*6 Tahun Indonesia Dipimpin Jokowi, Ekonomi Terpuruk Daya Beli Amblas*

Safari

Jumat, 23 Oktober 2020 - 10:33 WIB




*Jakarta, HanTer* - Sudah enam tahun Joko Widodo (Jokowi) memimpin negeri
ini. Selama kurun waktu itu, para ekonom menyebut kondisi atau pertumbuhan
ekonomi masih terpuruk. Daya beli masyarakat sangat lemah, angka kemiskinan
dan jumlah pengangguran bertambah. Belum lagi utang yang sangat besar.

Ekonom senior Rizal Ramli melihat, di tahun keenam ini, indikator ekonomi
sudah merosot bahkan sebelum munculnya pandemi Covid-19. Saat ini,
menurutnya utang pemerintah sudah sangat besar sehingga untuk membayar
bunganya saja harus meminjam lagi.

"Setiap pemerintah menerbitkan SUN, dana publik tersedot. Setiap kali
pemerintah nerbitin SUN, sepertiga likuiditas tersedot. Saat ini
pertambahan kredit hanya 3 persen. Itu yang memukul daya beli masyarakat,"
kata mantan Menko Perekonomian tersebut.

Dalam acara Indonesia Lawyers Club tvOne Setahun Jokowi-Ma'ruf: Dari
Pandemi sampai Demonstrasi, Selasa (20/10/2020), Rizal menyinggung masa
pemerintahan Abdul Rahman Wahid atau Gus Dur dengan regulasi biasa, tapi
bisa menopang pertumbuhan ekonomi. Saat itu, Rizal sebagai Kepala Bulog
mengaku bisa membawa keuntungan karena ada tindakan tegas terhadap oknum
pejabat yang bandel.

*Terpuruk*

Sementara itu, Analis Ekonomi dari Pergerakan Kedaulatan Rakyat (PKR), Gede
Sandra mengatakan, sangat jelas kondisi ekonomi Indonesia 6 tahun dipimpin
Jokowi sangat terpuruk. Saat ini ekonomi Indonesia semakin sulit. Tidak
heran ekonomi di masyarakat bawah tidak berputar. Usaha-usaha kecil
kesulitan mengakses kredit. Akibatnya, masyarakat kesulitan likuiditas.

"Buktinya menurut OJK (Otoritas Jasa Keuangan), pertumbuhan kredit tahun
2020 ini sangat rendah diperkirakan hanya 3%. Padahal saat tahun pertama
Pak Jokowi masuk kabinet tahun 2015 pertumbuhan kredit masih di atas 10%,"
ujar Gede Sandra kepada Harian Terbit, Kamis (22/10/2020).

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada quartal ke -2 tahun 2020
(Maret-Juni) pertumbuhan konsumsi anjlok hingga -5,5%. Dalam kondisi
normal, pertumbuhan konsumsi masyarakat biasanya di atas positif 5%.

"Bila sudah begini maka angka pengangguran dan kemiskinan pasti melonjak.
Sayang untuk data pengangguran dan kemiskinan kuartal ke-2 tahun 2020 belum
ada update dari BPS. tapi kami perkirakan akan terjadi penambahan
pengangguran akan bertambah 5 juta orang, yang bila dikalikan 3 (istri dan
1 anak) kira-kira kemiskinan akan ikut bertambah sekitar 15juta orang,"
ungkapnya.

Gede menuturkan, saat untuk membuat ekonomi tumbuh atau membaik sudah
terlambat. Apalagi sudah banyak saran dan masukan yang diberikan oleh para
ekonom tapi ternyata tidak ada yang delivered atau dilakukan juga oleh
pemerintah. Hal ini berarti masalahnya ada pada pejabat yang mengurusi
masalah ekonomi.

"Karena itu kami sarankan kepada Presiden Jokowi untuk segera mengganti
personil kabinet terutama tim ekonomi, Menko Perekonomian dan Menteri
Keuangan. Bila keduanya masih dipertahankan, kami cuma bisa ucapkan:
selamat menikmati resesi," paparnya.

*Tim Ekonomi*

Dihubungi terpisah, pengamat kebijakan publik dari Political and Public
Policy Studies (P3S) Jerry Massie juga mengakui, saat ini hingga pandemi
Covid-19 menghadang, ekonomi Indonesia tak ada yang berubah. Hal ini
menunjukkan tim ekonomi dibawah kendali Presiden Jokowi paling terlena
dalam sejarah. Karena selling power and buying power masyarakat Indonesia
sangat lesu.

"BPS mencatat konsumsi rumah tangga pada kuartal II-2020 turun hingga minus
5,51 persen. Angka tersebut jauh merosot di bawah konsumsi rumah tangga
pada kuartal I-2020 sebesar 2,83 persen," jelasnya.

Oleh karena itu Jerry mengaku bingung atas pernyataan para petinggi atau
pejabat Indonesia. Padahal ekonomi yang paling hebat yakni di era Soeharto
pada 1996 yang kala itu Menteri Keuangannya Marie Muhammad. Karena berhasil
membuat economic growth atau pertumbuhan ekonomi mencapai 7,8 persen atau
terbaik di Asia hingga Indonesia dijuluki 'Macan Asia'.

"Dan pada tahun 1967 inflasi dari 650 persen turun drastis menjadi 9-10
persen pada tahun1969 di era begawan ekonomi atau arsitek ekonomi mendiang
Widjojo Nititisastro dan Ali Wardhana," paparnya.

Di era Habibie, sambung Jerry, nilai tukar rupiah terhadap dolar menguat
dari Rp16.800 menjadi Rp7.500 dan juga saat Rizal Ramli Menko Ekonomi di
era Gus Dur dari pertumban ekonomi minus 3 menjadi plus 4. Era SBY justru
masih lebih baik secara avarage rata-rata 6 persen. Dan Era Jokowi sebelum
Covid-19 hanya 5,1 persen dan setelah Covid-19 minus 5,2 persen.  "Jadi
ekonomi saat ini kalah dari presiden sebelumnya," tegasnya.

Jerry mengungkapkan, era saat ini APBN 2020 defisit sebesar 5,07% menjadi
6,34% PDB. Alokasi penanganan Covid-19 menjadi Rp 695,2 triliun dengan Rp
87,55 triliun di antaranya difokuskan untuk kesehatan. Jerry menyarankan
untuk perbaikan ekonomi maka perlunya new breaktrough atau terobsan baru
soal ekonomi di tengah pandemi Covid--9.

"Saya tak yakin investor asing akan menyerbu Indonesia di tengah
negara-negara mengatasi Covid-19. Apalagi sampai September ada 59 negara
WNI tak bisa masuk. Untuk itu kita harus perkuat ekonomi dalam negeri
sektor moneter tak perlu di utak-atik tapi perkuat sektor fiskal," jelasnya..

Selain itu, lanjut Jerry, perlunya melakukan relaksasi Pajak Penghasilan
baik pekerja industri manufaktur (penghapusan PPh 21 selama enam bulan)
ataupun pajak badan untuk industri manufaktur (pembebasan PPh Impor 22 dan
diskon PPh 25 sebesar 30 persen) semestinya diperluas. New policy atau
kebijakan baru khususnya fiskal, opsi pelebaran defisit anggaran melebihi
yang batas yang ditetapkan.

"Saat ini kita perlu perkuat sektor manufaktur di tengah pandemi. Kita tak
akan bergantung terus-terusan pada impor ketika economic booming, impor
tinggi CAD (Defisit Neraca Perdagangan) naik lantas membuat ekonomi
melambat," tandasnya.

*Tuntaskan Janji*

Kantor Staf Kepresidenan (KSP) mengeluarkan laporan tahunan terkait program
kerja selama satu tahun Jokowi-Ma’ruf.

Laporan tersebut disampaikan KSP melalui laman resminya KSP.go.id.

"Laporan ini memberikan kesempatan seluruh pemangku kepentingan yang ingin
mendapatkan perspektif lebih utuh tentang program-program pemerintah yang
berasal dari visi-misi presiden," tulis KSP, Selasa.

Selama setahun kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf, KSP memaparkan, kondisi pandemi
Covid-19 sangat memengaruhi program kerja pemerintah. Namun demikian
pemerintah tetap berupaya menuntaskan janji.

"Meski laju pertumbuhan ekonomi sempat tersendat, tapi presiden tetap
memegang visi mewujudkan lima arahan strategis menuju masyarakat Indonesia
yang mandiri, maju, adil dan makmur," tulis KSP.

*#JOKOWI* <https://www.harianterbit.com/readtag/Jokowi>   *#PRESIDEN*
<https://www.harianterbit.com/readtag/presiden>   *#MENTERI*
<https://www.harianterbit.com/readtag/menteri>   *#EKONOMI*
<https://www.harianterbit.com/readtag/ekonomi>

Kirim email ke