Tiongkok Mempertahankan Pemerintahan Hong Kong Berdasarkan Hukum

http://indonesian.cri.cn/20200526/19a668b2-e824-2537-a92c-4d33ab037618.html
2020-05-26 13:59:20

Sidang Pleno ke-2 Sidang Tahunan Kongres Rakyat Nasional (KRN) Tiongkok kemarin sore (25/5) digelar dengan mendengarkan laporan kinerja Komite Tetap KRN. Laporan tersebut yang dianggap sebagai transkrip legislasi dan rencana legislasi tahunan Tiongkok itu sekali lagi mengungkapkan asal-usul penyusunan dan pemberlakuan rancangan Undang-Undang Keamanan Negara Terkait Urusan Hong Kong yang   menarik perhatian umum itu, sementara menyampaikan ketetapan hati dan pendirian badan legislatif Tiongkok untuk melaksanakan pemerintahan Hong Kong berdasarkan hukum.

Opini umum berpendapat, tindakan itu akan mengatasi kesulitan Hong Kong dari sudut hukum, mengubah keadaan Hong Kong di mana “tak ada pertahanan” di bidang keamanan negara dalam jangka panjang. Ketua Komite Tetap KRN Tiongkok Li Zhanshu menunjukkan, itulah tindakan penting dalam situasi baru untuk mempertahankan dan menyempurnakan   “Satu Negara Dua Sistem”, mempertahankan pemerintahan Hong Kong   berdasarkan hukum, melindungi tatanan konstitusional di daerah administrasi yang ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar dan Undang-Undang Pokok, sesuai dengan kepentingan segenap rakyat Tiongkok termasuk saudara-saudara setanahair Hong Kong, pasti akan menyediakan jaminan hukum semakin kuat kepada pemeliharaan kedaulatan dan keamanan negara serta kepentingan pembangunan, dan juga menyediakan jaminan hukum kuat untuk menjamin kemakmuran dan kestabilan Hong Kong dalam jangka panjang.

Dilaporkan, setelah keputusan terkait diratifikasi, KRN akan mengizinkan Komite Tetap KRN untuk menyusun hukum terkait mengenai pembentukan dan penyempurnaan sistem hukum pemeliharaan keamanan negara di Daerah Administrasi Khusus Hong Kong serta sistem pelaksanaannya, dalam rangka menjamin hukum terkait dilberlakukan secara efektif di Hong Kong.



 Politikus AS Sebarkan Kebencian di Masyarakat AS

http://indonesian.cri.cn/20200525/cc3f8ce0-bd01-889b-8615-fc25d8b94d8a.html
2020-05-25 15:42:52

Dokter Keturunan Tionghoa dari Departemen Anestesiologi Rumah Sakit Umum Negara Bagian Massachusetts Amerika Serikat (AS) Lucy Li mengatakan bahwa dirinya merisikokan kesehatannya untuk menyelamatkan nyawa orang lain, tetapi malah difitnah karena wajahnya.” Menurut The Washington Post AS, pada awal wabah Covid-19, Lucy Li dicaci-maki oleh seorang lelaki yang tak dikenalnya. Dalam pekerjaannya, sejumlah pasien menolak menerima pengobatannya karena ia adalah keturunan Tionghoa.

Saat ini, munculnya kembali rasisme di masyarakat AS tak terpisah dari hasutan politikus AS. Sejak terjadinya wabah Covid-19, untuk menutupi kegagalan mereka dalam menanggulangi wabah, sejumlah politikus AS sengaja menghasut oposisi rasial dan menstigma Tiongkok dengan alasan Covid-19, menjadikan fitnahan terjada[ Tiongkok sebagai cara akumulasi modal politik. Sementara itu, sejumlah pekerja media dengan berkoordinasi dengan para politikus terus menyebarlam  kebencian rasial, dan ini memperparah keretakan serta perlawanan di msyarakat AS.

Dalam wabah Covid-19 ini, keturunan Asia mendapat perlakuan yang tidak adil, sehingga mengakibatkan gangguan dan halangan bagi pencegahan dan pengendalian wabah di AS secara langsung. Dilihat dari sudut jangka panjang, manipulasi rasisme yang dilakukan politikus AS itu akan merugikan kepentingan negara AS sendiri. Kini, jumlah populasi keturunan Asia yang menempati 6 persen dalam populasi AS itu sudah berpartisipasi secara menyeluruh dalam pembangunan AS di berbagai bidang termasuk ekonomi, pendidikan, kesehatan, iptek dan kebudayaan. Kini, politikus AS sedang sibuk menghidupkan kembali ekonomi, dan jika keturunan Asia mengalami diskriminasi ras, pertumbuhan ekonomi dan masyarakat AS akan dirugikan.

Wabah tak mengenal ras dan batasan negara, dan hanya solidaritas dan saling memperlakuan dengan baik baru bisa mengalahkan virus. Opini rasisme dari Gedung Putih dan Capitol Hill sedang memperuncing kontradiksi dan dan mempergawat keretakan masyarakat AS, sehingga   masyarakat AS akan diseret ke dalam kebencian dan perlawanan.


Kirim email ke