From: kh djie dji...@gmail.com [GELORA45] 
Sent: Friday, August 4, 2017 1:54 AM

  

Tertarik Harga Tinggi, Petambak Ikan Beralih Jadi Petani Garam 

KONTRIBUTOR BIMA, SYARIFUDIN Kompas.com - 28/07/2017

BIMA, KOMPAS.com - Harga  garam di Kabupaen Bima melambung tinggi. Bahkan 
harganya berlipat-lipat. Tingginya  harga garam ini membuat para petambak ikan 
tergiur. Sejak harganya naik, mereka mulai beralih menjadi petani garam dan 
meninggalkan usaha bandeng.


Abdullah, asal Desa Donggo Bolo, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima mengaku, telah 
mempersiapkan lahan 1 hektar untuk produksi garam. Bahkan, para petani lain 
juga berbondong-bodong memilih mengalihkan fungsi tambak ikan seluas 10 hektar 
jadi tambak garam.

“Petani di sini sudah beralih semenjak harga garam mahal. Di selompok saya ada 
10 hektar yang sudah dialihkan, saat ini dalam proses pembuatan petakan,” kata 
Abdullah saat ditemui di lokasi tambak, Jumat (28/7/2017).

Ia mengaku menjadi petani garam lebih menguntungkan. Selain biaya produksinya 
sedikit, pembuatan tambak juga relatif mudah. Hanya bermodalkan cangkul dan 
sekop, mereka bisa memodifikasi lahan yang dibuat berbentuk petakan kolam tanah.

Selain itu, petambak juga harus menyediakan pompa air dan kincir angin.

Baca juga: Jokowi Janji Selesaikan Persoalan Mahalnya Harga Garam

“Kalau tambak sudah jadi, selanjunnya cukup dimasukan air laut ke tambak. 
Seminggu kemudian, biasanya garam sudah bisa dipanen,” kata ketua kelompok tani 
ini.

Sementara itu, harga garam di tingkat petani saat ini melambung hingga Rp 
140.000 per sak dengan berat 50 kilogram. Tingginya harga itu berbeda jauh 
dengan harga saat panen garam dari tahun ke tahun berkisar antara Rp 3.000 
sampai Rp 7.000 per sak.

“Mereka memasarkan garamnya Rp 140.000 per sak. Kalau dilihat dari harga memang 
cukup tinggi, dibanding tahun lalu cuman Rp 7.000 per sak,” ucap Abdullah.

Ia dan petani lain merasa bersyukur harga garam sudah naik setelah 
betahun-tahun para petani tidak merasakan hasil panen yang memadai. Mereka 
berharap harganya tetap bertahan, sehingga petani bisa mendapat hasil yang 
berlimpah dan menguntungkan.

“Kalau bisa jangan diturunin lagi, kita juga Ingin harga jualannya tinggi,” 
ujar dia.

http://regional.kompas.com/read/2017/07/28/13212061/tertarik-harga-tinggi-petambak-ikan-beralih-jadi-petani-garam


Kirim email ke