Simpan Duit di Dalam Negeri, Sri Mulyani Janjikan Insentif PajakReporter:  Dewi 
NuritaEditor:  Rr. Ariyani Yakti WidyastutiSelasa, 13 Maret 2018 11:37 WIB 
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyerahkan langsung penghargaan kepada 31 Wajib 
Pajak Besar yang terdaftar di Kantor Wilayah (Kanwil) DJP Wajib Pajak Besar di 
Aula Gedung Dr. K.R.T Radjiman Widyodiningrat, Kantor Wilayah DJP WP Besar, 
Jakarta, 13 Maret 2018. TEMPO/Dewi Nurita

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kembali mengingatkan 
para pengusaha untuk menyimpan uang atau surplus usaha di dalam negeri.. Hal 
itu disampaikannya saat memberikan penghargaan kepada 31 wajib pajak (WP) yang  
terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Wajib Pajak Besar di lingkungan 
Kanwil DJP Wajib Pajak Besar, Jakarta Selatan pada Selasa, 13 Maret 2018.

"Pesan saya, karena perusahaan dan pribadi yang berdiri di sini tajir-tajir, 
tolong surplus usahanya jangan disimpan dalam sekuritas apalagi di luar negeri. 
Tanamkan di dalam negeri dan kami kasih insentif," kata Sri Mulyani disambut 
tepuk tangan para WP yang hadir menerima penghargaan.

Baca: Isi SPT Online, Wajib Pajak Hanya Butuh 20 Menit

Sri Mulyani menjelaskan, pada April mendatang pemerintah menargetkan perubahan 
kebijakan insentif untuk investasi akan selesai. Hal tersebut bertujuan agar 
target penerimaan pajak yang lebih tinggi untuk tahun ini tercapai, yaitu 
sebesar Rp 1.424 triliun. "Jadi nanti akan ada perubahan yang sangat radikal 
dalam desain insentif investasi kita," katanya.

Seperti diketahui, sampai saat ini masih banyak pengusaha yang menyimpan 
uangnya dalam sekuritas atau pun di luar negeri. Sandiaga Uno misalnya, sebelum 
menjabat Gubernur DKI Jakarta, mengaku jika sebagian hartanya disimpan di luar 
negeri.

Menurut Garibaldi Thohir atau biasa dikenal dengan Boy Thohir, CEO dari PT 
Adaro Energy Tbk., saat ini iklim perpajakan Indonesia sudah berubah dan 
mengalami transformasi luar biasa. Dirjen Pajak saat ini dinilai berhasil 
membangun kepercayaan dan kerjasama dengan wajib pajak untuk patuh membayar 
pajak.

Kalangan pengusaha, menurut Boy, melihat transformasi pajak yang luar biasa 
saat ini. "Kalau dulu saya takut, sekarang saya minta waktu untuk bekerja sama 
dengan Pak Dirjen Pajak," kata Boy.

Selain pelayanan, sosialisasi berbagai peraturan pajak baru juga dinilai baik 
sehingga wajib pajakbisa memahami segala peraturan tersebut. "Kami juga sadar 
jika pajak yang kami berikan ini berguna untuk pembangunan Indonesia. Jadi 
kalau bisa, kami jangan dikejar-kejar tapi diberi penjelasan. Kami akan 
memahami," tutur Boy.

Kirim email ke