----- Pesan yang Diteruskan ----- Dari: Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [nasional-list] <nasional-l...@yahoogroups.com>Terkirim: Sabtu, 26 Oktober 2019 22.05.19 GMT+2Judul: [nasional-list] Veronica Koman Diancam Dibunuh: Karena Mereka Tahu Saya Benar soal Papua
Munirmenjadi contoh, bahwa rezim neo-Mojopahit main sikat dengan meracun,tabrak lari, bayar hitman. Papua mempunyai kekayaan alam yangberlimpah-limpah untuk mengisi pundi-pundi kaum neo-Mojopahit.Semboyan mereka harga mati, jadi harga untuk rakyat ialah mati.Apakah Papua harus dalam NKRI karena diberikan oleh Alloh kepada kaumneo-Mojopahit? https://www.suara.com/news/2019/10/23/201613/bela-papua-barat-veronica-koman-dapat-penghargaan-ham-dari-australia Veronica Koman Diancam Dibunuh: Karena Mereka Tahu Saya Benar soal Papua Reza Gunadha | Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana Jum'at, 04 Oktober 2019 | 15:36 WIB Veronica Koman, pengacara sekaligus aktivis HAM yang kekinian diburu Polri dan pemerintah Indonesia. [SBS News] Mereka mencoba membunuh si pembawa pesan. Mereka tidak bisa menyangkal data saya, semua rekaman, mereka tidak bisa membuktikan itu salah, sehingga berusaha menghancurkan saya Suara.com - Pengacara cum aktivis HAM Veronica Koman, yang ditetapkan sebagai buronan oleh Polri dan diajukan masuk daftar red notice Interpol, memberikan sejumlah pernyataan kepada media asing. Veronica yang kekinian berstatus pengungsi politik di Australia setelah paspornya dicabut pemerintah Indonesia, mengungkapkan banyak teror dan ancaman terhadap dirinya dan keluarga. Beragam ancaman tersebut terjadi setelah ia bergiat mengungkap banyak hal mengenai situasi di Papua, yang selama ini jarang atau tak bisa ditampilkan pada media-media massa Indonesia. Hal itu diungkapkan Veronica saat melakukan sesi wawancara eksklusif dengan kantor berita Australia, SBS News. Dalam wawancara tersebut, Veronica Koman mengatakan menerima ancaman pemerkosaan dan pembunuhan setiap hari, seiring dengan memanasnya situasi di Papua dan Indonesia. SBS News, Kamis (3/10/2019), menyebutkan, pengacara HAM yang disegani di Indonesia itu kekinian tinggal di Australia. Mama Yosepa Alomang, pejuang hak asasi manusia Papua, bersama pengacara Aliansi Mahasiswa Papua Veronica Koman. [Jubi] Veronica masih dikejar-kejar oleh aparat Polri karena menyebarkan bukti-bukti pasukan keamanan melakukan kekerasan di Papua dan Papua Barat. "Sayamulai menerima ancaman pembunuhan sejak dua tahun lalu, dan sekarang,menerima ancaman pembunuhan serta pemerkosaan di media sosial iturasanya hampir seperti pengalaman sehari-hari," kata perempuan31 tahun itu kepada SBSNews. "Merekamencoba membunuh si pembawa pesan. Mereka tidak bisa menyangkal datasaya, semua rekamannya, mereka tidak bisa membuktikan itu salah,sehingga mereka berusaha menghancurkan kredibilitas saya." VeronicaKoman, dikutip dari SBSNews,mulai terlibat dalam perjuangan kemerdekaan Papua Barat sejak 2014. Persisnya,setelah lima demonstran Papua tewas dan 17 lainnya terluka akibatulah pasukan militer Indonesia dalam tragedi yang dikenal sebagaiperistiwa Paniai Berdarah. "Sayaberpikir pada saat itu... wow, kok tidak ada reaksi kemarahan?Anak-anak sekolah dibunuh oleh pasukan keamanan,'" katanya. "Sudahmenjadi misi pribadi saya untuk mengekspose apa yang terjadi di PapuaBarat." Pekanlalu, salah satu kerusuhan yang melibatkan pertumpahan darah selama20 tahun belakangan terjadi lagi di Papua dan Papua Barat, dengansetidaknya 33 orang tewas di pusat kota Wamena. Sejumlahmahasiswa Papua yang tergabung dalam Komite Mahasiswa Anti Rasisme,Kapitalisme, Kolonialisme Dan Militerisme melakukan unjuk rasa didepan Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (28/8). [Suara.com/Arya Manggala] Cuplikandari insiden tersebut, yang diperoleh SBSNews, menunjukkanpasukan Indonesia melepaskan tembakan ketika para siswa SMA di Papuamenggelar aksi unjuk rasa anti-rasisme. Menurutpemerintah, sebagian besar korban tewas karena kebakaran. PresidenIndonesia Joko Widodo (Jokowi) kemudian menyalahkan "kelompokkriminal bersenjata" tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut. KeluargaDiintimidasi Saatini, meskipun tinggal di luar negeri, Veronica Koman mengatakan,keluarganya di Indonesia masih dalam bahaya. Bahkan,baru-baru ini, rumah keluarga Veronica Koman di Jakarta digerebek. "Keluargasaya di Jakarta sudah pindah lebih dari sebulan terakhir untukmenghindari intimidasi itu," katanya, seraya menambahkan,banyaknya ancaman yang ia terima juga ditujukan kepada keluarganya. "Orangbilang, 'kamu di Australia, tapi keluargamu ada di Indonesia dan kamibisa mencarinya.' Dilain sisi, Veronica Koman—yang memiliki tato Indonesia di lengankirinya—tidak dapat kembali ke negara asalnya karena takut akanpenganiayaan, tetapi memilih untuk melihat sisi positif dari situasitersebut. "Iniadalah awal yang baru, ini adalah babak baru," katanya.