-------- 轉寄郵件 --------
主旨: Memutus Hubungan dengan Tiongkok Adalah Omong Kosong Belaka ; Spekulasi Politik Ancam Keselamatan Jiwa Orang AS
日期:     Thu, 20 Aug 2020 08:56:40 +0800
從:      ChanCT <sa...@netvigator.com>
到:      GELORA_In <GELORA45@yahoogroups.com>



 CEO Fujifilm Kawasan Tiongkok:


 Memutus Hubungan dengan Tiongkok Adalah Omong Kosong Belaka

2020-08-19 18:01:33 http://indonesian.cri.cn/20200819/c6a0eb30-acb5-ac3d-136b-6175e1213ea0.html

Wabah virus corona telah memberikan imbas serius kepada perekonomian dunia. Namun ekonomi Tiongkok telah bangkit dari dampak wabah dan menunjukkan ketangguhannya yang kuat dan potensial. Sementara itu, Tiongkok terus melakukan keterbukaan terhadap dunia luar dan kerja sama ekonomi dengan luar negeri. Pada paro pertama tahun ini, tidak sedikit perusahaan asing terus memperluas investasi di Tiongkok dan telah mencapai prestasi yang mengagumkan.

PT Fujifilm adalah salah satu di antaranya. CEO Kawasan Tiongkok dari PT Fujifilm (FFPS), Taketomi Akinobu mengatakan kepada China Media Group bahwa pihaknya akan berupaya beradaptasi dengan perubahan pasar Tiongkok, berkembang dengan mengikuti target pembangunan Tiongkok, berkiprah di berbagai sektor Tiongkok dengan harapan volume penjualannya dapat mencapai pertumbuhan dua digit tahunan.

Perusahaan Modal Asing Ingin Berkembang Bersama dengan Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok

CEO Fujifilm untuk Kawasan Tiongkok, Taketomi Akinobu mengatakan, pertumbuhan ekonomi Tiongkok untuk kuartal kedua tercatat 3,2 persen, yang berarti ekonomi Tiongkok tengah bangkit kembali. Fujifilm penuh harapan terhadap perkembangan ekonomi Tiongkok.

Menurut keterangannya, produk visual Fujifilm di kawasan Tiongkok terpengaruh serius wabah virus corona. Kini bisnis utamanya sudah mulai condong ke bidang produksi alat-alat medis dan bahan/high performance material/, dan penjualannya pun naik. Secara keseluruhan, dampak yang dialami Fujifilm untuk kawasan Tiongkok relatif minim. Sejak April seiring dengan membaiknya situasi penanganan wabah di Tiongkok, volume penjualannya pun mengalami kenaikan secara stabil.

Taketomi Akinobu mengatakan, perdagangan ekspor Tiongkok tertangguh karena pandemi COVID-19. Akan tetapi, ekonomi Tiongkok akan terdorong dan bangkit kembali berkat kebijakan yang mengedepankan pembangunan infrastruktur, termasuk jaringan telekomunikasi. Ia menyatakan bahwa pihaknya sangat memperhatikan kebijakan stimulus ekonomi yang dijalankan pemerintah Tiongkok, terutama kebijakan terkait bisnisnya di Tiongkok, seperti “Tiongkok Sehat 2030”.

Taketomi Akinobu mengatakan, pihaknya juga menaruh perhatian besar pada berbagai sektor yang bersangkutan dengan bisnis utamanya.

Ia yakin bahwa yang hal penting bagi sebuah perusahaan ialah dia harus menemukan bidang-bidang yang sesuai dengan target pembangunan negara, dan menanam modal tepat sasaran guna mendongkrak pertumbuhan bisnis. Misalnya, di bidang telekomunikasi generasi kelima, Tiongkok memimpin dunia. Fujifilm juga berharap mendorong pembangunan jaringan 5G melalui persediaan bahan dan teknologi relevan.

Pasar Tiongkok sangat menarik dan tengah tumbuh cepat

Menanggapi perkataan sejumlah politikus Barat yang mengkhotbahkan pemutusan hubungan dengan Tiongkok, Taketomi Akinobu menyatakan bahwa proporsi ekonomi Tiongkok dari agregat ekonomi dunia sudah sebesar 16 persen ke atas. Tiongkok merupakan ekonomi terbesar kedua setelah Amerika Serikat. Apalagi Tiongkok memiliki pasar yang sangat potensial. Sebagai sebuah perusahaan manufaktur, Fujifilm tidak akan menarik diri dari Tiongkok yang penuh dengan daya tarik dan tengah tumbuhan pesat. Pemutusan hubungan dengan Tiongkok adalah omong kosong belaka.

Taketomi Akinobu berpendapat, sejak wabah virus corona merebak, hubungan antara Tiongkok dan AS mengalami perubahan. Fujifilm berharap pihaknya bisa terlepas dari pengaruh unsur politik. Memanfaatkan ilmu pengetahuan dan pengalaman secara layak dan sesuai kebutuhan serta berkembang sejalan dengan perkembangan sosial Tiongkok adalah target jangka panjang yang dipertahankan Fujifilm. Kebijakan itu tidak akan berubah karena wabah virus corona.

Selain itu, Fujifilm akan mengikuti Ekspo Impor Internasional Tiongkok yakni CIIE ke-3 di Shanghai pada November mendatang. Ini merupakan ketiga kalinya Fujifilm berpartisipasi di ajang tersebut.

Taketomi Akinobu mengatakan, kesan banyak konsumen tentang Fujifilm kini masih berkutat pada bidang film dan visual. Fujifilm berharap memanfaatkan CIIE ke-3 untuk memperkenalkan kepada para konsumen Fujifilm yang serba baru setelah mengalami transformasi. “Inilah peluang yang emas,” demikian tutur Taketomi Akinobu kepada wartawan China Media Group.



 Spekulasi Politik Ancam Keselamatan Jiwa Orang AS

2020-08-19 13:25:20 http://indonesian.cri.cn/20200819/4d8afac8-6111-3ca6-17b7-6680911993d7.html

Sejak wabah virus corona merebak, sejumlah politisi AS tidak melawan wabah secara ilmiah, malah mengadakan spekulasi politik untuk menimpakan kesalahannya dalam perlawanan wabah kepada pihak lain, mereka dengan niat jahat menghubungkan virus dengan Tiongkok, dan secara terbuka menghasut kebencian ras. Untuk memperoleh dukungan masyarakat dalam pilpres mendatang, mereka terburu-buru menghidupkan aktivitas ekonomi, membuka kembali sekolah sehingga wabah meningkat kembali di beberapa negara bagian; bahkan untuk menimbulkan kepanikan dan mendapat kepentingan dalam keadaan kekacauan, mereka menghasut konforntasi ideologi, berusaha menghidupkan McCarthyisme, dan mendorong hubungan Tiongkok-AS melaju ke arah yang salah.

Justru seperti apa yang ditunjukkan para ilmuwan, virus dan penyakit menular tidak mengenal batas negara dan juga tidak membedakan bangsa, adalah tantangan bersama yang dihadapi umat manusia. Kebohongan dan rumor barangkali dapat memenuhi nafsu pertunjukan sejumlah politikus, tapi tidak akan pernah membantu mereka mengatasi wabah. Politisi AS beruang kali menghubungkan virus dengan Tiongkok, tapi ini akan memperuncing pertentangan ras di dalam negeri AS, dan membawa rakyat AS ke jurang yang lebih sulit.

Menurut survei Komite Kebijakan AS untuk Asia Pasifik, hingga 15 Juli lalu, sebanyak 2.300 warga AS keturunan Asia mengalami diskriminasi ras. Laporan Associated Press AS menunjukkan, krisis virus meningkatkan ketidaksetaraan ras antar rakyat AS di bidang jaminan pengobatan. Laporan dikeluarkan CDC AS menunjukkan, indeks terinfeksi virus di antara anak-anak keturunan Amerika Latin dan keturunan Afrika jauh lebih tinggi  dari pada anak-anak kulit putih. Selain itu, etnis minoritas lebih sulit melawan terpaan ekonomi yang didatangkan wabah. Menurut data statistik yang dikeluarkan Departemen Perburuhan, indeks pengangguran orang kulit putih tercatat 10,1 persen, sedangkan warga keturunan Amerika Latin dan Afrika masing-masing mencapai 15,4 persen dan 14,5 persen.

Saat ini, terdampak penyebaran wabah virus corona, masyarakat AS, khususnya warga etnis minoritas menempuh kehidupan yang susah, tapi dompet orang-orang yang kaya semakin membengkak. Lembaga penelitian terkait AS menunjukkan, kesenjangan antara orang yang miskin dan orang yang kaya kembali ke level pada 100 tahun lalu. Sebabnya adalah politisi AS tidak mempedulikan kesengsaraan rakyat, hanya mengupayakan kepentingan politik, ini mengakibatkan kegagalan terus dalam perlawanan wabah, rakyatnya yang menjadi korban. Berbagai data statistik menunjukkan, orang lanjut usia, etnis minoritas dan kelompok miskin menjadi grup penderita yang terbesar dalam bencana kali ini. Perbuatannya ini dengan serius merusak kepentingan rakyat AS sehingga menimbulkan ketidakpuasan rakyat. Menurut survei sipil terbaru yang diumumkan Gallup, hanya 13 persen orang AS merasa puas bagi keadaan negara, ini merupakan level terendah sejak Agustus 2011.

Pengendalian wabah adalah tugas yang sangat urgen, tapi politis AS tidak berkonsentrasi pada wabah sendiri, melainkan mengintensifkan spekulasi politik dengan bertolak dari pertimbangan suara pemilihan, ini menimbulkan lebih banyak unsur yang tidak stabil. Waktu sedang berlalu, spekulasi tidak dapat menyelamatkan nasib orang AS, hendaknya politisi AS segera menghentikan penimpaan kesalahan kepada orang lain, dengan secepatnya menomorsatukan nyawa dan kesehatan masyarakat, kembali ke jalan yang tepat dalam perlawanan wabah.


Kirim email ke