Ahad , 29 Januari 2017, 19:18 WIB
 Perintah Eksekutif Trump Persulit Hidup Para Migran 
http://internasional.republika.co.id/berita/internasional/global/17/01/29/okjjjl368-perintah-eksekutif-trump-persulit-hidup-para-migran
 Rep: Dyah Meta Ratna Novia/ Red: Dwi Murdaningsih
 

 AP

 
 Presiden AS, Donald Trump
 

 REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Banyak orang tak bisa masuk ke Amerika setelah 
Presiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif pelarangan warga dari 
negara-negara mayoritas Muslim masuk ke Amerika. Para pejabat bandaar Kairo 
mengatakan, terdapat tujuh migran yang akan ke AS, enam orang berasal dari Irak 
dan satu dari Yaman dilarang naik  Egypt Air menuju bandara JFK di New York. 

Ini terjadi beberapa jam setelah Trump memberlakukan perintah eksekutif. Tujuh 
migran tersebut, kata para pejabat itu, diantarkan oleh para pejabat dari badan 
pengungsi PBB menuju pesawat. Namun sayangnya mereka dihentikan oleh otoritas 
bandara Kairo setelah mereka mengkontak bandara JFK.
 Larang Muslim, Seleb Tuding Trump tak Punya Hati  
http://www.republika.co.id/berita/senggang/blitz/17/01/29/okispj328-larang-muslim-seleb-tuding-trump-tak-punya-hati

Juru Bicara Keamanan Dalam Negeri AS mengatakan, para penerima green card dari 
negara-negara yang warganya  dilarang  masuk ke AS juga ikut dilarang masuk AS 
untuk sementara. Seorang warga Iran, Ali Abdi yang memiliki izin kependudukan 
permanen di AS  sekarang bingung di Dubai. 

"Saya tak bisa pergi ke Iran karena saya telah mengkritik pelanggaran HAM di 
sana. Namun saya juga tak bisa kembali ke Amerika karena saya mengalami 
penangguhan visa, saya juga tak bisa terlalu lama di Dubai karena visa saya 
akan habis," ujar dia.

Dia merupakan seorang mahasiswa PhD di bidang antropologi di AS. Sekarang ia 
sedang melakukan studi lapangan dan meninggalkan New York pada 22 Januari, dua 
hari setelah Trump disumpah jadi Presiden AS.

"Sekarang saya di Dubai menunggu visa masuk ke  Afghanistan untuk melakukan 
riset etnografi. Perintah eksekutif  Trump mencegah saya masuk kembali ke AS 
padahal saya harus menyelesaikan tesis saya," kata Abdi di Facebooknya seperti 
dilansir Guardian, Sabtu, (28/1).

Saat ini belum jelas apakah konsulat  Afghanistan di Dubai akan mengeluarkan 
visa baginya untuk tinggal di Kabul selama setahun. Ini hanya sedikit kisah 
dari ribuan orang yang mengalami kesulitan akibat perintah eksekutif Trump.

"Saya juga tak bisa lama-lama di Dubai karena visa saya mau habis," kata dia.

 


 

 

 

 

Kirim email ke