https://indopos.co.id/read/2020/06/26/239854/bkpm-bentuk-satgas-jawa-barat-siap-tampung-relokasi-investasi-dari-tiongkok/




BKPM Bentuk Satgas, Jawa Barat Siap Tampung Relokasi Investasi dari Tiongkok
Editor Ali Rahman
<https://indopos.co.id/read/author/5bc739ddae2ad1539783133-ali-jpg/> Jumat,
26 Juni 2020 - 21:15
 Share
<https://www.facebook.com/sharer.php?u=https%3A%2F%2Findopos.co.id%2Fread%2F2020%2F06%2F26%2F239854%2Fbkpm-bentuk-satgas-jawa-barat-siap-tampung-relokasi-investasi-dari-tiongkok%2F>
<https://twitter.com/share?text=BKPM+Bentuk+Satgas%2C+Jawa+Barat+Siap+Tampung+Relokasi+Investasi+dari+Tiongkok%20@indoposonline&url=https%3A%2F%2Findopos.co.id%2Fread%2F2020%2F06%2F26%2F239854%2Fbkpm-bentuk-satgas-jawa-barat-siap-tampung-relokasi-investasi-dari-tiongkok%2F>
<https://plus.google.com/share?url=https%3A%2F%2Findopos.co.id%2Fread%2F2020%2F06%2F26%2F239854%2Fbkpm-bentuk-satgas-jawa-barat-siap-tampung-relokasi-investasi-dari-tiongkok%2F>
<https://telegram.me/share/url?url=https%3A%2F%2Findopos.co.id%2Fread%2F2020%2F06%2F26%2F239854%2Fbkpm-bentuk-satgas-jawa-barat-siap-tampung-relokasi-investasi-dari-tiongkok%2F&text=BKPM+Bentuk+Satgas%2C+Jawa+Barat+Siap+Tampung+Relokasi+Investasi+dari+Tiongkok>
<https://pinterest.com/pin/create/button/?url=https%3A%2F%2Findopos.co.id%2Fread%2F2020%2F06%2F26%2F239854%2Fbkpm-bentuk-satgas-jawa-barat-siap-tampung-relokasi-investasi-dari-tiongkok%2F&media=https://i0.wp.com/indopos.co.id/wp-content/uploads/2020/06/155.jpg?fit=785%2C479&ssl=1&description=BKPM+Bentuk+Satgas%2C+Jawa+Barat+Siap+Tampung+Relokasi+Investasi+dari+Tiongkok>
<?subject=BKPM+Bentuk+Satgas%2C+Jawa+Barat+Siap+Tampung+Relokasi+Investasi+dari+Tiongkok&body=https%3A%2F%2Findopos.co.id%2Fread%2F2020%2F06%2F26%2F239854%2Fbkpm-bentuk-satgas-jawa-barat-siap-tampung-relokasi-investasi-dari-tiongkok%2F>

indopos.co.id – Pandemi Covid-19 secara langsung mengganggu rantai pasokan
global yang dalam dua dekade terakhir berpusat di Tiongkok. Hal tersebut
menyebabkan negara-negara produsen seperti Amerika Serikat dan Jepang
berencana merelokasi rantai pasoknya dari negeri tirai bambu tersebut.

Fenomena ini menjadi angin segar bagi peluang investasi dalam negeri,
karena perusahaan-perusahaan Amerika dan Jepang berencana merelokasi
investasinya dari Tiongkok ke negara-negara lain di Asia Tenggara.
Baca Juga :

Seorang Penumpang Garuda Tiba di Sorong Positif Covid-19
<https://indopos.co.id/read/2020/06/27/239911/seorang-penumpang-garuda-tiba-di-sorong-positif-covid-19/>

Pemerintah melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengatur
strategi dalam memuluskan datangnya peluang investasi ke Indonesia dengan
membentuk Tim Satuan Tugas (Satgas) khusus yang bertugas memfasilitasi
calon investor.

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, Satgas khusus ini ditujukan untuk
‘menjemput bola’ perusahaan-perusahaan yang akan melakukan relokasi
investasi, agar tertarik masuk ke Indonesia. ”Saya buat Satgas di bawah
pimpinan saya langsung,” kata Bahlil, di Jakarta, Senin (22/6/2020)..
Baca Juga :

Kasus Positif Covid-19 Bertambah 1.385
<https://indopos.co.id/read/2020/06/27/239908/kasus-positif-covid-19-bertambah-1-385/>

Tim Satgas tersebut memiliki tiga tugas khusus. Pertama, mendeteksi
perusahaan-perusahaan yang akan melakukan relokasi. Kedua, mengecek
kemudahan-kemudahan yang diberikan negara-negara lain. Ketiga, memberi
kewenangan kepada mereka untuk membuat keputusan dalam bernegosiasi. “Itu
penting diberikan agar cepat jalannya,” tegas Bahlil.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyambut baik upaya yang dilakukan BKPM
ini. Pria yang akrab disapa Kang Emil ini juga menegaskan, Jawa Barat siap
menampung relokasi investasi dari Tiongkok maupun berbagai investasi baru.
Baca Juga :

92.964 Warga Surabaya Telah Jalani Tes Cepat Covid-19 Gratis
<https://indopos.co.id/read/2020/06/27/239895/92-964-warga-surabaya-telah-jalani-tes-cepat-covid-19-gratis/>

Saat ini Jawa Barat menjadi salah satu jantung industri nasional. Provinsi
ini dipadati oleh kawasan industri. Setidaknya, terdapat lebih dari 20
kawasan industri yang berlokasi di Jawa Barat dengan luas lahan yang
tergolong besar dibandingkan kawasan industri di daerah lain. Bahkan,
kawasan industri yang tergolong terbesar di Asia Tenggara berada di Jawa
Barat, yakni kawasan industri Karawang, Bekasi dan Cikarang.

Sejak tahun lalu, Provinsi Jawa Barat sudah mengincar peluang investasi
dengan maraknya relokasi investasi dari Tiongkok. Pada acara West Java
Investment Summit 2019 pada Oktober tahun lalu, misalnya, sebanyak 26 nota
kesepahaman atau *memorandum of understanding* (MoU) diteken antara
pihak-pihak yang terlibat dalam proyek investasi di Jawa Barat.

Dalam beberapa tahun terakhir, realisasi investasi di Jawa Barat beberapa
kali menduduki peringkat pertama di Indonesia. Sepanjang 2019, misalnya,
realisasi investasi di Jawa Barat mencapai Rp137,5 triliun. Beberapa
investasi besar yang masuk ke Jawa barat pada tahun lalu antara lain Amazon
dengan investasi sebesar Rp40 triliun dan Hyundai yang menggelontorkan
investasi sebesar Rp100 triliun.

Namun, dengan adanya Covid-19, industri di Jawa Barat mengalami penurunan.
“Sektor jasa mengalami penurunan mencapai 4,8 persen, dan sektor industri
manufaktur menurun 4,2 persen, akibat pandemi Covid-19,” kata Kang Emil,
Senin (22/6/2020).

Itu sebabnya, Jawa Barat harus terus menarik investasi yang lebih besar
untuk mengembalikan kondisi perekonomian pasca-Covid-10. Ridwan Kamil
mengatakan, pihaknya siap untuk menyambut peluang investasi yang masuk di
kawasannya.

“Jawa Barat akan terus meningkatkan kemudahan birokrasi dan proaktif
menjemput investasi. Kami optimistis, investasi ke Jawa Barat akan mulai
pulih seiring baiknya penanganan dan pengendalian Covid-19 di provinsi
tersebut,” kata dia.

Namun, menarik relokasi investasi dari Tiongkok tentu tidak semudah
membalikkan telapak tangan. Maklum, Indonesia harus bersaing dengan
negara-negara lain seperti Vietnam maupun Thailand yang menyiapkan berbagai
daya tarik untuk menampung relokasi investasi dari Tiongkok.

Dalam kesempatan terpisah, Partner Fiscal Research DDTC Bawono Kristiaji
menyampaikan, salah satu hal yang dapat dilakukan pemerintah untuk
meningkatkan daya saing industri pasca pandemi Covid-19 adalah dengan
memberikan insentif fiskal yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing
industri.

Menurut Bawono, pemerintah sebetulnya sudah memberikan beragam insentif
pajak bagi perusahaan-perusahaan yang akan menanamkan modalnya di
Indonesia. Namun pemanfaatannya belum maksimal. “Jadi, perlu evaluasi
bersama untuk menentukan bentuk insentif yang lebih tepat sasaran,” tutup
Bawono.

Diharapkan dengan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, termasuk
insentif yang menarik dari Kementerian Keuangan dan fasilitasi realisasi
investasi yang cepat dari BKPM, maka tidak mustahil Indonesia, khususnya
Jawa Barat dapat menarik lebih banyak investasi di masa pasca-Covid-19 ini
dan meningkatkan daya saing bangsa di pasar global.(dai)

Kirim email ke