-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>



https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5196119/3-fakta-pemerintah-akui-ri-resesi?tag_from=wp_beritautama





3 Fakta Pemerintah Akui RI Resesi

Hendra Kusuma - detikFinance
Kamis, 01 Okt 2020 19:30 WIB
9 komentar
SHARE
URL telah disalin
Menkeu Sri Mulyani Indrawati pastikan ekonomi nasional resmi resesi pada 
kuartal III-2020. Hal itu menyusul revisi proyeksi yang dilakukan Kementerian 
Keuangan.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Akhirnya pemerintah mengakui juga bahwa ekonomi Indonesia resesi di kuartal 
III-2020. Meskipun pengumuman resminya baru dilakukan Badan Pusat Statistik 
(BPS) pada tangga 5 November.

Ekonomi Indonesia resmi resesi dikarenakan mengalami penurunan yang telah 
terjadi pada kuartal I-2020. Namun, resesi itu biasanya dilihat dari 
pertumbuhan negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2020 sebesar 2,97%, pada kuartal 
II minus 5,32%. Penentuannya berada di kuartal III, namun Kementerian Keuangan 
memproyeksikan angkanya berada di kisaran minus 2,9% sampai minus 1%.

Dengan begitu, Indonesia sudah masuk ke jurang resesi. Berikut fakta-faktanya:

1. Resmi resesi

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio 
Kacaribu mengatakan Indonesia sudah resesi. Bahkan dirinya menyebut resesi 
sudah terjadi sejak awal kuartal I-2020. Pasalnya, ekonomi dalam negeri sudah 
mengalami penurunan.

Dia menyebut, ekonomi Indonesia biasanya berada di kisaran 5%. Sementara 
realisasi di kuartal I tahun ini hanya 2,97%. Penurunan terus berlanjut ke 
kuartal II yang realisasinya minus 5,32%. Dengan begitu dirinya menyebut 
Indonesia sudah resesi.

"Kalau resesi, ya tahun ini sudah," kata Febrio dalam video conference, 
Jakarta, Kamis (1/10/2020).
Baca juga:
Waduh, OECD Bilang Rasio Pajak RI Salah Satu yang Terendah di Dunia

2. Tanda-tanda resesi

Dia menyebut resesi menandakan perlambatan aktivitas ekonomi secara 
berkepanjangan. Febrio menyebut, Kementerian Keuangan juga sudah mengeluarkan 
proyeksi angka pertumbuhan ekonomi di kuartal III yaitu di kisaran minus 2,9% 
sampai minus 1%.

Lebih lanjut Febrio mengatakan, sepanjang tahun 2020 pun ekonomi Indonesia 
berada di zona negatif. Pihaknya memproyeksikan ekonomi Tanah Air di kisaran 
minus 1,7% sampai minus 0,6% di sepanjang tahun 2020.

"Kalau tadinya kita lihat di kuartal I sudah turun, kita belum bisa katakan 
resesi karena belum tahu berapa lama. Sekarang kita lihat kuartal II melemah, 
kuartal III melemah. Ternyata kuartal I sudah terjadi perlambatan dan 
berkelanjutan. Tahun ini sudah jelas resesi," jelasnya.

3. 92% negara di dunia juga resesi

Meski demikian, Febrio menegaskan penurunan pertumbuhan ekonomi nasional tidak 
sedalam negara-negara lain yang terdampak pandemi Corona. Dia bilang sekitar 
92% negara di dunia ini mengalami resesi. Resesi di negara lain terjadi karena 
penurunan ekonominya hingga double digit.

"Lihat seluruh dunia, 92% resesi dan bahkan mayoritas dari dunia resesinya 10%, 
15%. India malah minus 24%. Kita harus lihat perspektif juga," ungkapnya.

Perlu diketahui, pengumuman realisasi pertumbuhan ekonomi atau produk domestik 
bruto (PDB) kuartal III Indonesia secara resmi dilakukan oleh Badan Pusat 
Statistik (BPS). Otoritas statistik nasional baru mengumumkan pada 5 November 
2020.
Baca juga:
Pemerintah Akui RI Sudah Resesi

(hek/fdl)
resesi
resesi ekonomi
ri resesi
indonesia resesi






Kirim email ke