Silahkan menyimak orang-orang yang tidak percaya akan kejahatan Bank Dunia 
terhadap kaum buruh dan rakyat pekerja pada umumnya. Sudah tentu mereka yang 
pro-kapitalisme dan memihak kepada para pengusaha, bertepuk tangan menyambut 
seruan Bank Dunia ini. Dengan hilangnya Upah Minimum dan kekuasaan lebih besar 
dari Perusahaan, maka profit akan semakin besar, kantong kaum kapitalis akan 
semakin tebal dengan menginjak-injak kaum buruh serta keluarganya..


 10/05/2018
Bank Dunia Serukan Hapus Upah Minimum dan Beri Lebih Banyak Kekuasaan bagi 
Perusahaan
Dengan menyerang hak-hak buruh, dalam laporan tahunannya, World Development 
Report, Bank Dunia menyerukan agar negara-negara yang berhutang atau 
“negara-negara miskin” untuk mengurangi berbagai peraturan ketenagakerjaan. 
Misalnya, menghilangkan persyaratan upah minimum, mengizinkan 
majikan-perusahaan untuk memecat buruh tanpa sebab yang jelas, dan membatalkan 
aturan-aturan yang membatasi kontrak kerja.Laporan Bank Dunia tersebut 
merekomendasikan kebijakan mendesak kepada beberapa pemerintah, serta 
mengkhawatirkan meningkatnya penggunaan kecerdasan buatan (artificial 
intelligence) dan otomatisasi yang dikatakan akan berdampak pada buruh dan upah 
secara signifikan.Peter Bakvis, perwakilan Konfederasi Serikat Buruh 
Internasional (International Trade Union Confederation) di Washington, 
mengatakan kepada Guardian, bahwa usulan Bank Dunia itu merupakan kemunduran 
dan tidak sesuai dengan agenda kemakmuran bersama yang diajukan oleh Presiden 
Bank Dunia Jim Yong Kim.Bakvis mengatakan bahwa draft itu “hampir sama sekali 
mengabaikan hak-hak buruh, ketimpangan kekuasaan di pasar tenaga kerja dan 
fenomena seperti penurunan penghasilan buruh dalam pendapatan nasional.” Lebih 
jauh ia menambahkan bahwa draft itu “mengajukan satu program kebijakan tentang 
deregulasi pasar tenaga kerja yang ekstensif, termasuk upah minimum yang 
rendah, prosedur pemecatan yang fleksibel dan kontrak nol-jam gaya Inggris. 
Penurunan pendapatan buruh sebagai akibatnya, akan dikompensasi secara khusus 
oleh jaminan sosial tingkat dasar, yang biayanya terutama berasal dari pajak 
konsumsi yang tinggi.”Ironisnya, dengan mengutip Karl Marx, draft laporan Bank 
Dunia yang “mengkhawatirkan gangguan teknologi” itu, menunjukkan betapa ia 
“khawatir bahwa mesin tidak hanya bertindak sebagai saingan utama bagi buruh, 
tapi sampai pada titik kesimpulan yang membuat buruh jadi tidak berguna. 
Teknologi menjadi senjata ampuh untuk menekan pemogokan.”Dalam rekomendasinya, 
Bank Dunia juga berkontradiksi dengan berbagai temuan dalam laporan mereka yang 
sebelumnya. Guardian merujuk pada Laporan Bank Dunia tahun 2013 yang 
menyimpulkan bahwa aturan-aturan ketenagakerjaan hanya punya dampak yang kecil 
atau bahkan tidak berdampak bagi lapangan kerja, tetapi draft tahun 2019 
mengatakan bahwa jika biaya PHK buruh terlalu mahal, maka akan lebih sedikit 
yang buruh dipekerjakan.“Beragam aturan yang merepotkan juga membuat perusahaan 
harus mengeluarkan biaya yang lebih banyak untuk mengatur ulang tenaga kerjanya 
demi mengikuti perubahan teknologi,” tulis laporan itu.Bakvis juga menunjukkan 
bahwa alih-alih fokus pada “perlindungan legal atas hak-hak buruh, termasuk 
hak-hak buruh atas tempat kerja yang aman, dan akses terhadap jaminan sosial” 
serta memeriksa “opsi-opsi pemberian insentif pada formalisasi pekerjaan,” 
draft laporan Bank Dunia malah fokus pada risiko dari sektor informal.“Laporan 
Bank Dunia menganggap informalitas sebagai situasi yang tidak terhindarkan dan, 
lebih jauh lagi, menyiratkan bahwa informalitas harus dipromosikan. Laporan ini 
juga tidak memeriksa keruntuhan pasar tenaga kerja akibat strategi perusahaan 
berupa outsourcing dan hubungan kerja terselubung (contohnya, mengklasifikasi 
sopir Uber sebagai kontraktor independen) yang dapat dilawan dengan memberi 
perlindungan legal bagi beragam kategori buruh.“Dalam platform ekonomi yang 
terlibat dalam kampanye pengakuan hak-hak buruh, buruh mengalami perlawanan 
sengit dari perusahaan,” ujar Bakvis padaGuardian.Seorang juru bicara Bank 
Dunia mengatakan kepada Guardian: “Untuk menstimulasi debat dan menarik 
perhatian pada persoalan-persoalan penting, laporan itu akan menyajikan 
serangkaian gagasan supaya pemerintah bisa menciptakan kondisi yang di dalamnya 
buruh bisa mendapat manfaat dari pergeseran teknologi, demografi, urbanisasi, 
dan faktor-faktor lainnya.“Untuk menghapus kemiskinan dan meningkatkan 
kemakmuran bersama, penting kita pertimbangkan inisiatif-inisiatif baru untuk 
mengatasi gangguan yang pasti akan datang dari berbagai perubahan struktural 
ini. Kami mendorong dan menunggu komentar serta diskusi yang berbasis temuan 
tentang topik penting ini.”**

Kirim email ke