China peringatkan akan tumpas aksi protes di Hong Kong
Jumat, 16 Agustus 2019 08:51 WIB
China peringatkan akan tumpas aksi protes di Hong Kong
Polisi dan demonstran terlibat bentrok di bandara Internasional Hong
Kong, Selasa (13/8/2019). ANTARA FOTO/REUTERS/pras.
Hong Kong (ANTARA) - China memperingatkan dapat menggunakan kekuatannya
untuk menumpas unjuk rasa yang akan dilakukan para pemerotes pada akhir
pekan.
Sementara itu Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendesak Presiden
China Xi Jinping agar bertemu secara pribadi dengan demonstran untuk
mengendurkan ketegangan-ketegangan yang sudah berlangsung selama
beberapa pekan.
Ratusan Polisi Bersenjata Rakyat (PAP) pada Kamis mengadakan
latihan-latihan di sebuah stadion olah raga di Shenzhen yang berbatasan
dengan Hong Kong setelah Departemen Luar Negeri AS menyatakan
"keprihatinan yang dalam" atas gerakan-gerakan tersebut, yang telah
menimbulkan kekhawatiran bahwa tentara dapat digunakan untuk mengatasi
aksi-aksi protes.
Konfrontasi yang sudah berlangsung selama 10 pekan antara polisi dan
para pemrotes membuat Hong Kong mengalami krisis terburuk sejak
penyerahan dari Inggris ke China pada 1997 dan menjadi tantangan
terbesar bagi Xi yang sudah berada di puncak kekuasaan selama tujuh tahun.
Front Hak Asasi Manusia Sipil, yang menyelenggarakan aksi-aksi protes
pada Juni, telah menjadwalkan protes lagi pada Ahad.
Duta besar China untuk London mengeluarkan peringatan keras, dengan
menyatakan Beijing dapat menggunakan kekuasaannya untuk memadamkan
protes-protes Hong Kong jika situasi memburuk dan mengulangi
tuduhan-tuduhan bahwa sejumlah pemrotes menunjukkan "tanda-tanda terorisme."
"Pemerintah Pusat tidak akan berpangku tangan dan menonton," kata Dubes
Liu Xiaoming kepada wartawan. "Kami punya cukup solusi dan kekuatan
dalam batasan Hukum Dasar untuk memadamkan huru-hara dengan cepat," kata
Liu, merujuk kepada konstitusi mini Hong Kong, yang menyatakan
pemerintah Hong Kong dapat meminta tentara China di kota itu membantu
memelihara ketertiban.
Pemerintah Pusat China tak akan pernah membiarkan para pelanggar yang
jumlahnya sedikit membuat jatuh dan dalam keadaan berbahaya, kata dia.
Tabloid Global Times dalam edisi Jumat juga memperingatkan bahwa China
memiliki opsi untuk "campur tangan secara paksa" dan mencari apa yang
Beijing sebutkan campur tangan AS di Hong Kong.
"Jika Hong Kong tidak dapat memulihkan hukum dengan hukumnya sendiri dan
kerusuhan-kerusuhan meningkat, pemerintah pusat akan mengambil tindakan
langsung berdasarkan Hukum Dasar," katanya, merujuk kepada pengerahan
PAP Shenzhen merupakan "peringatan jelas".
Media itu mengatakan situasi di Hong Kong "tidak akan menjadi
pengulangan dari insiden politik 4 Juni tahun 1989," merujuk kepada
penumpasan berdarah terhadap aksi-aksi unjuk rasa di Lapangan Tiananmen
di Beijing 30 tahun lalu.
Penasihat keamanan nasional Gedung Putih John Bolton memperingatkan
terhadap pengulangan Tiananmen dalam wawancara pada Rabu, dan Trump pada
Kamis mendesak Xi untuk bertemu dengan para pemrotes, dengan menyatakan
hal itu akan mengarah kepada berakhirnya ketegangan.
"Jika Presiden Xi mau bertemu langsung dan secara pribadi dengan para
pemrotes, akan terjadi akhir yang menggembirakan bagi masalah Hong Kong.
Saya tak punya keraguan," cuit Trump.
Pernyataan tersebut muncul sehari setelah Trump mengaitkan perjanjian
perdagangan AS dengan China kepada resolusi terhadap protes-protes itu.
Sumber: Reuters
*Baca juga:Hong Kong bersiap hadapi protes lagi
<https://www.antaranews.com/berita/1012042/hong-kong-bersiap-hadapi-protes-lagi>
Baca juga:Asosiasi Jurnalis China kecam kekerasan terhadap wartawan di
Hong Kong
<https://www.antaranews.com/berita/1012006/asosiasi-jurnalis-china-kecam-kekerasan-terhadap-wartawan-di-hong-kong>
Baca juga:Prancis desak otoritas Hong Kong lanjutkan dialog dengan
demonstran
<https://www.antaranews.com/berita/1011834/prancis-desak-otoritas-hong-kong-lanjutkan-dialog-dengan-demonstran>*
Penerjemah: Mohamad Anthoni
Editor: Atman Ahdiat
---
此電子郵件已由 AVG 檢查病毒。
http://www.avg.com