-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>


https://news.detik.com/kolom/d-5208359/china-national-day-pemulihan-ekonomi-dan-kontrol-pandemi?tag_from=wp_cb_kolom_list




Hilyatu Millati Rusdiyah

China: National Day, Pemulihan Ekonomi dan Kontrol Pandemi

Hilyatu Millati Rusdiyah - detikNews

Sabtu, 10 Okt 2020 19:58 WIB
0 komentar
SHARE
URL telah disalin
Kondisi terkini di China
Foto: China Media Group
Jakarta -

Tahun ini, National Day di China jatuh bersamaan dengan Mid-Autumn Festival 
yang biasanya diperingati dengan libur selama tiga hari. Sehingga libur 
National Day tahun ini diperpanjang menjadi delapan hari. China modern menandai 
hari kelahirannya dengan istilah National Day atau Guoqing Jie sejak 1 Oktober 
1949, setelah mengakhiri perang saudara selama 22 tahun dengan kemenangan PKC 
dari Kuomintang.

Libur National Day selama tujuh hari pertama bulan Oktober dikenal luas dengan 
sebutan golden week. Libur National Day tahun ini adalah libur terpanjang di 
China pasca outbreak terjadi di Wuhan pada akhir Desember 2019 dan setelah 
China memasuki era new normal di mana seluruh kegiatan pendidikan, perkantoran, 
industri, dan wisata kembali dibuka secara normal dengan masih memperhatikan 
protokol kesehatan yang ketat. Umumnya, libur panjang di China dihabiskan oleh 
warga China untuk berwisata dan berkumpul dengan keluarga. Kebijakan pemerintah 
China terkait libur nasional yang panjang salah satunya bertujuan untuk 
meningkatkan ekonomi nasional. Libur nasional di China yang minimal tiga hari, 
menjadi booster kenaikan konsumsi domestik setiap tahunnya.

Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata China mencatat 637 juta perjalanan 
domestik selama delapan hari libur National Day dan Mid-Autumn Festival dari 1 
Oktober - 8 Oktober 2020. Angka tersebut mencapai 79% dari jumlah perjalanan 
domestik pada periode yang sama tahun lalu. Pendapatan pariwisata domestik 
selama National Day tahun ini mencapai CNY 466,6 juta (US$ 68,7 juta), atau 
sekitar 69,9% dari pendapatan pada periode yang sama tahun 2019.
Kondisi terkini di ChinaKondisi terkini di China Foto: China Media Group

Dengan virus Corona yang masih menyelimuti di banyak negara di dunia. Pada 
libur National Day tahun ini, warga China yang merupakan sumber wisatawan 
outbound terbesar di dunia, sekitar 150 juta wisatawan per tahun, memilih 
menunda untuk liburan ke luar negeri. Mereka memilih untuk menghabiskan waktu 
liburan di dalam negeri.

Menurut laporan Alibaba yang memiliki aplikasi perjalanan Fliggy, pemesanan 
hotel di 10 tujuan populer di China mengalami kenaikan rata-rata 300% selama 
1-3 Oktober dibandingkan tahun lalu. Tercatat 45% dari 1,4 miliar penduduk 
China bepergian selama libur National Day.

Fenomena geliat ekonomi China pada libur National Day merupakan bentuk 'revenge 
buying' di mana warga China melakukan pembelian balasan untuk menebus 
bulan-bulan sebelumnya ketika mereka tidak dapat bepergian dan berbelanja 
karena pandemi COVID-19.

Bertumpu pada Sektor Pariwisata

Sektor pariwisata merupakan faktor pendorong dalam pemulihan ekonomi China 
pasca pandemi. Aktivitas sektor wisata yang kembali normal setelah pembatasan 
dilonggarkan terbukti berhasil mendorong konsumsi domestik yang sempat terpukul 
akibat wabah COVID-19. Libur panjang National day menjadi bukti bahwa sektor 
pariwisata dapat menstimulus warga China untuk mengeluarkan lebih banyak uang 
guna menggerakkan perekonomian.

Libur National Day setiap tahun adalah salah satu barometer keadaan ekonomi dan 
konsumsi di China. Menurut data resmi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata 
China, sekitar 425 juta warga China melakukan perjalanan pada empat hari 
pertama libur National Day, atau turun dari 542 juta pada periode yang sama 
tahun lalu. Pendapatan pariwisata selama periode tersebut yaitu 312 miliar yuan 
(US $ 45,9 miliar), turun 31% dari empat hari pertama liburan tahun lalu.

Meskipun terjadi penurunan dalam jumlah wisatawan dan pendapatan pariwisata, 
sejumlah kerumunan dan kepadatan terlihat di tempat-tempat wisata populer dan 
kemacetan parah terjadi di sejumlah ruas jalan raya utama di China, menjadi 
penanda bahwa ekonomi kembali bergeliat.
Kondisi terkini di ChinaKondisi terkini di China Foto: China Media Group

Situs sejarah komplek istana kaisar Forbidden City di Beijing, yang merupakan 
destinasi wisata populer di China yang mulai dibuka kembali sejak 1 Mei 2020 
setelah pandemi. Tercatat menerima kunjungan sekitar 30.000 wisatawan per hari 
selama periode National Day, naik drastis dari sebelumnya yang dibatasi sekitar 
5000 wisatawan per hari.

Transaksi lewat WeChat Pay, yang merupakan platform pembayaran digital utama 
yang dioperasikan oleh Tencent Holdings, tumbuh 83% di lokasi wisata dan 71% di 
pemesanan hotel selama tiga hari pertama liburan National Day dibandingkan 
dengan libur Mayday pada 1-3 Mei 2020.

Selain itu, jumlah pengguna WeChat Pay yang berbelanja di pertokoan duty-free 
di China meningkat lebih dari dua kali lipat selama periode tersebut. Sementara 
volume transaksi WeChat Pay di pusat perbelanjaan dan supermarket meningkat 
lebih dari 30%.

Data dari Qunar.com, platform agen wisata online yang berbasis di Beijing, 
perjalanan jarak jauh ke China bagian barat dan pulau Hainan adalah destinasi 
favorit selama libur National Day. Sementara itu, data Union Pay menemukan 
bahwa daerah otonomi Tibet, daerah otonomi Xinjiang Uygur dan daerah otonomi 
Ningxia Hui adalah daerah-daerah yang mengalami pertumbuhan belanja konsumsi 
tercepat dalam dua hari pertama libur National Day dibandingkan dengan periode 
yang sama tahun lalu.
Kondisi terkini di ChinaKondisi terkini di China Foto: China Media Group

Daerah China bagian barat menjadi destinasi favorit karena memiliki tanah yang 
luas dan kepadatan penduduk yang rendah, sehingga cocok dengan psikologi 
wisatawan yang ingin menghindari keramaian dan kerumunan pada periode pasca 
pandemi COVID-19.

Pertumbuhan ekonomi China telah mengalami pergeseran dari yang sebelumnya 
bertumpu pada investasi infrastruktur menjadi konsumsi yang berorientasi pasar 
yang digerakkan oleh sektor jasa terutama ekonomi digital dan pariwisata.

Menurut Hua Changchun, kepala ekonom di Guotai Junan Securities, konsumsi akan 
menjadi pendorong utama pemulihan ekonomi China pada kuartal keempat dan paruh 
pertama 2021. Dan sektor pariwisata menjadi andalan dalam pemulihan ekonomi 
China pasca pandemic COVID-19.

Pemulihan Ekonomi dan Kontrol Pandemi

Dibandingkan negara lain, China menjadi salah satu negara yang telah berhasil 
mengatasi pandemi COVID-19 lebih awal dan kini memasuki fase pemulihan ekonomi. 
Situasi tersebut bisa dicapai China melalui upaya pencegahan dan pengendalian 
penyakit yang dilakukan dengan sangat ketat.

Sejak periode awal outbreak COVID-19 di Wuhan, Pemerintah China menerapkan 
langkah-langkah pencegahan dan pengendalian secara ketat, seperti lockdown di 
provinsi Hubei, di mana Wuhan menjadi episentrum wabah COVID-19. Dan bila 
ditemukan kasus baru, Pemerintah China secara cepat akan menerapkan 'wartime 
emergency mode' dengan melakukan micro-lockdown dan tes massal di daerah 
penemuan kasus baru sebagaimana terjadi di Harbin, Beijing, Jilin, Liaoning, 
Xinjiang, Shanxi, dan Shanghai.

Berdasarkan data worldometers.info, per tanggal 9 Oktober 2020 China hanya 
memiliki 206 kasus aktif yang mayoritas adalah imported case, dengan 204 
diantaranya bergejala ringan, dan prosentase kesembuhan sekitar 94,57%.

Sebagai negara pertama yang terkena wabah virus corona pada akhir Desember 
2019, perekonomian China berangsur-angsur pulih dengan pertumbuhan 3,2% di 
kuartal II setelah mengalami kontraksi 6,80% di kuartal I dan diprediksikan 
akan kembali normal pada kuartal III 2020 seiring dengan telah berhasilnya 
upaya pemerintah mengontrol penyebaran virus Corona di sejumlah daerah di China.
Kondisi terkini di ChinaKondisi terkini di China Foto: China Media Group

Kunci keberhasilan rebound ekonomi China di kuartal II 2020 dan lolos dari 
resesi adalah karena kemampuan Pemerintah China secara cepat, tepat dan tegas 
mengendalikan penyebaran wabah COVID-19.

Pemerintah China secara cepat memutuskan lockdown terhadap episentrum COVID-19 
segera setelah diketahui bahwa virus Corona dapat bertransmisi antar manusia. 
Kemudian, dengan tepat mendahulukan pengendalian wabah COVID-19 sebelum 
memulihkan ekonomi, dan secara tegas menerapkan protokol kesehatan yang ditaati 
oleh semua warganya. Serta didukung oleh budaya warganya yang disiplin.

Ditopang pasar dalam negeri yang besar, pemulihan ekonomi China dapat tercapai 
relatif cepat dengan meningkatnya daya beli masyarakat dan konsumsi domestik 
seiring dengan keberhasilan Pemerintah China mengendalikan wabah COVID-19. 
Walaupun demikian, sektor jasa seperti pariwisata, perjalanan bisnis, serta 
acara budaya dan olahraga yang berkaitan dengan interaksi fisik yang erat, 
tetap berjalan di bawah kapasitas sebelum wabah.

Pemulihan ekonomi China merupakan sinyal positif bagi negara-negara lain di 
seluruh dunia, khususnya Indonesia. Bahwa ekonomi dapat pulih dengan cepat 
setelah pandemi COVID-19 berhasil dikendalikan dengan ketat, tegas dan 
disiplin. Upaya pencegahan serta pengendalian harus menjadi prioritas sebelum 
pemulihan ekonomi.

Hilyatu Millati Rusdiyah Mahasiswi Doktoral School of Economic and Business 
Administration, Chongqing University, Kota Chongqing, pengurus PCINU China dan 
Anggota Perhimpunan Persahabatan Alumni China Indonesia (PERHATI).
(ads/ads)
china
pariwisata
china media group







  • [GELORA45] China: National D... 'j.gedearka' j.gedea...@upcmail.nl [GELORA45]

Kirim email ke