https://suarapapua.com/2019/10/08/gki-tetap-menyuarakan-penderitaan-jemaatnya/


GKI Tetap Menyuarakan Penderitaan Jemaatnya

*Penulis*

 *Elisa Sekenyap* <https://suarapapua.com/author/elisa-sekenyap/>

 *-*

8 Okt 2019, 1:47 WP



*
<https://i0.wp.com/suarapapua.com/wp-content/uploads/2019/10/WhatsApp-Image-2019-10-06-at-21.42.49.jpeg?fit=1152%2C560&ssl=1>*Prosesi
pembukaan Raker Am III Sinode GKI di Tanah Papua di Gedung Olahraga
Waringin Kotaraja, Jayapura, Senin (7/10/2019). (ist)
*JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Pendeta Andrikus Mofu, Ketua Sinode GKI di
Tanah Papua mengatakan, gereja GKI di Tanah Papua merupakan gereja tua di
tanah Papua yang sudah melakukan penyelamatan manusia keluar dari kegelapan
ke terang.*

Tetapi di masa kini, GKI juga mempunyai kewajiban untuk terus menyuarakan
penderitaan jemaatnya di tanah Papua.

*Baca juga: **Gereja Pasifik Serukan Tarik Pasukan dan Ijinkan PBB ke Tanah
Papua
<https://suarapapua.com/2019/10/02/gereja-pasifik-serukan-tarik-pasukan-dan-ijinkan-pbb-ke-tanah-papua/>*

“Oleh sebabnya, GKI di tanah Papua telah menyampaikan sikapnya berkaitan
dengan situasi yang terjadi belakangan ini bahwa di mata Tuhan semua
manusia itu sama,” kata Pdt.Mofu dalam sambutan pembukaan Raker AM III
Sinode GKI di tanah Papua kepada peserta Raker yang terdiri dari 56 klasis
dan 6 bakal klasis GKI di Tanah Papua di gedung GOR Waringin Kotaraja,
Jayapura, Papua, Senin (7/10/2019).

Ia menyampaikan, apa yang telah disampaikan sebagai gereja kepada semua
pihak agar ada kemauan bersama menyelesaikan setiap masalah di tanah Papua,
baik itu yang berdampak pada pelanggaran HAM maupun pelurusan sejarah, agar
belakangan tidak ada masalah yang muncul.

Jika dibiarkan lanjutnya, dalam berbangsa dan bernegara masalah itu akan
terus ada dan muncul.

“GKI sebagai gereja lokal, nasional sebagai anggota PGI, tetapi juga di
regional GKI menjadi anggota dewan gereja Asia, dewan gereja Pasifik dan
anggota dewan gereja Dunia. Maka menyampaikan pesan kepada jemaat itu
adalah bagian dari jati diri sebagai gereja.”

*Baca juga: **Dewan Gereja Dunia Menyerukan Anggotanya Berdoa Untuk Situasi
di Tanah Papua
<https://suarapapua.com/2019/09/29/dewan-gereja-dunia-menyerukan-anggotanya-berdoa-untuk-situasi-di-tanah-papua/>*

Apa yang disampaikan itu katanya, demi kebaikan di tanah Papua, tetapi juga
dalam Negara ini. Maka lanjutnya, gereja tetap mendorong agar pemerintah,
DPR, MRP, TNI, Polri dan semua komponen membuka ruang untuk duduk bersama
menyelesaikan semua persoalan yang terjadi di tanah Papua.

Dalam kesempatan itu, Sekda Papua, Thea Herry Dosinaen yang mewakili
Gubernur Papua hadir dalam Raker AM III itu mengatakan, dengan perkembangan
IT saat ini mengakibatkan presur kuat dalam kehidupan di masa konteporer,
dimana berbagai kejadian yang terjadi di Papua.

Namun demikian, kata Sekda Herry, semua ini adalah tanggungjawab semua
orang.

“Untuk itu atas nama Gubernur Papua menghimbau dalam Raker ini agar tidak
terpresur oleh konteporer ini. Bagaimana menghadapi semua ini dengan rendah
hati dan satu visi tidak terpresur oleh kepentingan orang lain,” kata Sekda
Herry dalam pembukaan Raker AM III Sinode GKI di tanah Papua.

*Baca juga: **Gereja dan Masyarakat Sipil di Fiji Gelar Doa Bersama Untuk
Papua Barat
<https://suarapapua.com/2019/09/06/gereja-dan-masyarakat-sipil-di-fiji-gelar-doa-bersama-untuk-papua-barat/>*

“Semua orang lihat Papua dengan latar belakang tertentu, tetapi atas nama
Yesus kita halau semua itu. Raker ini menjadi penting untuk tanah Papua.
Tanah Papua menjadi Israel kedua,” tukasnya.

Hermus Indou, Kepala Biro Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Rakyat
Setda Papua Barat yang mewakili Gubernur Papua dalam Raker AM III Sinode
GKI di Tanah Papua mengatakan, dengan situasi yang ada, GKI sebagai gereja
agar menciptakan dirinya sebagai kontrol dan menyuarakan suara kenabian.

“Gereja harus menyelesaikan konflik yang memecah belah kesatuan bangsa.
Atas nama Pemda Papua Barat menyampaikan selamat melaksanakan Raker AM
III,” pungkas Indou.

*REDAKSI*

Kirim email ke