http://sains.kompas.com/read/2018/01/16/213700023/bisakah-mati-suri-dijadikan-bukti-adanya-
alam-baka-
Bisakah Mati Suri Dijadikan Bukti Adanya
Alam Baka?
Michael Hangga Wismabrata
Kompas.com - 16/01/2018, 21:37 WIB
Ilustrasi kematian
Ilustrasi kematian(Medical News Today)
*KOMPAS.com* -- Anda mungkin sudah pernah mendengar kisah-kisah mengenai
mati suri <http://indeks.kompas.com/tag/mati-suri>. Mayoritas
menceritakan adanya pengelihatan setelah dinyatakan mati secara klinis
dan banyak yang menganggapnya sebagai bukti adanya kehidupan setelah
kematian <http://indeks.kompas.com/tag/kematian>.
Apa kata sains mengenai fenomena ini dan bisakah mati suri dijadikan
bukti adanya kehidupan setelah kematian?
Mati suri <http://indeks.kompas.com/tag/mati-suri> atau fenomena /Near
Death Experiences/ (NDEs) memiliki lima tanda umum. Di antaranya adalah
merasakan roh melayang ke luar dari tubuh atau /Out of Body Experience/
(OBE); merasakan roh masuk ke terowongan yang gelap; merasakan ada sinar
terang di ujung terowongan yang seakan menghubungkan ke dunia lain; dan
merasa melihat Tuhan, malaikat atau sosok dicintai yang sudah meninggal
dunia sedang menyambut di ujung terowongan.
Dikutip dari /BigThink/ Jumat (12/1/2018), fenomena mati suri sendiri
mulai menarik perhatian ilmuwan sejak buku laris Raymond Moody, /Life
After Life/, mengulas lebih dari 100 kasus mati suri pada 1975.
*Baca Juga: Apa yang Bisa Kita Pelajari dari "Kematian Palsu" Tahanan
Spanyol?
<http://sains.kompas.com/read/2018/01/11/112400523/apa-yang-bisa-kita-pelajari-dari-kematian-palsu-tahanan-spanyol->*
Selain itu, ahli jantung Fred Schoonmaker membuat laporan selama 18
tahun terhadap lebih dari 2.000 pasiennya dan menemukan lebih dari 50
persen pernah mengalami NDE.
Pim van Lommel, ahli jantung lain juga mengklaim bahwa 12 persen dari
344 pasien yang berhasil dihidupkan kembali mengalami mati suri. Di
bukunya yang berjudul /Consciousness Beyond Life/, dia menuliskan bahwa
mati suri adalah bukti kekuatan pikiran tanpa otak
<http://indeks.kompas.com/tag/otak>.
Namun, seorang dokter di Oregon Emegency Room, Mark Crislip, berkata
bahwa seseorang yang mati suri tidak benar-benar mati.
Menggunakan analisis EEG (Elektroensefalografi) yang merekam aktivitas
elektrik di sepanjang kulit kepala dan mengukur fluktuasi tegangan yang
dihasilkan oleh arus ion di dalam neuron otak, Crislip mengungkapkan
bahwa saat mati suri mayoritas orang hanya mengalami perlambatan
aktivitas otak.
*Baca Juga: Kisah 154 Orang yang Mati Suri Diungkap, Ini yang Mereka
Alami...
<http://sains.kompas.com/read/2017/08/13/210448623/kisah-154-orang-yang-mati-suri-diungkap-ini-yang-mereka-alami->*
"Hanya sedikit yang memiliki garis datar atau benar-benar mati. Kondisi
itu hanya terjadi selama 10 detik sebelum sadar. Anehnya, aliran darah
sesedikit apapun masih dapat menjaga normalitasĀ EEG," jelas Crislip.
"Oleh karena itu, kematian klinis sejatinya tidak ada karena apabila
dalam 2 sampai 10 menit jantung tidak berfungsi, maka seseorang tidak
akan sadar kembali," sambungnya.
Dalam kondisi ini, jelas Crislip dalam jurnal /Lancet/, otak kekurangan
oksigen dan melepaskan zat kimia saraf yang bisa menyebabkan halusinasi
sama seperti pada pengguna narkoba.
Jika dalam situasi seperti ini CPR (/Cardiopulmonary resuscitation/)
atau pertolongan pertama pada jantung tidak dilakukan dalam 5-10 menit
pertama, otak pasien bisa rusak dan menyebabkan kematian.
Inilah mengapa kata "/Near/" digunakan untuk menerangkan "/Death/" dalam
istilah NDE. Sebab, mati suri hanya mendekati kematian, tidak mati dalam
arti sesungguhnya.
Hal ini juga menyimpulkan bahwa mati suri bukanlah perjalanan ke alam
baka karena mereka tidak sungguh-sungguh meninggal.