Kalau tidak keliru diabetes dikenal di kalangan penduduk dengan nama
”kencing manis” atau juga ”sakit gula”. Menurut berita dikatakan bahwa obat
modern ialah pil metformin dan glimepiride, bagaimana hasil penyembuhan,
saya kurang tahu. Dari segi obat tradisional, di Srilangka buah pari
(bitter lemon) diextrakt esensnya dibuat pil yang katanya sesuai resept
Weda (Hindu India) yang telah berumur ribuan tahun. Menurut cerita buah
pari mempunyai kasiat untuk menyembuhkan kencing manis. Selain itu ada yang
bilang bahwa kaktus aloé juga dapat menyembuhkan. Sekarang dijual air minum
dalam botol yang mengandung aloé

Samapai dimana mujarab pil dari bitter lemon and aloé, agaknya belum ada
laporan resmi dari pihak kesehatan yang berwewenang


https://www.suaramerdeka.com/kesehatan/baca/206862/gerakan-lawan-diabetes-bersama-dia-menggema-di-seluruh-indonesia


*Gerakan Lawan Diabetes Bersama Dia Menggema di Seluruh Indonesia*

   -

   *Thu, 14 Nov 2019 - 11:02 WIB*
   
<https://www.suaramerdeka.com/kesehatan/baca/206862/gerakan-lawan-diabetes-bersama-dia-menggema-di-seluruh-indonesia#>


Foto: suaramerdeka.com / dok

*JAKARTA, suaramerdeka.com <http://suaramerdeka.com>* - Diabetes adalah
penyakit kronis yang dapat menyebabkan komplikasi masalah kesehatan serius
dan mampu menggerus harapan hidup. Sebenarnya ada banyak cara mengontrol
diabetes, sehingga penyandang diabetes dapat hidup lebih baik dan
berkualitas. Memperingati Hari Diabetes Sedunia setiap tanggal 14 November,

Diabetasol yang merupakan pemimpin pasar dalam kategori pangan nutrisi
untuk diabetes, mengajak masyarakat Indonesia untuk secara bersama-sama
melawan diabetes dengan cara pengaturan pola makan, konsultasi dengan
tenaga medis, olahraga, serta minum obat yang diperlukan. Adapun berbagai
kegiatan ini dilakukan Diabetasol di sepanjang November 2019, melalui
platform online dan on-ground di berbagai daerah di Indonesia.

Indonesia Diabetic Federation (IDF) pada tahun 2017, mencatat Indonesia
masih berada di urutan keenam di dunia yang memiliki sekitar 10,3 juta
penyandang diabetes di rentang usia 20 – 79 tahun. Terkait dengan
prevalensi diabetes di Indonesia, data Riskesdas Litbangkes tahun 2018 dan
Konsensus Perkeni 2015, menyebutkan di Indonesia, sebanyak 75% dari total
penyandang diabetes belum menyadari dirinya menyandang diabetes.

Adapun 25 persen penyandang diabetes yang sudah menyadari dirinya
menyandang diabetes, hanya 17 persen yang menjalani terapi diabetes,
sedangkan delapan persen tidak menjalankannya. Inilah yang bisa menyebabkan
banyaknya penyandang diabetes yang terkena komplikasi.

Data Riset Kesehatan Dasar Dasar (Riskesdas) di Indonesia menunjukkan
peningkatan angka prevalensi Diabetes yang cukup signifikan, yaitu dari 6,9
persen di tahun 2013 menjadi 8,5 persen di tahun 2018; sehingga estimasi
jumlah penyandang diabetes di Indonesia mencapai lebih dari 16 juta orang
yang kemudian berisiko terkena penyakit lain, seperti serangan jantung,
stroke, kebutaan dan gagal ginjal bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan dan
kematian.

Ditemui saat media briefing “Gerakan Lawan Diabetes Bersama Dia” di KalCare
Lotte Shopping Avenue, Konsultan Metabolik Endokrin Dr. dr. Fatimah Eliana,
SpPD, KEMD, FINASIM menyatakan bahwa masyarakat harus terus disadarkan akan
horornya diabetes.

“Diabetes adalah silent killer dan ibu dari segala penyakit atau induk dari
berbagai penyakit degeneratif seperti stroke, hipertensi, jantung koroner
dan disfungsi ereksi. Diabetes disebut silent killer karena banyak orang
tidak menyadari bahwa dirinya menyandang diabetes,” ungkap Eliana.

“Masyarakat harus sadar beberapa gejala diabetes karena terkadang tidak
disadari. Beberapa gejala diabetes yang sering muncul antara lain rasa haus
yang berlebihan, sering buang air kecil, sering merasa ngantuk, sering
merasa lapar dan lemas,” papar Eliana lebih jauh.

*Diagnosa dan Tindakan Cepat*

Diagnosa dan tindakan cepat menjadi titik awal untuk hidup sehat dengan
diabetes. Semakin lama diabetesnya terdiagnosis dan diobati, akibatnya akan
lebih buruk bagi penyandang diabetes. Teknologi dasar seperti pemeriksaan
gula darah umumnya telah tersedia di berbagai fasilitas kesehatan di negeri
ini. Jika sudah terdeteksi, maka langsung diskusikan pola perawatan yang
tepat dengan dokter, sehingga semakin kecil kerusakan akibat risiko
diabetes.

“Mengontrol diabetes adalah komitmen harian, mingguan, bulanan, bahkan
tahunan. Karena dengan melakukan pengontrolan dan penanganan diabetes yang
tepat dapat menghindari komplikasi akibat diabetes,” lanjut Eliana.

Adapun menurut Dr. dr. Fiastuti Witjaksono, MS, MSc, SpGK (K), Dokter
Spesialis Gizi Klinik di RSCM, MRCCC dan Jakarta Heart Centre membenarkan
bahwa bagi penyandang diabetes, bijak dalam memilih nutrisi diabetes yang
tepat adalah langkah awal dan penting untuk mengontrol gula darah agar
tetap stabil. “Pola makan untuk penyandang diabetes bukan berarti berbeda
dengan orang pada umumnya.

Tapi sebenarnya berupa panduan pola makan dengan berbagai makanan bergizi
dalam takaran porsi yang tepat dan mengikuti waktu makan yang rutin.
Dibandingkan pola makan ketat yang mengurangi porsi makan, diet untuk
penyandang diabetes adalah tetap melakukan pola makan dengan gizi seimbang
yang mengandung karbohidrat baik yang memiliki indeks glikemik rendah,
tinggi serat, vitamin, dan mineral,” papar Fiastuti.

Pola makan yang tepat untuk penyandang diabetes terdiri dari tiga prinsip
atau 3 J yaitu tepat jadwal, jumlah, jenis. Tepat jadwal yaitu penyandang
diabetes dianjurkan untuk makan tiap tiga jam terdiri dari tiga kali makan
(sarapan, makan siang, makan malam) dan tiga kali selingan. Tepat jumlah
yaitu kebutuhan kalori harian disesuaikan dengan berat badan, usia, jenis
kelamin, dan aktivitas fisik.

*Diet Khusus*

Pernyataan senada juga diungkap Executive Chef, Chandra Yudasswara.
“Divonis diabetes bukan akhir kehidupan, penyandang diabetes masih bisa
menikmati hidup, meskipun harus mematuhi panduan diet khusus. Diet diabetes
sebetulnya termasuk rencana makan yang terbaik untuk kebanyakan orang,
bahkan bagi yang tidak mengidap diabetes sekalipun. Ada banyak makanan
alternatif yang bisa dikonsumsi penyandang diabetes dan dengan bantuan
nutrisi khusus seperti Diabetasol, bahkan menjadi semakin mudah,” jelas
Chef Chandra.

Sebagai contohnya, Chef Chandra Yudasswara menampilkan beberapa resep
kreasinya yang dikombinasikan dengan sejumlah produk Diabetasol, berupa
brownies, smoothies dan beberapa resep lain yang ramah penyandang diabetes
dan bahkan bisa dinikmati semua orang.

Diabetasol hadir untuk melengkapi pola makan diabetes dan membantu memenuhi
kebutuhan nutrisi dengan kalori terukur. Lengkapi pula serangkaian produk
nutrisi diabetes dari Diabetasol yang terdiri dari Diabetasol Sweetener
sebagai gula diabetes, Diabetasol Bar sebagai snack diabetes, dan
Diabetasol UHT yang mudah dibawa kemana pun.

Pada kesempatan yang sama, Kiki Maria Sembiring, Group Business Unit Head
of Special Needs Nutrition Kalbe Nutritionals menegaskan peran Diabetasol
sejak diluncurkan pada 1996 sebagai total solusi nutrisi bagi penyandang
diabetes untuk membantu mereka mengatur pola makan harian.

“Ini adalah wujud komitmen Diabetasol yang merupakan pemimpin pasar dalam
kategori pangan nutrisi diabetes untuk melawan Diabetes Melitus di
Indonesia secara konsisten setiap tahunnya. Pada tahun ini, Diabetasol
melakukan kampanye “Lawan Diabetes Bersama Dia”. “Bersama Dia” di sini
mengandung makna mengajak semua pihak terkait diabetes untuk melakukan
kontribusi bersama melawan diabetes, mulai dari keluarga, teman, tenaga
medis, dan kami sebagai total solusi nutrisi diabetes yang selalu menemani
penyandang diabetes mengatur pola makan sehat. Hal ini sejalan dengan tema
World Diabetes Day 2019 secara global yaitu Keluarga dan Diabetes,” papar
Kiki.

Sebagai total solusi nutrisi bagi penyandang diabetes, Diabetasol mendukung
pelaksanaan Hari Diabetes Sedunia dan Bulan Diabetes Dunia 2019 yang
memiliki fungsi utama sebagai kampanye untuk menyadarkan masyarakat akan
dampak diabetes bagi keluarga dan mempromosikan peran keluarga dalam
pengelolaan, perawatan dan edukasi mengenai diabetes.

“Sederhananya jika satu keluarga makan sehat dan olahraga bersama-sama,
sang penyandang diabetes terbantu untuk beradaptasi dengan cepat pada gaya
hidup sehat, seluruh anggota keluarga mendapat untungnya dan mendorong
perilaku yang dapat mencegah diabetes di anggota keluarga lainnya.
Mengelola diabetes membutuhkan perawatan harian, gaya hidup sehat dan
pelajaran terus-menerus tanpa henti. Ini cuma bisa terjadi secara konsisten
dan terus menerus jika ada dukungan keluarga,” jelas Kiki.

Hari Diabetes Sedunia merupakan kesempatan bagi Diabetasol untuk
menggemakan kesadaran akan diabetes, yang tahun ini akan ditempuh melalui
jalur online dan on-ground (event) dalam bentuk berbagai acara. Dari Toba
sampai Timika akan menjadi saksi perlawanan terhadap diabetes yang menggema
dari seluruh Indonesia, bersama Diabetasol
------------------------------

(Andika Primasiwi/CN26/SM Network)

Kirim email ke