https://www.antaranews.com/berita/791624/seratusan-siswa-
di-cianjur-belajar-di-bawah-ancaman-atap-ambruk
Seratusan siswa di Cianjur belajar
di bawah ancaman atap ambruk
Jumat, 25 Januari 2019 21:43 WIB
Relawan membongkar ruang kelas yang rusak akibat tertimpa material
longsor di SD N 3 Gumelem Kulon, Susukan, Banjarnegara, Jawa Tengah,
Selasa (4/12/2018). Bencana longsor dan banjir melanda sejumlah wilayah
di Kabupaten Banyumas, Banjarnegara, dan Cilacap, pascahujan deras yang
terjadi pada Senin (4/12) sore hingga Selasa (4/12) pagi. ANTARA
FOTO/Idhad Zakaria/foc.
Proses belajar mengajar terpaksa diliburkan kalau cuaca mendung dan
hujan turun deras
Cianjur (ANTARA News) - Seratusan siswa SDN Jayamekar di Desa
Muaracikadu, Kecamatan Sindangbarang, Cianjur, Jawa Barat, belajar di
bawah ancaman atap bangunan yang setiap saat bisa ambruk.
Pasalnya sejak lima tahun terakhir, empat ruangan kelas dalam kondisi
rusak berat terutama di bagian atap yang sudah turun, sehingga di bagian
bawah atau dalam ruangan kelas terpaksa diganjal mengunakan beberapa
buah kayu kaso.
"Ini terpaksa kami lakukan karena tidak ada lagi ruangan yang layak
untuk digunakan. Proses belajar mengajar terpaksa diliburkan kalau cuaca
mendung dan hujan turun deras," kata Dodi Riana Kepala Sekolah SDN
Jayamekar kepada wartawan, Jumat.
Ia menjelaskan, telah beberapa kali mengajukan permohonan bantuan ke
Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur, agar anak didiknya dapat belajar
dengan tenang tanpa was-was atap atau lagit-langit ambruk menimpa siswa
namun hingga saat ini belum terwujud.
Ia berharap dapat memiliki ruang kelas layaknya sekolah lain di wilayah
perkotaan karena sekolah tersebut merupakan sekolah terdekat untuk warga
di beberapa kampung di Desa Muaracikadu.
"Harapan kami dinas terkait di Pemkab Cianjur, segera mengabulkan
harapan kami untuk mendapatkan ruang kelas yang layak agar anak-anak
menjalani proses belajar mengajar dengan tenang," katanya.
Nisa (10) siswi kelas enam mengatakan, sejak masuk ke sekolah tersebut
dan seratusan siswa lainnya, tidak pernah tenang karena debu dari rusak
beratnya bagian atap kelas sering berjatuhan terutama ketika sedang belajar.
Bahkan, mereka harus pulang ketika cuaca mulai mendung dan hujan turun
deras karena guru meminta mereka pulang guna menghindari hal yang tidak
diinginkan karena tidak layaknya ruang kelas.
"Kami meminta bupati sampai presiden untuk membantu pembangunan sekolah
kami yang sudah tidak layak karena rusak berat di bagian atap dan lantai
yang sudah pecah-pecah. Kami sangat ingin punya sekolah seperti di
kota," katanya.
*Baca juga: Madrasah Al Kahiriyah ambruk diterjang hujan angin
<https://www.antaranews.com/berita/782072/madrasah-al-kahiriyah-ambruk-diterjang-hujan-angin>
Baca juga: Sekolah rusak, semua siswa di Lindu, Sigi masih diliburkan
<https://www.antaranews.com/berita/756078/sekolah-rusak-semua-siswa-di-lindu-sigi-masih-diliburkan>*
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2019