-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>


https://mediaindonesia.com/podiums/detail_podiums/1850-sandi-korupsi


Senin 08 Juni 2020, 05:00 WIB 

Sandi Korupsi Gaudensius Suhardi, 

Dewan Redaksi Media Group | Editorial 

  Sandi Korupsi MI/EBET . PELAKU korupsi tidak pernah tunggal. Dilakukan 
secara bersama- sama. Untuk memulus-kan pemufakatan jahat, mereka menciptakan 
kata sandi yang terus bermetamorfosis. Pada mulanya kata sandi hanya dikenal di 
kalangan militer (termasuk intelijen dan mata-mata), diplomatik, penulis buku 
harian, dan pencinta. Kini, koruptor menggunakan kata sandi. Penggunaan kata 
sandi di kalangan koruptor maju pesat. Akan tetapi, sepandai-pandainya 
menyembunyikan sandi kejahatan, bau busuknya terbaca juga oleh aparat penegak 
hukum. Bau busuk itu dibeberkan dalam persidangan kasus korupsi Jiwasraya di PN 
Tipikor Jakarta, Rabu (3/6). Jaksa penuntut umum Bima Suprayoga mengungkapkan 
enam terdakwa memakai nama samaran saat berkomunikasi via aplikasi chatting. 
Nama samaran digunakan untuk mengaburkan identitas pihak yang terlibat sehingga 
tidak mudah dilacak dan diketahui pihak-pihak lain. Kata sandi dalam korupsi 
biasanya merujuk pada pemberi, uang, dan penerima. Sabir Lahulu dalam bukunya, 
Metamorfosis Sandi Komunikasi Korupsi, meng- ulas sekitar 199 bahasa sandi yang 
berasal dari 23 kasus tindak pidana korupsi yang sudah inkracht. Penelitian 
Fahmi Gunawan, Dosen Jurusan Tarbi- yah STAIN Sultan Qaimuddin Kendari, cukup 
menarik. Ia meneliti bahasa kriptos para koruptor. Bahasa yang digunakan untuk 
kepentingan kerahasiaan disebut kriptos. Fahmi memaparkan contoh kode rahasia 
koruptor. Kode penggunaan huruf besar dan warna dalam kasus suap dana 
percepatan pembangunan infrastruktur daerah tertinggal, kode senjata api dalam 
kasus suap simulator SIM, dan kode buah, cairan, serta bagan organisasi dalam 
kasus proyek Wisma Atlet. Ada kode agama dalam kasus suap pengadaan Alquran di 
Kementerian Agama. Kode agama itu berupa santri, kiai, ustaz, murtad, 
pengajian, mak- tab, dan tayyib. Sementara itu, kode bahasa Arab ditemukan 
dalam kasus suap penambahan kuota daging impor. Kesimpulan penelitian Fahmi 
ialah kode atau sandi itu terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu kode de- ngan 
huruf kapital, kode warna, kode senjata, kode buah-buahan, kode cairan, kode 
bagan organisasi, kode istilah keagamaan, dan kode bahasa Arab. Penggunaan kode 
itu berhubungan dengan latar belakang dan jabatan yang disandang. Kode suap 
yang melibatkan kepala daerah cukup unik. Misalnya,pinang digunakan bupati di 
Papua, bibit dipakai dalam kasus suap bupati di Jawa Barat, dan kacang pukul 
digunakan dalam kasus suap gubernur di Sumatra. Pola korupsi di daerah, menurut 
penelitian Uni- versitas Indonesia (2018), mencakup antara lain pola korupsi 
berkaitan dengan perizinan—sektor pertambangan dan migas, kehutanan, tata ruang 
dan pertanahan, serta pola korupsi berkaitan dengan fungsi DPRD. Selain itu, 
pola korupsi berkaitan dengan peng- adaan barang dan jasa pemerintah, pola 
korupsi berkaitan dengan promosi, mutasi dan suap jabatan, dan pola korupsi 
berkaitan dengan dana desa merupakan pola mutakhir. Apa pun sandi yang 
digunakan, menurut Anan- tawikrama Tungga Atmadja dalam buku Sosiologi Korupsi, 
adalah istilah yang bersifat manipulatif guna menutupi kesalahan dan/atau 
menetralisasi rasa berdosa di kalangan para pihak yang terlibat dalam korupsi, 
kolusi, dan nepotisme. Bukan hanya kata sandi, pelaku korupsi pun ikut 
bermetamorfosis. Mereka yang dikenal sebagai aktivis di masa muda, ketika 
memegang jabatan, terjerumus dalam lumpur korupsi. Mereka yang keseharian 
tampak baik-baik, tampil perlente, ujung-ujungnya tergoda fulus sehingga 
menghuni bui. Perubahan perilaku itu, meminjam istilah Muchtar Lubis, terkait 
dengan ciri manusia Indonesia, yakni munafik. Manusia munafik, kata dia, adalah 
orang yang tambah pandai menyembunyikan kata hatinya yang sebenarnya, pikiran 
yang sebenarnya, dan malahan keyakinannya yang sesungguhnya. Tidaklah 
mengherankan, meski tangan diborgol, koruptor masih punya nyali umbar senyum.  


Sumber: https://mediaindonesia.com/podiums/detail_podiums/1850-sandi-korupsi





Kirim email ke