bukan soal sapi aj aya ng bikin bingung kok, sama aja dengan gula , jagung dll
Menurut sy bbberepa amslaah utamanya
kita kehilangan kepercayaan pada data yang ada ,
contoh Kementan merelease bhw populasi sapi
meningkat, kebanyakanpraktisi merasa bhw
populasi menurun,. Ini mungkin diselesaikan tahun
depan dgn adanya sensus sapi 2011
Kebingungan ambil kebijakan, misal disatu pihak
bilang bhw harga sapi harus naik bila mau ornag
beternak sapi meningkatkan produksi sapi,
tapi dilain pihak ikut free trade dimana produk
produk olahan berbasis daging sapi bisa masuk ke
indoensia dengan bea mausk 0 persen
Tidak mulai dari dasar yaitu pembuatan bibit
unggul, melainkan mau melalui jalan pendek,
membeli induk produktip dari LN yang nayatanya
sulit direalisasikan, target 200 rb, realisasinya jauh di bawah itu
Tata niaga yang gak beres dan infra struktur yang
parah, shg bukan saja peternak di daerah dapat
magrinkecil , bahkan juga sulit kirim dagingnya keluar daerah
Tidak efisiennya peternakan Indonesia yg cost
nya 1.6 kalil ipat cost di Brazil dan Australia
Nah dalam kekacauan spt itu , ada yang yakin
bahwa thn 2014 kita bisa swa sembada
sementara para pelaku yakin jauh panggang dari api
dan adanya berbagaui kepentingan..jadi kacaulah semuanya
( Pak Kukuh kalau tyulisanku gak muncul di FPK tolong di fwd ya ke FPK )
HS
At 06:21 AM 8/16/2010, you wrote:
>Ada apa ini? Menko Perekonomian menegaskan,
>impor daging sapi atau sapi tetap diperlukan
>untuk menjaga stabilitas harga di tingkat
>pengecer. Atas dasar itu, pasokan sapi harus
>dijamin mencukupi, berapa pun permintaan dari
>masyarakat. (Kompas, 16 Agustus 2010).
>Disisi lain pengusaha feedloter mengatakan bahwa
>penurunan impor yg "mendadak" menyebabkan
>ketidak pastian usaha terkait dengan volume dan
>kontinuitas pasokan sapi (impor?) bagi
>perusahaan produsen daging dan penggemukan sapi.
>Penurunan impor ini kata feedloter akan
>mengakibatkan utilisasi kapasitas kandang 72%
>lebih rendah ketimbang posisi pada Desember 2009.
>Padahal kemarin juga di Kompas, Direktur Jendral
>Peternakan mengatakan bahwa penurunan impor
>alokasi impor sapi tidak dilakukan mendadak,
>karena Kemtan sudah mengeluarkan surat edaran
>penghentian surat persetujuan pemasukan atau
>izin impor sapi bakalan pada 20 Januari 2010.
>Lebih lanjut dia mengatakan bahwa impor sapi
>bakalan yg terlalu besar mengakibatkan harga
>sapi ditingkat peternak jatuh. Karena saat ini
>ada surplus ketersediaan sapi hingga 198,000
>ekor. Sapi2 tersebut tersebar di 18 provinsi sentra produksi sapi.
>Masih berita di Kompas, ditengah harga sapi yg
>melambung, ternyata peternak didaerah kesulitan
>menjual sapi. Kalau ada pembeli, sapi ditawar dg harga murah.
>Dari yg saya tangkap dan cerna diatas mana
>sebeneranya yg betul dan benar2 mengedepankan kepentingan nasional?
>Saya bukan ahli dagang sapi, jadi mohon yg
>mempunyai pengetahuan atau keahlian bersedia memberi pencerahannya.
>
>Salam
>Kukuh Kumara
>Powered by Telkomsel BlackBerry®