih hidup, biasanya NU mengerahkan Banser untuk 
mengamankan Gereja yang diserbu oleh Kelompok Islam Garis Keras.
Setelah Gus Dur wafat, kelihatannya peran Banser untuk menjaga aksi kekerasan 
terhadap kelompok minoritas sudah tidak digunakan lagi.
Banser lebih banyak Tidurnya.
 
Jadi aksi kekerasan memang merupakan Program para elit politik kita, termasuk 
para petinggi di pemerintahan SBY, guna tujuan tertentu, misalnya mengalihkan 
perhatian masyarakat yang hidupnya makin sulit, banyaknya ledakan akibta 
penggunaan Tabung Gas LPG 3 Kg, dan sebagainya.
 
Rakyat sendiri umumnya enggan untuk bertengkar karena sudah disibukkan oleh 
kesulitan hidup sehari - hari.
 
Salam,
Adyanto Aditomo

--- Pada Rab, 11/8/10, Michael  menulis:


Dari: Michael 
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Gereja Disegel Bupati Bekasi Saaduddin (PKS), 
Jemaat HKBP Filadelfia Diterima DPR
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 11 Agustus, 2010, 9:48 AM


 




Di Zaman ORLA : Semua elemen masyarakat , baik minor dan mayor bersatu padu 
berjuang mempertahankan NKRI , padahal begitu banyak kalangan yang menginginkan 
pemisahan wlayah Negeri ini.
Zaman Orba : Dengan satu komitmen yang tangguh di bawah kekuasaan bp Soeharto , 
NKRI tetap berkibar , si Mayor dan Si Minor tidak saling gontok2an , entah 
karena takut atau apalah, tapi yg jelas pada saat itu ada Penataran P4 dan BP 7 
dan berbagai alat / fasilitas di kerahkan agar setiap warga negara lebih 
mencintai NKRI.
Zaman Reformasi : era dimana Demokrasi sedang diperjuangkan dan korban2 telah 
jatuh bergelimpangan baik dari kaum Minor atau Mayor , tapi anehnya di Zaman 
inilah sesama anak bangsa ini saling bakar , mengusir dan menganiaya sesamanya 
?? Demokrasi kah yang salah ?
Zaman ..??? : Di era ini sebaiknya kita bertanya pada diri kita masing2 
anak bangsa ini : Masihkah kita Mencintai NKRI ??? Atau sebaiknya memang kita 
harus rela bahwa Negeri ini di bagi saja sesuai Mayor / Minor nya ??? kalau mau 
jujur saja , saya dari kaum minor inginnya kalau diperbolehkan sebaiknya NKRI 
ini di ubah saja bentuknya ; apakah federal atau Serikat , silahkan ??? Supaya 
tidak ada Dusta lagi di antara kita. !!!

--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Lisman Manurung  
wrote:
>
>
>
>
> Ada fakta sosial yang tidak pernah mau diterima elite bangsa ini, padahal
> teorinya ada. Negara jangan melakukan identifikasi formal menurut ras, suku 
> dan
> agama atas warganya. Kebodohan itu ditegur Harold Laski (1893-1950),   
> seorang
> Jahudi Inggeris  yang berkiprah di Harvard.
>
>
> Ketika PM Australia Gillard mengatakan bahwa dia termasuk tipe orang yang 
> "not
> too religious",  ada banyak orang di Indonesia yang tersinggung.
> Gillard tidak risau dengan Indonesia. Mungkin Gillard cuma ingin mengirim 
> sinyal
> pertemanan ke kaum Aborijin.  Kok gitu? Aborigin itu tidak beragama, tetapi
> percaya ada Tuhan.


Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Gereja Disegel Bupati Bekasi Saaduddin (PKS)

2010-08-09 Terurut Topik Wal Suparmo
Salam, 
Semuanya tergantung kepada Pemerintah yang mengendalikan bangsa dan negara.
Kalau yang d contoh adalah negara seperti Irak, Pakistan, Afganistan-Taliban 
dan beberapa negara Afrka. Maka rakyat harus siap PASRAH atau mengambil OPER 
pemerintahan sekarang. .

Wasalam,
Wal Suparmo

--- Pada Jum, 30/7/10, manneke budiman  menulis:


Dari: manneke budiman 
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Gereja Disegel Bupati Bekasi Saaduddin (PKS)
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Jumat, 30 Juli, 2010, 2:22 PM


  



Hehehe, ini logikanya morat-marit banget.
 
Tidak ada satupun negara Eropa melarang umat Muslim ke mesjid dan menunaikan 
shalat. Swiss melarang pendirian menara mesjid atau minaret, tapi tidak 
melarang pembangunan mesjid. Prancis tidak hanya melarang burqa dan niqab, tapi 
juga melarang pemakaian simbol-simbol agama lainnya di tempat umum.
 
Belgia, belanda dan Inggris kini sedang mewacanakan pelarangan burqa dan niqab, 
tapi bukan pelarangan shalata ataupun ibadah di mesjid.
 
Siria yang negara Arab pun melarang burqa dan niqab di tempat umum. Apa Anda 
pikir Siria itu mayoritas bukan orang Islam? Atau Siria sudah pindah lokasinya 
ke benua Eropa?
 
Terakhir, kalau ada negara lain (apalagi yang dicap "kafir") melakukan 
kebodohan, situ yang ngaku lebih ber-Tuhan jangan ikut-ikutan bodoh dengan 
meniru-niru ulah mereka. Kok demi membenarkan perbuatan tercela di negeri 
sendiri, lalu pake negara lain sebagai dalih? Kaya anak baru belajar gnompol 
aja :)
 
Tugas sebuah negara adalah melindungi semua warganya dari tindak diskriminasi 
ataupun tekanan apapun. MInoritas justru lebih perlu dilindungi sebab selalu 
terancam oleh ulah bully kaum mayoritas yang mentang-mentang dan aji mumpung.
 
manneke

--- On Fri, 7/30/10, arrur...@yahoo.co.id  wrote:

From: arrur...@yahoo.co.id 
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Gereja Disegel Bupati Bekasi Saaduddin 
(PKS), Jemaat HKBP Filadelfia Diterima DPR
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Received: Friday, July 30, 2010, 12:32 AM

Tidak hanya di Indonesia saja, minoritas selalu dipersulit dalam beribadah, di 
negara-negara Eropa lainnya seperti itu juga. 
Contohnya saja, Swiis yang tidak pernah menerapkan aturan pelarangan agama, 
malah ikut-ikutan menyetujui pelarangan Burqa atau jilbab. 
Demikian juga di Prancis, Belgia dan negara Eropa lainnya. Justru sebaliknya, 
Amerika Serikat berdasarkan jajak pendapat di sana tidak mempersoalkan Burqa 
atau jilbab tersebut. 
Minoritas tetap minoritas.  
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT









[Non-text portions of this message have been removed]



Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Gereja Disegel Bupati Bekasi Saaduddin (PKS)

2010-08-09 Terurut Topik Wal Suparmo
Salam,
Jangan tertawa terlalu cepat, PKS dengan organisasi simptisannya seperti 
FPI,FORKABI dan HISBUTH THAHRIR yang berpusat di Arab,dll, sedang bekerja keras 
bersama SBY untuk melaksankan itu yaitu pemerintahan yang minimum di pengaruhi 
oleh para mulah DIMULAI dengan MUI..

Wasalam,
Wal Suparmo

--- Pada Rab, 4/8/10, Zulkifli  menulis:


Dari: Zulkifli 
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Gereja Disegel Bupati Bekasi Saaduddin (PKS)
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 4 Agustus, 2010, 1:29 PM


  




Baca buku "Unveil" oleh-oleh kawan saya 15 tahun lalu. Karena tidak habis pikir 
orangtua pembantu di rumahnya yang berasal dari suku Pastun meminta pembantunya 
ini pulang kampung untuk dikawinkan dengan juragan tempat si ayah berutang, 
pengarang buku ini berkelana selama 10 tahun di sejumlah negara di Timur 
Tengah, Afrika yang banyak muslimnya.

Dalam salah satu ceritanya betapa remaja di Iran itu menikmati bercelana jins 
secara sembunyi: di dalam pakaian "kafan"-nya itu banyak remaja (perempuan 
terutama) yang memakai jins dan kaus oblong. Begitulah hidup di negara yang 
diperintah oleh para mullah.

Beruntunglah kita di NKRI ini belum diperintah oleh kaum agamawan.

Salam,

Zul

--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Samali Djono  
wrote:
>
> selamat sore (waktu Jakarta) Pa'Manneke ... ketemu lagi, masih di FPK
> saya pernah membaca disuatu majalah bahwa seorang wanita Afghanistan yang 
> harus memakai burqa itu sebetulnya menderita ... ?
> 
> salam, djs
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> From: manneke budiman 
> To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
> Sent: Fri, 30 July, 2010 14:22:50
> Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Gereja Disegel Bupati Bekasi Saaduddin 
> (PKS)
> 
> 
> Hehehe, ini logikanya morat-marit banget.
> 
> Tidak ada satupun negara Eropa melarang umat Muslim ke mesjid dan menunaikan 
> shalat. Swiss melarang pendirian menara mesjid atau minaret, tapi tidak 
> melarang 
> pembangunan mesjid. Prancis tidak hanya melarang burqa dan niqab, tapi juga 
> melarang pemakaian simbol-simbol agama lainnya di tempat umum.
> 
> Belgia, belanda dan Inggris kini sedang mewacanakan pelarangan burqa dan 
> niqab, 
> tapi bukan pelarangan shalata ataupun ibadah di mesjid.
> 
> Siria yang negara Arab pun melarang burqa dan niqab di tempat umum. Apa Anda 
> pikir Siria itu mayoritas bukan orang Islam? Atau Siria sudah pindah 
> lokasinya 
> ke benua Eropa?
> 
> Terakhir, kalau ada negara lain (apalagi yang dicap "kafir") melakukan 
> kebodohan, situ yang ngaku lebih ber-Tuhan jangan ikut-ikutan bodoh dengan 
> meniru-niru ulah mereka. Kok demi membenarkan perbuatan tercela di negeri 
> sendiri, lalu pake negara lain sebagai dalih? Kaya anak baru belajar gnompol 
> aja 
> :)
> 
> Tugas sebuah negara adalah melindungi semua warganya dari tindak diskriminasi 
> ataupun tekanan apapun. MInoritas justru lebih perlu dilindungi sebab selalu 
> terancam oleh ulah bully kaum mayoritas yang mentang-mentang dan aji mumpung.
> 
> manneke
> 
> --- On Fri, 7/30/10, arrur...@...  wrote:
> 
> From: arrur...@... 
> Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Gereja Disegel Bupati Bekasi Saaduddin 
> (PKS), Jemaat HKBP Filadelfia Diterima DPR
> To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
> Received: Friday, July 30, 2010, 12:32 AM
> 
> Tidak hanya di Indonesia saja, minoritas selalu dipersulit dalam beribadah, 
> di 
> negara-negara Eropa lainnya seperti itu juga. 
> 
> Contohnya saja, Swiis yang tidak pernah menerapkan aturan pelarangan agama, 
> malah ikut-ikutan menyetujui pelarangan Burqa atau jilbab. 
> 
> Demikian juga di Prancis, Belgia dan negara Eropa lainnya. Justru sebaliknya, 
> Amerika Serikat berdasarkan jajak pendapat di sana tidak mempersoalkan Burqa 
> atau jilbab tersebut. 
> 
> Minoritas tetap minoritas. 
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>










[Non-text portions of this message have been removed]