-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>



https://mediaindonesia.com/podiums/detail_podiums/1987-gagalnya-islam-politik




 Jumat 13 November 2020, 05:00 WIB 

Gagalnya Islam Politik 

Usman Kansong Dewan Redaksi Media Group | Editorial 

  Gagalnya Islam Politik MI/Ebet Usman Kansong Dewan Redaksi Media Group. 
PRABOWO Subianto bukanlah pemimpin Islam. Ia pada dasarnya sekuler. Prabowo 
menggunakan kekuatan politik Islam pada Pemilu Presiden 2014 untuk melawan 
Jokowi. Salah satu kekuatan politik Islam yang dipakai Prabowo ialah Front 
Pembela Islam dengan Rizieq Shihab sebagai imam besarnya. Idiom-idiom 
primordial bahkan rasial dipakai dalam Pilpres 2014. Ini menyebabkan rakyat 
terpolarisasi, terbelah. Prabowo kalah. Itu artinya kekuatan politik Islam 
tidak cukup menarik publik untuk memilihnya. Sejarah membuktikan lebih banyak 
rakyat Indonesia memilih parpol nasionalis ketimbang parpol Islam. Seluruh 
presiden ialah tokoh atau pemimpin nasionalis. Presiden Gus Dur memang tokoh 
Islam, tetapi ia mengutamakan nilai-nilai pluralisme dan kebangsaan. Prabowo 
melanjutkan aliansinya dengan kekuatan politik Islam pada Pilkada DKI 2017. 
Gerindra, partai Prabowo, mengusung Anies Baswedan sebagai calon Gubernur DKI. 
Kekuatan Islam politik menggunakan narasi-narasi agama untuk menghadang Basuki 
Tjahaja Purnama, kandidat gubernur petahana, melalui Aksi Bela Islam 
berjilid-jilid. Polarisasi masyarakat makin parah. Yang paling fenomenal aksi 
pada 2 Desember 2012. Fenomenal karena sukses mendatangkan jutaan partisipan. 
Fenomena itu konon belum pernah terjadi sebelumnya. Saking fenomenalnya 
terbentuk perhimpunan alumni 212, koperasi 212, 212 Mart. Namun, banyak 
pengamat menilai fenomena berkumpulnya jutaan umat kiranya tidak berulang lagi. 
Beberapa kali reuni 212 gagal menghimpun umat serupa aksi 212. Pilkada DKI 2017 
bisa dikatakan pertarungan antara kelompok-kelompok Islam dan Ahok, panggilan 
akrab Basuki Tjahaja Purnama. Anies menikmati pertarungan itu dan memetik 
manfaat darinya. Anies terpilih sebagai Gubernur DKI. Bagaimanapun, kelompok 
Islam politik membantu Anies memuluskan langkahnya menjadi Gubernur DKI. Anies 
mengakomodasi reuni 212, mungkin sebagai balas budi politik. Anies juga menemui 
Rizieq yang kembali dari Arab Saudi, juga mungkin sebagai balas budi politik. 
Sebatas balas budi politik yang Anies lakukan. Ketika kawan saya di satu grup 
pertukaran pesan mengungkap sinyalemen Rizieq kepingin menjadi cawapres Anies 
di Pilpres 2024, saya menganggap itu sinyalemen kepagian. Adakah parpol yang 
mau mencalonkan mereka? Jangan-jangan sepak terjang Rizieq yang pro-NKRI 
bersyariah dan antikeberagaman menjadi kartu mati politik? Prabowo pada Pemilu 
2019 tetap mencoba peruntungan beraliansi dengan kelompok Islam. Narasinya 
lebih hebat lagi, yakni Prabowo capres pilihan ulama. Pun, penggunaan 
idiom-idiom agama dalam Pilpres 2019 ‘merawat’ keterbelahan rakyat. Namun, 
capres rekomendasi ulama itu gagal lagi. Lagi-lagi, aliansi dengan kekuatan 
politik Islam tidak cukup kuat menarik pemilih. Prabowo malah bergabung dengan 
Presiden Jokowi sebagai Menhan. Perhimpunan Alumni 212 menganggap Prabowo 
meninggalkan ulama, serupa pepatah habis manis sepah dibuang. Cerita Pilpres 
2014, Pilkada DKI 2017, Pilpres 2019, kenyataan semua presiden bukan tokoh 
Islam serta kekalahan parpol-parpol Islam menunjukkan gagalnya Islam politik. 
Kekuatan politik Islam sukses dimanfaafkan elite politik untuk mencapai 
kekuasaan. Politik Islam gagal mencapai pusat kekuasaan. Euforia menghiasi 
kedatangan Rizieq Shihab ke Tanah Air. Orang berpikir Rizieq akan 
mengonsolidasikan kekuatan politik Islam. Namun, kekuatan Islam lebih besar, 
seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, plus kelompok minoritas, kiranya 
sulit terkonsolidasikan dengan Islam politik yang dikomandani Rizieq. Tentu 
saja kekuatan politik Islam bakal belajar dari sejarah untuk memperbaiki masa 
depan politiknya. Kekuatan politik nasionalis juga mesti belajar dari sejarah 
supaya Pancasila, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, UUD 1945 tetap tegak. Apa boleh 
buat pertarungan Islam politik dan kalangan nasionalis kiranya bakal terus 
berlangsung.  

Sumber: 
https://mediaindonesia.com/podiums/detail_podiums/1987-gagalnya-islam-politik






Kirim email ke