https://www.suara.com/news/2020/03/22/151037/5-obat-ini-berpotensi-melawan-virus-corona-dari-klorokuin-sampai-losartan?utm_source=izooto&utm_medium=notification&utm_campaign=terpopuler


*5 Obat Ini Berpotensi Melawan Virus Corona, dari Klorokuin sampai Losartan*

Dany Garjito

Minggu, 22 Maret 2020 | 15:10 WIB

*Berikut lima obat yang berpotensi melawan virus corona!*
*Suara.com - **Obat virus corona*
<https://www.suara.com/tag/obat-virus-corona> (COVID-19) terus diuji oleh
para ilmuwan kesehatan. Kekinian terdapat lima *obat*
<https://www.suara.com/tag/obat> yang berpotensi melawan virus *corona*
<https://www.suara.com/tag/corona>.

Ya, bagaikan tak mengenal rasa lelah, para ilmuwan menguji dan
mengembangkan obat malaria, HIV, dan hipertensi untuk melawan SARS-CoV-2
karena menjanjika hasil positif, walau perlu dicatat bahwa ketiga penyakit
tersebut tidak memiliki kesamaan dengan virus corona.

*Antara News* menyadur dar*i Los Angeles Times*, berikut lima obat yang
berpotensi melawan virus corona!

*1. **Klorokuin <https://www.suara.com/tag/klorokuin>*

Klorokuin merupakan versi sintetis kina, yakni senyawa alami yang diekstrak
dari kulit pohon kina sejak awal tahun 1600-an. Obat ini digunakan pasien
malaria selama beberapa abad.

Cara kerja obat ini memperlambat replikasi virus memasuki sel, kata ahli
mikrobiologi di Northwestern University Feinberg School of Medicine, Karla
Satchell.

Untuk melawan malaria, penting untuk meracuni sistem pencernaan beberapa
parasit darah dalam genus Plasmodium yang disebarkan ke manusia melalui
nyamuk yang terinfeksi.

Klorokuin membatasi kemampuan virus menggunakan ruang dalam sel (disebut
vakuola) untuk masuk ke dalam targetnya. Anggap saja sebagai "ruangan" di
dalam tubuh sehingga memberikan waktu bagi sistem kekebalan tubuh untuk
mengejar ketinggalan.

Uji klinis dilakukan di China untuk menguji kemanjuran klorokuin terhadap
virus corona baru hasil awal menunjukkan potensi mengurangi tingkat
replikasi virus.

Klorokuin diketahui aman untuk manusia (meskipun bisa mengakibatkan
keracunan pada tingkat overdosis). Dalam penelitian praklinis, obat ini
terbukti efektif melawan infeksi virus seperti sindrom pernapasan akut
(SARS), sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS) dan HIV.

Sebelumnya, juru bicara pemerintah Indonesia untuk penanganan COVID-19,
Achamd Yurianto menegaskan, klorokuin digunakan untuk membantu penyembuhan
penyakit yang disebabkan virus corona baru, bukan pencegahan infeksi
COVID-19. Dia meminta masyarakat tidak membeli atau menyimpan obat ini
karena tergolong obat keras dan harus menyertakan resep dokter.

*2. **Hidroksiklorokuin <https://www.suara.com/tag/hidroksiklorokuin>*

Obat ini metabolit obat malaria yang berpotensi mengobati penyakit autoimun
tertentu seperti lupus dan rheumatoid arthritis. Para ilmuwan berpikir obat
ini bekerja dengan mengganggu komunikasi antar sel dalam sistem kekebalan
tubuh.

okter sedang mengujinya pada pasien COVID-19. Mereka berteori, jika
klorokuin bermanfaat, maka hidroksiklorokuin mungkin juga dan hasil
laboratorium baru-baru ini tampaknya mendukung teori ini.

Sekitar tujuh uji klinis telah dimulai di China untuk menguji obat ini pada
pasien dengan COVID-19. Peneliti dari Universitas Minnesota juga melakukan
pengujian pada minggu ini.

"Setelah 90 hari kita akan memiliki beberapa indikasi apakah ini efektif
atau tidak dan seberapa efektif itu bisa terjadi," kata Dr. Jakub Tolar,
dekan Fakultas Kedokteran Universitas Minnesota.

Hasil laboratorium awal di China menunjukkan hidroksiklorokuin menghambat
infeksi SARS-COV-2. Obat ini diklaim aman untuk digunakan pada manusia.

*3. Kaletra*

Obat ini kombinasi dua obat antivirus yakni lopinavir dan ritonavir yang
digunakan melawan HIV. Lopinavir mencegah enzim virus memotong protein
penting yang merupakan kunci untuk reproduksi HIV. Sementara ritonavir
membantu meningkatkan konsentrasi lopinavir dalam sel.

Para ilmuwan bertanya-tanya apakah keduanya dapat mengganggu siklus hidup
SARS-COV-2 dengan cara yang sama


Tetapi sebuah penelitian dalam New England Journal of Medicine melaporkan,
obat ini tidak bermanfaat bagi pasien dengan COVID-19 yang parah.

Perlu ada studi lanjutan untuk memberikan wawasan lebih luas.

*4. Remdesivir*

Obat ini dikembangkan Gilead Sciences untuk melawan Ebola tetapi tak
terbukti efektif. Namun, remdesivir terbukti memiliki beberapa efek
terhadap MERS dan SARS dalam lini sel dan pengujian hewan terbatas.

Mengingat penyakit-penyakit tersebut disebabkan oleh virus corona, peneliti
berpendapat mungkin juga memiliki beberapa efek terhadap penyebab COVID-19.

Bagaimana persisnya remdesivir bekerja belum jelas, meskipun sebuah
penelitian baru menunjukkan tampaknya menghambat replikasi RNA selama
siklus reproduksi virus corona.

Remdesivir diberikan kepada pasien COVID-19 pertama di Amerika Serikat
setelah kondisinya memburuk. Dia mulai pulih pada hari berikutnya, menurut
sebuah studi kasus dalam New England Journal of Medicine.

*5. Losartan*

Obat hipertensi ini mencegah hormon angiotensin mengikat ke reseptor
pembuluh darah.

Para ilmuwan berhipotesis losartan dapat membantu pasien dengan COVID-19
karena sebagai penghambat reseptor angiotensin, obat ini menghambat virus
masuk ke dalam sel.

Peneliti dari Universitas Minnesota belum menentukan subjek dalam uji
klinis mereka.

Itulah lima obat yang berpotensi melawan virus corona!

Kirim email ke