*Kalau penduduk Asmat direlokasi (ditransmigrasikan arti lainnya) maka
tanah mereka bisa dipakai untuk misalnya tanam kelapa sawit atau diberikan
kepada pendatang dari daerah yang padat penduduknya atau juga ”dijual”
kepada handai taulan. Sekarang ini sudah ada para petinggi yang berdiam di
pulau Jawa tetapi memiliki tanah di daerah.*


http://nasional.kompas.com/read/2018/01/23/21425331/gubernur-papua-dan-bupati-asmat-tolak-usul-jokowi-untuk-relokasi-warga


Gubernur Papua dan Bupati Asmat Tolak Usul Jokowi untuk Relokasi Warga

Ihsanuddin

Kompas.com - 23/01/2018, 21:42 WIB



Gubernur Papua Lukas Enembe, Bupati Asmat Elisa Kambu, dan Bupati Nduga
Doren Wakerwa usai dipanggil Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Selasa
(23/1/2018).(KOMPAS.com/Ihsanuddin)



*JAKARTA, KOMPAS.com* - Presiden Joko Widodo menawarkan relokasi
<http://indeks.kompas.com/tag/relokasi> kepada sejumlah penduduk yang
bermukim di wilayah terpencil di Papua <http://indeks.kompas.com/tag/papua>
ke wilayah yang lebih mudah dijangkau unit pelayanan kesehatan.

Tawaran ini terkait wabah penyakit
<http://indeks.kompas.com/tag/wabah-penyakit> yang dari tahun ke tahun
selalu melanda masyarakat di daerah terpencil Provinsi Papua. Untuk tahun
ini, wabah melanda Kabupaten Asmat <http://indeks.kompas.com/tag/Asmat>.

Jokowi menyampaikan penawaran ini saat memanggil Gubernur Papua Lukas
Enembe, Bupati Asmat Elisa Kambu, dan Bupati Nduga Doren Wakerwa di Istana
Bogor, Selasa (23/1/2018).

"Mungkin perlu relokasi terbatas atau perlu infrastruktur khusus," kata
Jokowi.

Namun, tawaran untuk melakukan relokasi tersebut ditolak oleh para kepala
daerah di Papua. Bupati Asmat mengatakan, relokasi ke tempat yang baru
tidak mungkin dilakukan.

*Baca juga : Ada Wabah Penyakit, Presiden Tawarkan Relokasi Penduduk Asmat
<http://nasional.kompas.com/read/2018/01/22/21425391/ada-wabah-penyakit-presiden-tawarkan-relokasi-penduduk-asmat>
*

"Memindahkan orang tidak segampang itu karena terkait budaya, adat
istiadat, hak ulayat dan bagaimana mereka menanam dan sebagainya," kata
Elisa Kambu.

Elisa mengatakan, hal yang paling dimungkinkan agar wabah penyakit tak
terus terjadi setiap tahun adalah dengan melakukan perbaikan pemukiman
masyarkat di sekitar distrik.

"Rakyat kita urus, kita tempatkan dengan akses yang lebih baik," kata dia.

[image: Warga menggendong anaknya saat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Agats, Kabupaten Asmat, Papua, Senin (22/1/2018). Jumlah anak
penderita gizi buruk dan campak yang dirawat di kawasan tersebut sebanyak
85 orang diantaranya di RSUD Agats 40 anak dan 45 anak di aula gereja
Protestan Indonesia.]Warga menggendong anaknya saat dirawat di Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Agats, Kabupaten Asmat, Papua, Senin (22/1/2018). Jumlah
anak penderita gizi buruk dan campak yang dirawat di kawasan tersebut
sebanyak 85 orang diantaranya di RSUD Agats 40 anak dan 45 anak di aula
gereja Protestan Indonesia.(ANTARA FOTO / M AGUNG RAJASA)

Menurut Elisa, Presiden sudah sepakat pemerintah pusat akan membantu
membangun pemukiman yang lebih baik di Asmat. Namun, ia mengakui bahwa
upaya ini akan memakan waktu.

"Bapak Presiden tadi sudah memberikan penegasan kepada kita semua, target
kita bukan hanya sekedar menyelesaikan campak tapi upaya selanjutnya,
ketahanan pangan, pelayanan dasar, pembinaan infrastruktur dasar, maupun
perubahan masyarakat jadi fokus pemerintah ke depan," kata dia.

*Baca juga : TNI dan Polri Evakuasi 14 Anak Penderita Campak dan Gizi Buruk
di Asmat
<http://regional.kompas.com/read/2018/01/19/21362451/tni-dan-polri-evakuasi-14-anak-penderita-campak-dan-gizi-buruk-di-asmat>
*

Pendapat serupa disampaikan oleh Gubernur Papua Lukas Enembe. Ia menegaskan
bahwa masyarakat di daerah terpencil di Papua tak mungkin direlokasi.

"Paling mungkin di tempat mereka sendiri di satu distrik bangun perumahan,
jalan. Tapi untuk pindah ke tempat lain tidak bisa," kata Lukas.

Tawaran relokasi penduduk wilayah terpencil Papua sebelumnya juga sudah
disampaikan Jokowi kepada wartawan.

"Alangkah lebih baik apabila direlokasi ke kota. Jadi (penduduk) desa-desa
direlokasi ke kota," ujar Jokowi di sela kunjungan kerja di Palembang,
Sumatera Selatan, Senin (22/1/2018) sebagaimana dikutip siaran pers resmi
Istana.

*Baca juga : 4 Bulan 61 Anak Meninggal akibat Campak dan Gizi Buruk, Ini
Kata Bupati Asmat
<http://regional.kompas.com/read/2018/01/15/12393591/4-bulan-61-anak-meninggal-akibat-campak-dan-gizi-buruk-ini-kata-bupati-asmat>
*

Jokowi yakin, pemerintah daerah mampu memfasilitasi relokasi penduduk. Jika
pemerintah daerah tidak mampu bekerja sendiri, Jokowi menegaskan,
pemerintah pusat siap turun tangan membantu relokasi penduduk Papua di
wilayah terpencil.

Di satu sisi, Presiden menyadari bahwa relokasi adalah hal yang sulit.
Sebab, pasti ada perubahan budaya.  Namun di sisi lain, relokasi merupakan
solusi yang paling dapat dilaksanakan sesegera mungkin.

"Ini setiap tahun kejadiannya selalu ada. Kita tidak usah tutup-tutupi.
Yang paling penting menurut saya bagaimana mencarikan jalan keluar agar
saudara-saudara kita ini tidak terkena


Pemerintah pusat pun mengaku siap membantu kabupaten dan provinsi terkait
perumahan warga.(Kompas TV)


wabah penyakit seperti campak dan gizi buruk," ujar Jokowi.

Menurut Jokowi, tim pelayanan kesehatan yang terjun untuk menangani pasien
wabah penyakit terkendala medan yang sangat berat. Apalagi, penduduknya
tersebar di beberapa wilayah sehingga akseptabilitas semakin rendah.

Kirim email ke