Kamis 30 Mar 2017, 21:02 WIB

Pembiayaan Infrastruktur Disoal, Timses Ahok: Itu untuk Rakyat

Elza Astari Retaduari - detikNews

Ace Hasan Syadzily (Arief Ikhsanudin/detikcom)

Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah mengkritik konsep 
Gubernur DKI nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) soal pembiayaan proyek 
infrastruktur yang bersumber di luar APBD. 

Anggota Tim Sukses Ahok, Ace Hasan Syadzily, menyebut konsep pembangunan 
infrastruktur dari dana kontribusi tambahan tidak salah. 

"Apa yang salah dengan pembiayaan yang berasal dari pihak swasta yang merupakan 
dana CSR dipergunakan untuk kepentingan rakyat? Selagi tidak melanggar UU 
Keuangan Daerah dan peraturan lainnya, saya kira tidak ada masalah," ujar Ace 
di gedung DPR, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (30/3/2017).

Dia juga menegaskan konsep yang diterapkan Ahok tidak dilakukan untuk mengambil 
keuntungan pribadi selama menjadi gubernur. 

Ace menyebut kebijakan itu memberi banyak manfaat bagi warga Jakarta, seperti 
pembangunan RPTRA dari dana corporate social responsibility (CSR) dan simpang 
susun Semanggi yang datang dari dana kontribusi atau timbal balik dari 
perusahaan kepada Pemprov DKI.

"Misalnya, jika simpang susun Semanggi telah selesai, bukankah akan mengurangi 
kemacetan yang bersumber dari tersendatnya Semanggi itu? Bukankah RPTRA itu 
bermanfaat bagi rakyat Jakarta, yang pembiayaan bersumber dari pihak swasta?" 
jelasnya.

"Yang terpenting sesungguhnya dana dari pihak swasta itu disampaikan kepada 
publik secara transparan dan terbuka serta melibatkan pihak appraisal yang 
kredibel dan independen untuk menilai apakah proyek tersebut sesuai dengan dana 
yang diberikan pihak swasta tersebut," imbuh Ace.

Fahri sebelumnya menyebut Ahok tidak paham bahwa pembiayaan atau anggaran 
belanja untuk publik tidak mengenal sumber pembiayaan non-APBD. Dia juga 
menyebut pembangunan infrastruktur publik menggunakan dana perusahaan bisa 
berujung pada hukuman penjara apabila tidak dibahas bersama DPRD.

"Jika dana hibah dimasukkan ke APBD, proses penggunaan dananya diharuskan 
melalui mekanisme yang lebih rumit dengan melibatkan berbagai pihak. Proses 
seperti inilah yang dinilai Pak Ahok memakan waktu yang lama dan rumit," kata 
Ace menanggapi Fahri.

Politikus Partai Golkar itu merasa bingung dengan pihak yang mempermasalahkan 
persoalan mekanisme. Padahal, menurut Ace, kebijakan diambil Ahok untuk warga 
Jakarta.

"Saya setuju dengan Pak Ahok, selagi tidak melanggar peraturan, namun 
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat, kenapa harus 
dipersoalkan?" ujarnya.

Sebelumnya, Ahok menyampaikan kewajaran bila swasta melakukan pembangunan, 
kemudian dihibahkan kepada negara. Dia mengatakan, yang salah adalah apabila 
meminta uang kepada korporasi untuk kepentingan pribadi.

Tapi Fahri Hamzah tidak setuju dengan argumen Ahok. Dia menyebut dana 
kontribusi yang dikenakan Pemprov DKI kepada pengembang itu sebagai dana 
nonbujeter.

"Baru nonton debat #PilgubDKI (Mata Najwa) di tengah kemacetan jalan tadi. Wah 
bahaya konsep Basuki soal pembiayaan #NonBudgeter," kata Fahri melalui akun 
Twitternya, @fahrihamzah, yang dikutip detikcom, Kamis (30/3).

"Bui dan pasal berlapis menanti jika secara sepihak Anda bangun infrastruktur 
publik gunakan dana korporasi (perusahaan), tanpa pembahasan di DPRD," 
lanjutnya. 
(elz/fdn)

Kirim email ke