http://ambonekspres.fajar.co.id/2017/01/25/saling-klaim-menang-di-buru/
Saling Klaim Menang di Buru EditorRedaksi Ameks Publish 25 January 2017 @00:25 Ambon, AE.––Paska penarikan pasukan polisi dari pengamanan tambang emas Gunung Botak, keributan terjadi. Saling klaim terhadap penguasaan areal emas tak terhindarkan. Beruntung polisi dan TNI datang lebih awal melerai adu mulut antara Mansyur Lataka dengan sejumlah tokoh adat dan masyarakat. Mansyur Lataka, datang di areal kerja PT. BPS dusun Anhoni, Desa Dafa Waelata, dengan memboyong enam pengikutnya. Mereka menggunakan Mobil Strada Doble Cabin Warna Putih. Tiba di arela itu, mereka bertemu Fahyul Samlan, pengawas lapangan PT. BPS. Menurut Fahyul, Lataka Cs meminta pagar seng milik PT. BPS dibuka, dengan alasan sudah mendapatkan ijin.” Namun tidak di jelaskan ijin membuka pagar seng ini dari pimpinan mana,” kata Fahyul. Tujuan dibukanya pagar itu, kata Fahyul, bertujuan agar masyarakat adat dapat kembali melaksanakan penambangan. Terjadi adu mulut antara karyawan PT. BPS dengan Mansur Lataka, karena dia tetap memaksa agar pagar seng harus di buka. Terjadi kosentrasi massa. Adu mulut tak terhindarkan. Puluhan orang yang berada di wilayah BPS langsung terpantik emosinya, ketika Lataka tetap ngotot. “Ini daerah kami. Kami berhak untuk mengelolanya. Dari tadi katong sabar terus,” kata salah seorang masyarakat adat. Situasi nyaris tak terkendali setelah Lataka kembali didatangi sejumlah orang. Adu mulut tak terhindarkan. Lataka memilih diam. Namun sejumlah ibu-ibu yang ikut dalam rombongan Lataka mengamuk dan mencaci maki Kepala Dinas ESDM Maluku. Saat bersamaan, ada anggota Polres Buru yang dipimpin Kasat Sabhara Polres Buru, Iptu Hafifi Yahelissa menggunakan 1 unit mobil truk, anggota Polsek Waeapo yang dipimpin oleh Kapolsek Waeapo Iptu Farouk Abdul Mesfer, dan anggota Sat Intelkam Polres Buru yang dipimpin Kasat Intelkam Buru AKP Idham, turun melerai. Setelah berhasil amankan situasi, Direktur PT BPS, Bambang Riadi coba mendatangi Mansur Lataka untuk melakukan mediasi. “Saya minta dia menunjukan ijin resmi untuk membuka pagar PT BPS,” kata Bambang. Mendengar permintaan Bambang, Lataka kembali meminta pihak BPS menunjukan ijin operasional perusahaan itu. “Saya bilang, Anda punya hak apa menanyakan ijin kami. Kami memiliki ijin yang sah dari pemerintah. Kalau tidak ada ijin, kenapa pihak pemerintah mengawasi kerja BPS,” kata Bambang.(YAN)