-- j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>
https://news.detik.com/kolom/d-5070551/gugatan-feminisme-atas-pemikiran-ekonomi-dunia?tag_from=wp_cb_kolom_list Pustaka Gugatan Feminisme atas Pemikiran Ekonomi Dunia M. Fauzi Sukri - detikNews Sabtu, 27 Jun 2020 13:41 WIB 0 komentar SHARE URL telah disalin adam smith Jakarta - Judul Buku: Siapa yang Memasak Makan Malam Adam Smith?; Penulis: Katrine Marḉal; Penerjemah: Ninus D. Andarnuswari; Penerbit: Marjin Kiri, Mei, 2020; Tebal: viii + 226 Kata ekonomi memang berasal dari bahasa Yunani oikos, yang berarti rumah, tapi para ekonom tak pernah mau tahu apa yang sesungguhnya terjadi di dalam rumah. Apa yang disebut work from home di seluruh dunia sejak pandemi Covid-19 adalah ejekan, perendahan, pengabaian, penghinaan, bahkan jelas ketidakadilan ekonomi terhadap apa pun yang dikerjakan perempuan di rumah. Merawat (manusia, tumbuhan, hewan), mengasuh manusia, memasak makanan, mencuci benda-benda, menyenangkan manusia, atau pokoknya apa pun yang dikerjakan di rumah, yang banyak dilakukan perempuan dari bangun tidur di pagi hari sampai tidur lagi di malam hari, tidak boleh diakui sebagai bekerja. Dan sebab itu terlarang mendapat upah/gaji yang maksimal sepantasnya. Tentu saja tidak ada contoh yang lebih ironis bahkan tragis daripada seorang perempuan bernama Margaret Douglas. Pada usia 28 tahun, Margaret Douglas melahirkan satu-satunya putra yang akan dikenal di seluruh dunia: Adam Smith, sang bapak ilmu ekonomi modern, penulis buku ampuh The Wealth of Nation An Inquiry into the Nature and Causes the Wealth of Nations (1776). Suami Margaret meninggal saat kandungannya berusia sekitar 3 bulan. Dia janda dan tidak pernah menikah lagi. Saat berumur 2 tahun, Adam Smith cilik mewarisi seluruh kekayaan ayahnya. Margaret Douglas hanya mampu mengajukan klaim atas sepertiga dari warisan itu. Praktis, sejak anaknya berumur 2 tahun, hidup keuangan Margaret tergantung pada kuasa finansial anaknya. Dan kebutuhan hidup Adam Smith tergantung pada si janda Margaret sampai Margaret meninggal pada usia 84 tahun pada 1778 (hanya dua tahun setelah buku termasyhur Adam Smith terbit). Dalam biografi Adam Smith, John Rae menulis, "Ibunya sejak awal hingga akhir adalah jantung kehidupan Smith." Margaret Douglaslah yang mengurusi Adam Smith bahkan terus ikut mendampingi ke mana pun ia pindah. Adam Smith juga dibantu sepupunya, Janet Douglas, yang meninggal pada 1788. Sepupunya ini juga orang penting di rumah Adam Smith. Menjelang ajalnya, Adam Smith menulis pada temannya: "Dia [Janet] akan meninggalkanku sebagai salah satu laki-laki paling kesepian dan tak berdaya di Skotlandia." Namun, seperti yang disorot Katrine Marḉal dengan tajam, Adam Smith tidak pernah memasukkan apa yang dilakukan ibunya dan sepupunya sebagai "aktivitas ekonomi". Ada cacat besar dalam ilmu ekonomi (klasik dan neoklasik termasuk neoliberalisme) dan apa yang kemudian disebut manusia ekonomi (homo economics). Salah satu aforisme Adam Smith dalam buku termasyhurnya yang kemudian jadi teori ekonomi paling banyak dibahas mencerminkan cacat ini: "Bukan karena kebaikan hati tukang daging, tukang minuman, atau tukang roti kita bisa mendapatkan makan malam kita, melainkan karena mereka memikirkan kepentingan-diri mereka sendiri-sendiri." Manusia ekonomi itu bersifat rasional (kalkulatif-fungsional), individual, bertindak demi egoisme personal bahkan sangat egois, dan tentu saja berwatak serakah. Dan begitulah konon sifat dasar pasar yang serba maha tahu kepentingan manusia. Semua sifat homo economicus ini, jika dikalkulasi secara kolektif, justru baik dan mendatangkan kemakmuran bangsa (the wealth of nations). Namun, meski jelas penuh fiksi, agar bisa berfungsi homo economicus harus mencadangkan aktivitas perempuan sebagai aktivitas non-ekonomis. Hanya lelaki yang boleh bertindak berdasarkan teori fiktif homo economicus seperti bertindak demi kepentingan diri sendiri. Sementara perempuan terlarang egois, tidak boleh materialistik --jadi perempuan mata duitan, dan aktivitasnya bernilai ekonomis jauh lebih rendah. Seperti dikatakan Katrine, dalam ilmu ekonomi, "kasih sayang harus dicadangkan dalam kaleng buat penggunaan pribadi. Kalau tidak, segala sesuatu akan rusak." Dan begitulah pembenaran terhadap pengebirian dan perendahan kerja ekonomi perempuan. Ilmu ekonomi digerakkan oleh, dalam kata-kata Adam Smith, invisible hand (tangan tak terlihat), seraya memaksa dan mengorbankan aktivitas ekonomi perempuan sebagai "hati tak terlihat". Kerja yang bersifat kompetitif ekonomis berada di ruang publik; kerja perempuan harus di ranah domestik yang tak diakui secara ekonomis. Dan kalau pun dianggap sebagai kerja, seperti yang dipikirkan ekonom peraih Nobel Gery Becker, seperti kasus pekerja rumah tangga yang dikerjakan banyak TKW Indonesia, jam kerjanya tak kenal ampun, dengan gaji sangat rendah. Kerja perempuan hanya aktivitas ekonomi kedua (second economics) sebagaimana eksistensi perempuan sebagai second sex. Akibat keyakinan tak terbukti terhadap homo economicus dalam ilmu ekonomi, berkali-kali ekonomi dunia hancur. Yang tragis, separuh penduduk dunia hidup dengan kurang dari dua dolar sehari. Mayoritasnya adalah perempuan. Jutaan perempuan keluar rumah, bahkan sampai ke negara lain, untuk mencari penghidupan ekonomi yang lebih baik. Namun, sekali lagi, biasanya tetap di sektor sisi rendah atau sisi gelap ekonomi global seperti tukang bersih, pekerja pabrik, pekerja tani, bahkan pekerja seks. Setiap tahun, sekitar setengah juta perempuan meninggal saat melahirkan. Sebagian besar, sebenarnya, bisa diselamatkan andai punya akses pada perawatan kesehatan. Tentu saja, perawatan kesehatan tidak bisa diakses karena kuasa ekonomi perempuan yang sangat lemah. Buku karya Katrine Marḉal yang ditulis dengan lincah, cerdas, dan kadang sarkas ini adalah gugatan keras mendalam terhadap ilmu ekonomi klasik (Adam Smith dkk), moneterisme Keynesian, sampai neoliberalisme yang hanya menjadikan manusia sebagai human capital alias budak kerja. Setelah selesai membaca buku ini, sangat pantas Anda bertanya siapa yang melakukan kerja domestik di rumah; bagaimana ilmu ekonomi diajarkan di sekolah atau kampus dan efeknya pada perempuan di rumah Anda dan di seluruh dunia. Buku ini menghantam dengan tajam pikiran Anda yang menganggap kerja ekonomi di sekitar Anda adalah "normal" dan bakal kembali lagi ke "new normal": alias merendahkan kerja perempuan dan memberlakukan ketidakadilan ekonomi kepada perempuan. M. Fauzi Sukri penulis Bahasa Ruang, Ruang Puitik (2018) (mmu/mmu)