Re: [GELORA45] Merasa Akan Diganti, Panglima TNI Buka-bukaan soal Polemik AW101

2017-02-09 Terurut Topik ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45]
“PanglimaTNI batalkan pengadaan Helikopter AgustaWestland AW-101 yang tuai 
kontroversi. 
Meski begitu, heli buatan Inggris itu ternyata sudah tiba di Indonesia.”
Ini Helikopter AW-101 yang Tuai Kontroversi
  
||  
Ini Helikopter AW-101 yang Tuai Kontrov...
  |  |

 
-

   From: ajegSent: Tuesday, February 7, 2017 10:07 AM    Rencana pembelian 
sudah dibatalkan tahun 2015 
tetapi barangnya sudah tiba 5 hari yl.

Skandal siapa?
-

Merasa AkanDiganti, Panglima TNI Buka-bukaan soal Polemik AW101 Senin, 
6Februari 2017 | 22:07 WIB
 
IlustrasiHelikopter AgustaWestland 101 agustaWestland.com JAKARTA,KOMPAS.com — 
Panglima TNIJenderal Gatot Nurmantyo berbicarablak-blakan soal kontroversi 
rencana pembelian helicopter AgustaWestland101 (AW101). Gatot protes lantaran 
rencana pembelian itu tak diketahuinya. Ia pun mencurahkan keluh kesahnya 
soalwewenang panglima TNI yang terbatas soal alutsista. "Saya buka ini 
seharusnya sejak2015, tetapi berkaitan dengan saya, saya buka ini untuk 
menyiapkan adik-adiksaya. Karena saya mungkin besok bisa diganti. Paling lambat 
Maret, saya harusdiganti. Kalau ini terjadi terus, maka kewenangan di bawah 
panglima TNI tidakada," ujar Gatot dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR, di 
KompleksParlemen, Senayan, Jakarta, Senin (6/2/2017). Menurut dia, mekanisme 
perencanaanpembelian alutsista sebelumnya sudah baik, ketat, dan sistematis 
sebelumPeraturan Menteri (Permen) Pertahanan Nomor 28 Tahun 2015 muncul. Ia 
merasa,permen tersebut memangkas kewenangannya. "Saya tidak mengatur anggaran 
AUberapa, AD berapa, AL berapa. Anggaran langsung tanggung jawab ke 
Kemenhan,tidak melalui panglima," kata dia. Dengan kondisi itu, Gatot mengaku 
sulitmengendalikan penggunaan anggaran TNI. Padahal, pada Pasal 3 
Undang-UndangNomor 34 Tahun 2004 tentang TNI dijelaskan bahwa TNI berada di 
bawah koordinasiDepartemen Pertahanan (Kemenhan). Meski begitu, TNI bukanlah 
bagian dariunit operasional Kemenhan. Sebab, lanjut Gatot, pada Pasal 4 ayat 
(1)disebutkan bahwa TNI terdiri dari AD, AL, dan AU yang melaksanakan 
tugasnyasecara matra atau gabungan di bawah pimpinan panglima. "Ini merupakan 
pelanggaran hierarkikarena kami tidak membawahi angkatan," tuturnya."Kita 
pernah mengalami bagaimana helicopterAW101 sama sekali TNI tidak tahu," ucap 
Gatot. Menunggu hasil investigasi Terkait pembelian AW101, TNI AU 
telahmembentuk tim investigasi untuk mencari tahu sejauh mana proses 
perencanaan,pengadaan, hingga helikopter tersebut berada di Indonesia. AW101 
sudah berada di Pangkalan UdaraHalim Perdanakusuma sejak empat atau lima hari 
lalu. Adapun tim investigasitersebut baru bekerja efektif selama tiga hari. 
"Kesimpulannya nanti setelah datalengkap. Saya akan menerimanya secara 
komprehensif. Nanti saya sampaikanlangsung ke Panglima, Panglima ke Menteri," 
tutur Kepala Staf AngkatanUdara (KSAU) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto. Sementara 
itu, terkait dengan pembatalanpembelian helikopter, Hadi mengatakan, dirinya 
juga menunggu hasil investigasi. "Itulah yang sedang kami cari karenaketika 
saya menjabat, heli kan sudah diproses datang," ucap dia. Penulis : Nabilla 
TashandraEditor : Sabrina Asril
   

[GELORA45] Merasa Akan Diganti, Panglima TNI Buka-bukaan soal Polemik AW101

2017-02-06 Terurut Topik ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45]
Rencana pembelian sudah dibatalkan tahun 2015 
tetapi barangnya sudah tiba 5 hari yl.

Skandal siapa?
-

Merasa AkanDiganti, Panglima TNI Buka-bukaan soal Polemik AW101 Senin, 
6Februari 2017 | 22:07 WIB
 
IlustrasiHelikopter AgustaWestland 101 agustaWestland.com JAKARTA,KOMPAS.com — 
Panglima TNIJenderal Gatot Nurmantyo berbicarablak-blakan soal kontroversi 
rencana pembelian helicopter AgustaWestland101 (AW101). Gatot protes lantaran 
rencana pembelian itu tak diketahuinya. Ia pun mencurahkan keluh kesahnya 
soalwewenang panglima TNI yang terbatas soal alutsista. "Saya buka ini 
seharusnya sejak2015, tetapi berkaitan dengan saya, saya buka ini untuk 
menyiapkan adik-adiksaya. Karena saya mungkin besok bisa diganti. Paling lambat 
Maret, saya harusdiganti. Kalau ini terjadi terus, maka kewenangan di bawah 
panglima TNI tidakada," ujar Gatot dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR, di 
KompleksParlemen, Senayan, Jakarta, Senin (6/2/2017). Menurut dia, mekanisme 
perencanaanpembelian alutsista sebelumnya sudah baik, ketat, dan sistematis 
sebelumPeraturan Menteri (Permen) Pertahanan Nomor 28 Tahun 2015 muncul. Ia 
merasa,permen tersebut memangkas kewenangannya. "Saya tidak mengatur anggaran 
AUberapa, AD berapa, AL berapa. Anggaran langsung tanggung jawab ke 
Kemenhan,tidak melalui panglima," kata dia. Dengan kondisi itu, Gatot mengaku 
sulitmengendalikan penggunaan anggaran TNI. Padahal, pada Pasal 3 
Undang-UndangNomor 34 Tahun 2004 tentang TNI dijelaskan bahwa TNI berada di 
bawah koordinasiDepartemen Pertahanan (Kemenhan). Meski begitu, TNI bukanlah 
bagian dariunit operasional Kemenhan. Sebab, lanjut Gatot, pada Pasal 4 ayat 
(1)disebutkan bahwa TNI terdiri dari AD, AL, dan AU yang melaksanakan 
tugasnyasecara matra atau gabungan di bawah pimpinan panglima. "Ini merupakan 
pelanggaran hierarkikarena kami tidak membawahi angkatan," tuturnya."Kita 
pernah mengalami bagaimana helicopterAW101 sama sekali TNI tidak tahu," ucap 
Gatot. Menunggu hasil investigasi Terkait pembelian AW101, TNI AU 
telahmembentuk tim investigasi untuk mencari tahu sejauh mana proses 
perencanaan,pengadaan, hingga helikopter tersebut berada di Indonesia. AW101 
sudah berada di Pangkalan UdaraHalim Perdanakusuma sejak empat atau lima hari 
lalu. Adapun tim investigasitersebut baru bekerja efektif selama tiga hari. 
"Kesimpulannya nanti setelah datalengkap. Saya akan menerimanya secara 
komprehensif. Nanti saya sampaikanlangsung ke Panglima, Panglima ke Menteri," 
tutur Kepala Staf AngkatanUdara (KSAU) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto. Sementara 
itu, terkait dengan pembatalanpembelian helikopter, Hadi mengatakan, dirinya 
juga menunggu hasil investigasi. "Itulah yang sedang kami cari karenaketika 
saya menjabat, heli kan sudah diproses datang," ucap dia. Penulis : Nabilla 
TashandraEditor : Sabrina Asril