Credit Suisse: Orang kaya China lebih banyak daripada AS
Selasa, 22 Oktober 2019 08:11 WIB
Credit Suisse: Orang kaya China lebih banyak daripada AS
Anggota milisi dan prajurit Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) berbaris
dalam formasi melewati Lapangan Tiananmen saat latihan sebelum parade
militer memperingati 70 tahun berdirinya Republik Rakyat China, pada
Hari Nasional, di Beijing, China, Selasa (1/10/2019) (REUTERS/JASON LEE)
Zurich (ANTARA) - Jumlah orang kaya di China untuk pertama kalinya
melampaui jumlah jutawan di Amerika Serikat, demikian hasil penelitian
dari bank dan lembaga pemberi kredit asal Swiss, Credit Suisse.
Survei Kekayaan Tahunan yang dirilis Bank Credit Suisse pada Senin
menunjukkan 100 juta warga China menempati daftar 10 persen penduduk
terkaya dunia, sementara dalam daftar itu, hanya ada 99 juta warga AS.
"Walaupun ada perang dagang antara AS dan China dalam 12 bulan terakhir,
masing-masing negara masih mampu menghimpun kekayaan senilai 3,8 triliun
dolar AS dan 1,9 triliun dolar AS," kata kepala riset bidang ekonomi
dunia Credit Suisse, Nannette Hechler-Fayd'herbe.
Menurut hasil survei bank Swiss itu, jumlah jutawan dunia meningkat
sebanyak 1,1 juta orang menjadi kurang lebih 46,8 juta jiwa. Para
jutawan itu diperkirakan memiliki kekayaan total sebanyak 158,3 triliun
dolar AS, atau menguasai 44 persen dari aset dunia.
Dalam studi itu turut diketahui ada 675 ribu jutawan baru di AS. Namun,
akibat pergerakan nilai tukar, jumlah jutawan di Australia menurun jadi
kurang lebih 124.000 orang. Sementara itu, Inggris kehilangan 27.000
jutawan, dan Turki 24.000 jutawan.
Laporan dari Credit Suisse memperkirakan 55.920 orang dewasa memiliki
kekayaan sekitar 100 juta dolar AS dan 4.830 aset bersih senilai di atas
500 juta dolar AS.
Survei tersebut juga memprediksi kekayaan dunia, yang meningkat 2,6
persen pada tahun lalu, akan kembali melonjak 27 persen dalam lima tahun
ke depan menjadi 459 triliun dolar AS pada 2024. Jumlah jutawan di dunia
juga akan meningkat selama periode itu sampai nyaris menembus angka 63
juta orang.
Sementara itu, kekayaan dari 90 persen warga dunia ternyata hanya
menyumbang 18 persen dari jumlah aset global. Akan tetapi, angka itu
meningkat dibandingkan dengan jumlah pada tahun 2000 yang mencapai 11
persen.
"Masih terlalu dini untuk menyimpulkan kesenjangan di tingkat dunia
sekarang menurun, bukti yang tersedia sekarang menunjukkan bahwa 2016
menjadi momen puncak dalam waktu dekat ini," tambah Fayd'herbe.
Sumber: Reuters
*Baca juga:Jutawan IT favorit jadi PM Finlandia
<https://www.antaranews.com/berita/491294/jutawan-it-favorit-jadi-pm-finlandia>
Baca juga:Mayoritas jutawan dunia akan ada di Asia
<https://www.antaranews.com/berita/397465/mayoritas-jutawan-dunia-akan-ada-di-asia>*
Penerjemah: Genta Tenri Mawangi
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani