-------- Forwarded Message --------
Subject: [nasional-list] SayaIni Menko, Kekuasaan Saya Besar, Kalian
Mau Apa?
Date: Wed, 8 Apr 2020 20:34:33 +0200
From: Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [nasional-list]
<nasional-l...@yahoogroups.com>
Reply-To: nasional-l...@yahoogroups.com
/*Paling bagus dan lebih bermutu, kalau dikatakan, negara ini milik
saya, kekuasaan saya besar, kalian mau apa? hehehehehehhehehehe*/
https://suaraislam.id/saya-ini-menko-kekuasaan-saya-besar-kalian-mau-apa/
*Saya Ini Menko, Kekuasaan Saya Besar, Kalian Mau Apa?*
04 April 2020
Ini bukan bercanda. Saya mau bertanya kepada pakar hukum pidana.
Khususnya pakar pidana UU ITE. Sekaligus bertanya kepada para pakar
politik dan demokrasi. Juga para pakar kebebasan berbicara. Yang ingin
saya tanyakan begini.
Saya duduk sebagai Menko yang memegang kekuasaan sangat besar. Dan saya
juga punya bisnis yang menggurita. Saya mengurusi semua hal. Apa saja
yang muncul, persiden selalu menghubungi saya dan meminta pendapat saya.
Apa yang saya katakan, selalu diterima oleh persiden. Sering juga saya
sendiri yang membisikkan berbagai solusi masalah kepada persiden. Dan
persiden selalu setuju.
Publik sudah sangat muak dengan kelakuan saya. Bahkan banyak yang jijik
melihat cara saya mengendalikan pemerintahan. Cukup banyak pula yang
mengatakan bahwa persiden adalah boneka saya. Sayalah persiden yang
sesungguhnya. Terserah saja.
Nah, sebelum pertanyaan itu saya tuliskan, ada baiknya saya akui terus
terang peranan saya sebagai menteri yang memilik kekuasaan besar. Saya
akui bahwa saya memang diberi wewenang eksekutif yang tidak pernah ada
dalam sejarah kabinet di mana pun di dunia ini. Kekuasaan yang saya
pegang itu boleh dikatakan tanpa batas sektoral. Plus, tanpa ada etika
ministerial. Pokoknya, semua saya campuri.
Saya sebagai Menko mengikuti saja apa yang diinginkan Cheena itu. Bahkan
saya bantu mereka dengan kekuasaan besar yang saya miliki. Kalau,
misalnya, ada instansi yang mencoba-coba menjalankan aturan izin masuk
dan izin tinggal terhadap orang-orang Cheena, saya langsung turun
tangan. Semua beres. Mereka bisa masuk dan bekerja. Semua pejabat lain
diam. Tak berani melawan saya.
Lantas, apakah saya dapat keuntungan pribadi dari semua ini? Nah, soal
ini ‘kan tidak ada bukti. Orang di luar sana banyak yang bilang saya
dapat komisilah, fee proyeklah, hadiahlah, dlsb. Tapi, bisakah mereka
buktikan itu? Kalau saya lihat, tidak bisa.
Itulah sebabnya saya ancam orang-orang yang mengatakan bahwa saya ini
hanya memikirkan duit, duit, duit saja. Saya tersinggung. Dari mana
mereka tahu bahwa saya mendapat keuntungan pribadi? Silakan mereka
buktikan. Kalau tempohari ada laporan utama sebuah majalah bergengsi
yang menguraikan tentang dugaan bahwa perusahaan-perusahaan saya
memainkan pajak ekspor-impor, memang tidak saya layani. Saya diam saja.
Kalian bisa menerka-nerka bahwa ke-diam-an saya itu pertanda isi laporan
majalah itu benar. Terserah kalianlah.
Ok. Kembali ke pertanyaan yang belum saya tuliskan di sini. Saya mau
bertanya kepada para pakar hukum pidana, apakah labelisasi bahwa “saya
ini hanya memikirkan duit, duit, duit saja” adalah ucapan kebencian dan
penghinaan?
Bagi saya, itu penghinaan. Karena itu, saya mengultimatum orang yang
mengatakan itu agar meminta maaf kepada saya. Kalau tidak, saya akan
bawa ke ranah hukum. Saya pasti menang. Orang itu pasti masuk penjara.
Karena semua orang bisa saya atur.
Belakangan saya dengar banyak publik yang membela orang itu. Saya tak
perduli. Silakan saja. Biar mereka tahu siapa saya. Biar mereka tahu
siapa yang punya negara ini. Biar mereka tahu siapa yang mengatur persiden.
Terus, apakah ucapan itu bisa disebut kritik? Bagi saya, tidak. Itu
bukan kritik. Kalau para pakar demokrasi mengatakan itu kritik, saya tak
perduli. Saya mau hajar itu orang. Supaya yang lain-lain tak berani lagi
mengkritik saya.
Kebebasan berbicara? Kebebasan berpendapat? /No way. /Tidak ada itu. Mau
kalian bawa ke mana, silakan saja.
Saya ini Menko. Kekuasaan saya besar. Saya berkuasa penuh. Kalian mau apa?
4 April 2020
**Asyari Usman**
/(Penulis wartawan senior)/