-------- 轉寄郵件 --------
主旨:     Pencapaian Ekonomi Pemerintahan Jokowi Jilid I Dapat Rapor Kuning
日期:     Tue, 8 Oct 2019 11:48:53 +0800
從:      ChanCT <sa...@netvigator.com>
到:      GELORA_In <GELORA45@yahoogroups.com>



 Pencapaian Ekonomi Pemerintahan Jokowi Jilid I Dapat Rapor Kuning

Selasa , 08 Oktober 2019 | 08:29
Pencapaian Ekonomi Pemerintahan Jokowi Jilid I Dapat Rapor Kuning
Sumber Foto: Istimewa
Presiden Joko Widodo dan Para Menteri Kabinet Kerja
POPULER
16 Paket Kebijakan Ekonomi Jokowi Tidak Efektif karena Salah Pilih Menteri <http://www.sinarharapan.co/ekonomi/read/8744/16_paket_kebijakan_ekonomi_jokowi_tidak_efektif_karena_salah_pilih_menteri>IHSG Ditutup Terkoreksi 1 Persen <http://www.sinarharapan.co/ekonomi/read/8766/ihsg_ditutup_terkoreksi_1_persen>Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), Intellectual Property Rights <http://www.sinarharapan.co/ekonomi/read/8739/hak_atas_kekayaan_intelektual__haki___intellectual_property_rights>September 2019, Posisi Cadangan Devisa RI Tergerus 2,1 Miliar Dolar AS <http://www.sinarharapan.co/ekonomi/read/8752/september_2019__posisi_cadangan_devisa_ri_tergerus_2_1_miliar_dolar_as>Menperin: Larangan Peredaran Minyak Goreng Curah Bentuk Kepedulian Pemerintah <http://www.sinarharapan.co/ekonomi/read/8758/menperin__larangan_peredaran_minyak_goreng_curah_bentuk_kepedulian_pemerintah>
Listen to this

JAKARTA - Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) memberikan rapor kuning terhadap pencapaian ekonomi pemerintahan Presiden Joko Widodo Jilid I. Pasalnya, masih ada sejumlah target ekonomi Indonesia yang belum tercapai.

Catatan tersebut, dijelaskan Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Ahmad, didapatkan dari hasil evaluasi Bappenas terkait kinerja sejumlah kementerian yang membidangi urusan ekonomi.

"Kalau lihat kinerjanya mungkin bisa dilihat hasil evaluasi Bappenas secara sektoral. Namun saya lihat banyak yang berwarna kuning, artinya bisa saja sampai akhir tahun 2019 tidak dapat tercapai dan begitu pula sebaliknya," ujar Tauhid saat dihubungi/sinarharapan.co/di Jakarta, Senin (7/10/2019).

Kendati demikian, INDEF kata Tauhid mengapresiasi capaian pemerintah terkait percepatan pembangunan infrastruktur. "Seperti jalan tol, pelabuhan udara dan laut, bendungan dan sebagainya. Termasuk pula implementasi untuk dana desa yang telah menyebar ke seluruh desa-desa di Indonesia," terangnya.

Adapun untuk catatan buruknya, Tauhid melihat sejumlah sektor yang mengalami penurunan atau di bawah pertumbuhan ekonomi nasional. "Seperti pertanian, pertambangan dan industri. Sementara dari sisi pengeluaran maka yang menjadi problem adalah berkaitan dengan pembentukan modal tetap bruto (investasi) dan ekspor-impor," sebutnya.

Sementara untuk target kesejahteraan masyarakat, INDEF hanya melihat pencapaian positif di persoalan inflasi yang berada di bawah angka 3,5%. Sementara angka pertumbuhan ekonomi, pengangguran hingga kemiskinan belum memenuhi target.

"Kalau dilihat dari seluruh target kesejahteraan masyarakat maka keberhasilan pemerintahan saat ini yakni menjaga inflasi tetap rendah (dibawah 3,5 %), sementara target pembangunan lainnya belum tercapai, seperti pertumbuhan ekonomi, pengangguran, kemiskinan dan kesenjangan," pungkasnya.

Dalam Sidang Kabinet Paripna di Istana Negara Minggu lalu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional sekaligus Kepala Bappenas Bambang P.S. Brodjonegoro menyampaikan empat kegagalan kinerja ekonomi Jokowi di masa 5 tahun ke belakang.

Ia menyebutkan, pertumbuhan ekonomi dalam RPJMN 2015-2019, diperkirakan pemerintah meningkat mulai 2015-2016. Bahkan pada 2017, ekonomi diperkirakan sudah mencapai kisaran 7,1 persen. Lalu, melaju di kisaran 7,5 persen pada 2018 dan 8 persen pada 2019.

Nyatanya, ekonomi domestik hanya mampu melaju di angka 4,79 persen pada 2015, 5,02 persen pada 2016, 5,07 persen pada 2017, dan 5,17 persen pada 2018. Secara rata-rata, pertumbuhan ekonomi baru mencapai kisaran 5 persen. Bahkan, per semester I 2019, ekonomi cuma tumbuh di kisaran 5,06 persen.

Kemudian kegagalan kedua, tingkat kemiskinan. Dalam RPJMN 2015-2019, tingkat kemiskinan diproyeksi menurun ke kisaran 7 persen sampai 8 persen pada penghujung tahun ini. Sementara per Maret 2019, tingkat kemiskinan masih berada di angka 9,41 persen. Bahkan, proyeksi Bambang, kemiskinan hanya akan mentok di kisaran 9,2 persen pada akhir tahun ini.

Ketiga, tingkat ketimpangan alias gini ratio. Semula pemerintah memperkirakan gini ratio bisa mencapai 0,36 pada akhir tahun ini. Namun, per Maret 2019 baru mencapai 0,382.

Adapun kegagalan terkahir ialah Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Pemerintah semula memperkirakan IPM bisa mencapai 76,3 pada 2019. Sayangnya, IPM baru mencapai angka 71,3 pada akhir 2018. Bambang sendiri memperkirakan capaian IPM Indonesia hanya mencapai 72 pada akhir tahun ini.*(Ryo)*



--
此電子郵件已由 AVG 檢查病毒。
http://www.avg.com

Kirim email ke