Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Sketsa Puasa 2 : Berpuasa Berserial Animasi Malaysia

2010-08-17 Terurut Topik Suhaimi
Saran saya sebaiknya, Seluruh Purnariawan  TNI & Polri segera bertemu Presiden 
SBY guna menyampaikan uneg2nya tentang perilaku Malaysia terhadap Indonesia 
selama ini serta sikap pemerintah Indonesia yang tidak tegas.

Begitu pula para prajurit TNI, mereka harus menyuarakan isi hatinya terhadap 
perilaku pongah dan sok jagoan Malaysia terhadap Indonesia.

Tegaskan kepada Presiden, bahwa TNI tak ingin perang dengan Malaysia, tapi 
Malaysia sesekali perlu ditampar agar dia mengerti !

Salam hangat,
Suhaimi


  - Original Message - 
  From: iwan piliang 
  To: forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com ; jurnali...@yahoogroups.com ; 
mediac...@yahoogroups.com ; presst...@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, August 16, 2010 2:44 PM
  Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Sketsa Puasa 2 : Berpuasa Berserial Animasi 
Malaysia



  Serial Upin Ipin, diputar berulang di TPI. Ceritanya kuat, 
  walaupun secara teknis animasi,  visual tokoh utamanya hanyalah dua 
  bocah kembar plontos, minimalis; bersekolah, bermain, berkehidupan di 
  kampung. Literair  penggalan pengalaman  saya di industri animasi, 
  berupaya lalu  patah di tengah jalan  mengindustrikan animasi di 
   Indonesia. Padahal kemampuan animator kita, jauh lebih baik dari 
  Malaysia. Sama dengan lebih unggulnya skill anak Indonesiadi industri 
perminyakan. Setidaknya Dt. Noor M. Chalid, kartunis Kampong Boy,
  pernah ingin mengorder animasi ke saya. Pada13 Agustus lalu rasa 
  keindonesiaan kita seakan ditampar  oleh ditembaknya  kapal Patroli 
  Departemen Kelautan RI diwilayah RI, oleh Polisi Perairan Diraja 
  Malaysia. Mereka menangkap tiga petugas kita. Saya menyebut langgam 
  Malaysia ini bagaikan Orang Kaya Baru (OKB) di Indonesia . Kata orang 
  kampung saya, mereka  ongeh - - setingkat di atas congkak. Tarian Randai
  Sungai Geringging, tanah kelahiran saya, pernah pula diaku Malaysia 
  sebagai keseniannya. Namun Upin dan Ipin tetaplah menghibur! Mana serial
  animasi kita? TIGA anak
  saya lelaki. Mereka sepuluh, delapan dan tiga tahun. Dua anak  tertua 
  kini sudah menjalankan ibadah puasa penuh.  Hiburan utama kami di saat 
  makan sahur bersama keluarga di Ramadan kali ini menyimak  penggelan 
  serial animasi Upin-Ipin, produksi Malaysia disiarkan oleh TPI. Di
  sebuah serialnya, Ipin membayangkan berbuka puasa melahap ayam goreng. 
  Lalu kakaknya,  Ros, mengajaknya berbelanja ke pasar. Kak Ros memberikan
  lembaran ringgit, sedianya dibelikan untuk dua tiga potong ayam sahaja.
  Namun  Upin dan Ipin, justeru merasa dapat angin. Mereka membelanjakan 
  semua ringgit ke aneka  ayam; ayam golek, ayam madu, ayam goreng, ayam 
  bakar, ayam pandan. Di pasar mereka melihat  Mail,  teman sekelas, menjual 
ayam goreng kegemaran Ipin. "Kau belilah ayamaku ni 'Pin, emak aku buat, 
enaklah!" Mail berpromosi. Si kembar itu pun sepakat membeli. Tak 
tanggung-tanggung, semua ayam goreng dagangan Mail bersisa,mereka borong.Visual 
Upin dan Ipin menenteng beragam bungkusan serba ayam dengan riang pulang. 
Tinggallah Kak Ros  manyun terperangah, segenap  ringgit   telah berganti ayam. 
Di meja makan berbuka puasa. Meja penuh dengan  hamparan piring berisi  aneka 
penganan serba  ayam. "Kau habiskan itu semua," ujar Ros ke Upin dan Ipin. 
Wajah Ros dongkol. "Tak lah Kak, tak kuat lagi kami makannya." suara Upin dan 
Ipin memelas. Susana
  di ruang makan di kampung melayu, Malaysia,  itu. Opa- - nenek - - lalu
  menasehati Upin dan Ipin dengan suara khas, bijak, bahwa kalau lagi 
  berpuasa, di siang hari,  memang serasa semua makanan seakan 
  terlahap,namun nyatanya di saat  berbuka, sedikit sahaja  dimakan, perut
   sudah berasa kenyang. Khas duniakanak-kanak, khas Melayu. "Betul, 
betul,betul!"  ungkapan khas  Ipin. Ia  acap mengulang ucapan lema betul, 
bentuk  persetujuannya  akan sesuatu. Lalu anak Indonesia mengenallah budaya 
Malaysia melalui animasi. Berlanjut membanjirlah merchandising Upin Ipin, 
termasuk mewabah mainan tangkai es krim, diantaranya. Lantas  pertanyaannya, 
mana budaya kita, mana industrianimasi Indonesia?   PANTASKAH saya bertanya ? 
Setelah
  mencoba berbisnis di jasa iklan sejak berhenti  jadi wartawan dari 
  majalah SWA pada 1989, dari 1993 hingga 1995, saya  fokus 
  memproduksiserial animasi. Alasan saya ketika itu sederhana saja. Bahwa 
  menjadi pengusaha haruslah punya produk dan atau jasa yang masuk ke 
  pasaran. Itu pengusaha! Kalimat itu terus saya 
  sosialisasikan di setiap menulis mengupas kewirausahaan hingga kini. 
  Konon, kemajuan Cina dahsyat kini, tiada lain karena kegigihan 
  membanjiri dunia dengan manca-ragam produk. Nah setelah  
  "capai" di jasa yang saya rasakan lebih banyak tangan "di bawah", saya 
  memilih industri tak dilirik orang ramai. Yakni serial animasi. Pilihan 
  saya kala itu animasi wayang, dengan membuat karakter anak-anak, ada 
  yang plontos macam Upin Ipin, namun berbaju wayang. Saya memilih judul  
  Burisrawa, berdialek Batak. Mengapa wayang? Sulit bagi 
  saya kala itu membu

Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Sketsa Puasa 2 : Berpuasa Berserial Animasi Malaysia

2010-08-17 Terurut Topik Agus Sugeng
sebuah saran yg sangat positif, permasalahnya adalah kapan lagi film unyil 
diproduksi secara konsisten ? memang saat ini ada film unyil, tapi itu hanya 
dikondisikan sebagai "pembawa acara" tidak seperti dulu yang ditayangkan 
selayaknya hiburan bermutu bagi anak Indonesia. Saat itu ada Pak Raden yang 
mewakilkan suku Jawa, mbok Bariyah sebagai suku Madura sampai ke Melani sebagai 
representative cina. Sungguh kombinasi yang cukup positif. Nah yang terjadi 
sekarang tidak ada tv yg memproduksi film seperti itu lagi, tv lebih penuh 
dengan sinetron basi ataupun kuis yg gak jelas itu.
Panji koming dan oom pasikom sangat membumi tapi sekali lagi tdk ada yg mau 
memproduksi sebagai sebuah tontonan di media elektronik.

salam merdeka
agus

berbagi informasi seputar Kebudayaan Indonesia di: 
www.indonesia-budaya.blogspot.com

--- On Tue, 8/17/10, kart...@publicpolicylobbyfirm.com 
 wrote:

From: kart...@publicpolicylobbyfirm.com 
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Sketsa Puasa 2 : Berpuasa Berserial Animasi 
Malaysia
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Tuesday, August 17, 2010, 4:47 PM

Keponakan saya yang berusia 4 tahun, indigo dan dapat menembus dimensi dunia 
lain sangat tidak suka dengan kartun upin ipin, karena menurutnya kedua tokoh 
itu tidak menarik untuknya, selain karena berkepala plontos menyerupai tuyul yg 
sering dijumpainya, bahasa melayu yg digunakan juga tidak enak didengar..

Lucunya, ketika saya memperkenalkan tokoh si unyil dengan kostum sarung dan 
peci, dia sangat menyukainya, dia bilang unyil lebih enak dilihat dan cerdas..

Sebenarnya masuknya tokoh2 film kartun dari negara lain adalah merupakan 
Foreign Policy Strategy dalam bentuk "Soft Power" dan kita tidak sadar bahwa 
kita telah dijajah dalam bentuk doktrinisasi budaya..

Oleh karena itu, bagi sahabat sahabat yg peduli dengan produk budaya negeri 
sendiri, mulailah dengan bijak untuk selalu konsisten memperkenalkannya kepada 
anak anak, karena tidaklah membanggakan jika anak anak kita hanya kenal Mickey 
Mouse, Dora Emon, maupun Upin Ipin, tetapi tidak kenal Panji Koming, Si Unyil, 
Om Pasikom dan lain-lainnya yg tak kalah hebatnya dengan produk budaya bangsa 
lain..

Wassalam,
Kartika Djoemadi



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Sketsa Puasa 2 : Berpuasa Berserial Animasi Malaysia

2010-08-17 Terurut Topik kartika
Keponakan saya yang berusia 4 tahun, indigo dan dapat menembus dimensi dunia 
lain sangat tidak suka dengan kartun upin ipin, karena menurutnya kedua tokoh 
itu tidak menarik untuknya, selain karena berkepala plontos menyerupai tuyul yg 
sering dijumpainya, bahasa melayu yg digunakan juga tidak enak didengar..

Lucunya, ketika saya memperkenalkan tokoh si unyil dengan kostum sarung dan 
peci, dia sangat menyukainya, dia bilang unyil lebih enak dilihat dan cerdas..

Sebenarnya masuknya tokoh2 film kartun dari negara lain adalah merupakan 
Foreign Policy Strategy dalam bentuk "Soft Power" dan kita tidak sadar bahwa 
kita telah dijajah dalam bentuk doktrinisasi budaya..

Oleh karena itu, bagi sahabat sahabat yg peduli dengan produk budaya negeri 
sendiri, mulailah dengan bijak untuk selalu konsisten memperkenalkannya kepada 
anak anak, karena tidaklah membanggakan jika anak anak kita hanya kenal Mickey 
Mouse, Dora Emon, maupun Upin Ipin, tetapi tidak kenal Panji Koming, Si Unyil, 
Om Pasikom dan lain-lainnya yg tak kalah hebatnya dengan produk budaya bangsa 
lain..

Wassalam,
Kartika Djoemadi


Sent from DeeDee's BlackBerry®

PT SPINdoctors Indonesia™
Strategic Policy For Better Indonesia
+6221-2555-8535

Strategic Communications, Lobbying and Advocacy for Public Policy, Government 
and Parliamentary Advisory. A Subsidiary of PH&H Public Policy Interest Group, 
The 1st International Registered Lobby Firm in Indonesia.

indonesiapublicpolicy-subscr...@yahoogroups.com

-Original Message-
From: iwan piliang 
Sender: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Reply-To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Sketsa Puasa 2 : Berpuasa Berserial Animasi 
Malaysia

Serial Upin Ipin, diputar berulang di TPI. Ceritanya kuat, 
walaupun secara teknis animasi,  visual tokoh utamanya hanyalah dua 
bocah kembar plontos, minimalis; bersekolah, bermain, berkehidupan di 
kampung. Literair  penggalan pengalaman  saya di industri animasi, 
berupaya lalu  patah di tengah jalan  mengindustrikan animasi di 
 Indonesia. Padahal kemampuan animator kita, jauh lebih baik dari 
Malaysia. Sama dengan lebih unggulnya skill anak Indonesiadi industri 
perminyakan. Setidaknya Dt. Noor M. Chalid, kartunis Kampong Boy,
 pernah ingin mengorder animasi ke saya. Pada13 Agustus lalu rasa 
keindonesiaan kita seakan ditampar  oleh ditembaknya  kapal Patroli 
Departemen Kelautan RI diwilayah RI, oleh Polisi Perairan Diraja 
Malaysia. Mereka menangkap tiga petugas kita. Saya menyebut langgam 
Malaysia ini bagaikan Orang Kaya Baru (OKB) di Indonesia . Kata orang 
kampung saya, mereka  ongeh - - setingkat di atas congkak. Tarian Randai
 Sungai Geringging, tanah kelahiran saya, pernah pula diaku Malaysia 
sebagai keseniannya. Namun Upin dan Ipin tetaplah menghibur! Mana serial
 animasi kita? TIGA anak
 saya lelaki. Mereka sepuluh, delapan dan tiga tahun. Dua anak  tertua 
kini sudah menjalankan ibadah puasa penuh.  Hiburan utama kami di saat 
makan sahur bersama keluarga di Ramadan kali ini menyimak  penggelan 
serial animasi Upin-Ipin, produksi Malaysia disiarkan oleh TPI. Di
 sebuah serialnya, Ipin membayangkan berbuka puasa melahap ayam goreng. 
Lalu kakaknya,  Ros, mengajaknya berbelanja ke pasar. Kak Ros memberikan
 lembaran ringgit, sedianya dibelikan untuk dua tiga potong ayam sahaja.
 Namun  Upin dan Ipin, justeru merasa dapat angin. Mereka membelanjakan 
semua ringgit ke aneka  ayam; ayam golek, ayam madu, ayam goreng, ayam 
bakar, ayam pandan. Di pasar mereka melihat  Mail,  teman sekelas, menjual ayam 
goreng kegemaran Ipin. "Kau belilah ayamaku ni 'Pin, emak aku buat, enaklah!" 
Mail berpromosi. Si kembar itu pun sepakat membeli. Tak tanggung-tanggung, 
semua ayam goreng dagangan Mail bersisa,mereka borong.Visual Upin dan Ipin 
menenteng beragam bungkusan serba ayam dengan riang pulang. Tinggallah Kak Ros  
manyun terperangah, segenap  ringgit   telah berganti ayam. Di meja makan 
berbuka puasa. Meja penuh dengan  hamparan piring berisi  aneka penganan serba  
ayam. "Kau habiskan itu semua," ujar Ros ke Upin dan Ipin. Wajah Ros 
dongkol. "Tak lah Kak, tak kuat lagi kami makannya." suara Upin dan Ipin 
memelas. Susana
 di ruang makan di kampung melayu, Malaysia,  itu. Opa- - nenek - - lalu
 menasehati Upin dan Ipin dengan suara khas, bijak, bahwa kalau lagi 
berpuasa, di siang hari,  memang serasa semua makanan seakan 
terlahap,namun nyatanya di saat  berbuka, sedikit sahaja  dimakan, perut
  sudah berasa kenyang. Khas duniakanak-kanak, khas Melayu. "Betul, 
betul,betul!"  ungkapan khas  Ipin. Ia  acap mengulang ucapan lema betul, 
bentuk  persetujuannya  akan sesuatu. Lalu anak Indonesia mengenallah budaya 
Malaysia melalui animasi. Berlanjut membanjirlah merchandising Upin Ipin, 
termasuk mewabah mainan tangkai es krim, diantaranya. Lantas  pertanyaannya, 
mana budaya kita, mana industrianimasi Indonesia?   PANTASKAH saya bertanya 
? Setelah
 mencoba berbisnis di jasa iklan sejak berhenti  jadi wartawan dari