Senin, 14 Mei 2018 18:08 WIB
Sulitnya Bangun Internet di Papua, Dikawal TNI Seperti Mau Perang


| 
| 
| 
|  |  |

 |

 |
| 
|  | 
Sulitnya Bangun Internet di Papua, Dikawal TNI Seperti Mau Perang

Agus Tri Haryanto, Agus Tri Haryanto

"Kalau di jalur lembah terdengar suara tembakan, lari ke arah hutan bukit. Kami 
cuma mau pasang kabel serat opti...
 |

 |

 |



Agus Tri Haryanto, Agus Tri Haryanto - detikInet
Foto: Agus Tri Haryanto/detikINET
Papua - Di antara tiga paket proyek Palapa Ring, paket timur ternyata menjadi 
yang terberat dalam penggelaran tulang punggung kabel serat optik tersebut.

Hal itu dituturkan oleh GM Project Implementation Palapa Timur Telematika 
Benyamin Sembiring.

Disampaikannya, selain dari bentangan jarak kabel optik yang paling panjang 
bila dibandingkan dengan paket barat dan paket tengah, faktor keamanan juga 
menjadi kendala penggelaran akses internet cepat di Papua.

Dalam pengisahan yang diucapkan Benyamin, wilayah penggelaran infrastrukur 
telekomunikasi di laut terbilang masih aman. Mengingat, proses tersebut baru 
dilaksanakan Jumat kemarin yang diawali di Teluk Bintuni, Papua Barat.

"Tantangannya pasang kabel optik (Palapa Ring Timur) ini banyak di darat, 
karena mesti lewati jalur merah (bahaya), mesti dikawal juga oleh TNI 
bersenjata. Kita pernah pengawalan itu sampai enam orang untuk masang kabel," 
ujar pria yang akrab disapa Ben itu, di Teluk Bintuni, Papua Barat


| Baca juga: Tarif Internet Jawa dan Papua Kini Bisa Sama Rata |



Situasi aman terkendali dirasakan tim penggelaran kabel saat melakukan 
penggalian di wilayah Papua Barat. Namun, bergeser ke Papua, situasinya sudah 
memasuki jalur konflik, misalnya jalur Nabire ke Timika, Merauke ke Tanah merah.

Ben mengatakan tim penggelaran kabel ini mesti memiliki nyali tinggi, karena 
bisa saja saat melakukan tugasnya, mereka akan berhadapan dengan kelompok 
Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang berada di jalur yang sama dengan 
penggelaran kabel optik.

"Sebelum jalan, kita sudah konsultansi keadaan dulu dengan TNI dan lainnya, 
lalu diberikan brief. Nah, pesannya saat itu 'Kalau di jalur yang diapit lembah 
dengar suara tembakan, lari ke arah hutan ke bukit'. Kami mau pasang kabel 
serat optik tapi briefnya seperti mau perang saja," ungkapnya.


| Baca juga: Kabel Optik Palapa Ring Indonesia Timur Resmi Digelar |



Bahkan, tak jarang, tim tersebut juga harus dikawal dengan pasukan yang 
dilengkapi dengan senjata sniper. "Karena untuk jaga-jaga, seandai-andainya 
ketemu yang tiga huruf (OPM)," ucap Ben.

Meski dalam pengawalan ketat, Ben bersyukur bahwa proses penggalian kabel optik 
di daratan bisa dilakukan dengan lancar dan aman.


| GM Project Implementation Palapa Timur Telematika Benyamin Sembiring. Foto: 
Agus Tri Haryanto/detikINET |



Saat ini, Palapa Ring paket timur telah mencapai progres penggelaran perdana 
kabel optik bawah laut. Sedangkan, untuk pengerjaan penggelaran kabel optik di 
daratan sudah terbilang sempurna.

PT Palapa Timur Telematika selaku pemenang lelang dari proyek ini, 
mengungkapkan bahwa infrastruktur telekomunikasi ini ditargetkan sudah rampung 
pada bulan September. Sehingga, pada akhir tahun 2018, masyarakat di wilayah 
sekitarnya sudah bisa merasakan akses internet kecepatan tinggi seperti 
daerah-daerah lainnya.

Palapa Ring paket timur sendiri nantinya akan menjangkau 35 kota/kabupaten. 
Untuk menghubungkan satu sama lain, Palapa Timur Telematika setidaknya 
menggelar serat kabel optik sepanjang 8.454 kilometer yang sudah menjangkau 
penggelaran kabel darat, kabel laut, dan radio microwave.

Proyek Palapa Ring merupakan salah satu proyek strategis nasional yang diatur 
dalam Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksana Proyek 
Strategis Nasional.


| Baca juga: Ini Rute Akses Internet Cepat di Indonesia Timur |



Diketahui, proyek tersebut bentuk upaya pemerintah dalam membangun 
infrastruktur jaringan serat optik, di mana sebagai tulang punggung bagi 
ketersediaan Telekomunikasi Nasional yang menghubungkan seluruh kabupaten/kota 
di Indonesia.

Proyek Palapa Ring dibagi ke dalam tiga paket, yaitu paket barat, paket tengah, 
dan paket timur. Seluruh paket proyek ini ditargetkan bisa beroperasi dan 
dinikmati masyarakat pada 2019.


[Gambas:Video 20detik]
(agt/rou)

Kirim email ke