-- j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>
https://mediaindonesia.com/podiums/detail_podiums/1966-jalan-politik-masuk-surga elasa 20 Oktober 2020, 05:00 WIB Jalan Politik Masuk Surga Usman Kansong Dewan Redaksi Media Group | Editorial Jalan Politik Masuk Surga MI/Ebet Usman Kansong Dewan Redaksi Media Group. NENO Warisman Wakil Ketua Badan Pemenangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pemilihan Umum Presiden 2019. Dalam suatu pengajian di Jakarta akhir 2018, Ustazah Neno mengajak jemaah mendermakan harta untuk berjihad memenangkan Prabowo-Sandi. Penyanyi 1980-an itu mengajak umat mewakafkan harta mereka melalui aplikasi RGP BayarBayar. RGP kependekan relawan ganti presiden. Presiden yang akan diganti siapa lagi kalau bukan Jokowi sang petahana. Sejumlah media memberitakan Neno mengajak orang berjihad harta untuk memenangkan Prabowo-Sandi supaya otomatis masuk surga. Satu media daring menulis judul ‘Neno: Jihad Harta untuk Prabowo-Sandi Auto Masuk Surga’. Dalam Islam, jihad balasannya surga. Bila mereka yang tak berjihad masuk surga mesti melewati hisab atau perhitungan, yang berjihad otomatis masuk surga tanpa harus melewatinya. Mendermakan harta untuk kemenangan Prabowo-Sandi otomatismasuk surga mungkin karena Prabowo-Sandi calon presiden dan wakil presiden pilihan ulama. Sebagai pilihan ulama, pastilah Prabowo-Sandi bakal memuliakan ulama dan umat Islam bila terpilih. Ternyata Prabowo kalah, malah bergabung dengan Presiden Jokowi sebagai menteri. Serupa Neno, Marissa Haque artis 1980-an. Marissa juga politikus. Sebelumnya politikus PDIP, ia kini politikus PAN. Tapi, Marissa kiranya belum menjadi ustazah. Marissa juga menyandang doktor, gelar akademik tertinggi. Gelar masternya sampai dua, satu di bidang humaniora, satu lagi di bidang manajemen bisnis. Marissa mengkritik omnibus law UU Cipta Kerja. Katanya antara lain, Undang-Undang Cipta Kerja bikin 87% umat Islam murtad, berpaling dari agama mereka. Marissa mengatakan kritiknya terhadap omnibus law ialah ijtihad dan jihad sebagai tiket ke surga. Memakai jalan pikiran Marissa, Syahganda Nainggolan dan Jumhur Hidayat insya Allah masuk surga juga. Menurut para pendukungnya, keduanya kritis terhadap omnibus law dan pemerintah. Kini masuk penjara, kelak masuk surga. Akan tetapi, kita tak tahu apakah Neno, Marissa, Syahganda, atau Jumhur masuk surga kelak. Neno dan Marissa bahkan tidak bisa membuktikan atau menjamin mereka betul-betul masuk surga kelak. Mereka hanya berdoa, berharap, berimajinasi, berucap insya Allah, bila Tuhan menghendaki. Tidak salah bila Rocky Gerung mengatakan kitab suci itu fiksi yang mengaktifkan imajinasi manusia. Pernyataan berjihad otomatis masuk surga ada dalam kitab suci. Kitab suci mengaktifkan imajinasi manusia bahwa mengkritik omnibus law atau menyumbang Prabowo-Sandi bakal masuk surga. Surga, dalam konteks pernyataan Neno dan Marissa, memang sering dijadikan iming-iming, imajinasi, dalam politik. Menempuh jalan politik tertentu, misalnya menyumbang calon presiden dan wakil presiden atau mengkritik undang-undang, berarti merintis jalan menuju surga. Mengimajinasikan surga dalam konteks politik juga dilakukan teroris. Ada doktrin dalam terorisme mereka yang melakukan misi bunuh diri pasti masuk surga disambut dan dilayani 72 bidadari perawan. Sebagian kita menyebut apa yang dikatakan Neno dan Marissa serta yang diindoktrinasikan teroris sebagai omong kosong, bualan belaka . Namun, sebagian lain menganggapnya kebenaran, bahkan menjadikannya sebagai ideologi untuk meraih kekuasaan dan benar-benar mempraktikkannya. Itu artinya, fiksi bukan cuma mengaktifkan imajinasi, melainkan juga bisa mengaktifkan perbuatan. Fiksi Neno bisa mengaktifkan orang berderma untuk Prabowo-Sandi. Fiksi Marissa mungkin menggerakkan orang mengkritik Undang-Undang Cipta Kerja. Indoktrinasi terorisme mendorong banyak orang melakukan misi bunuh diri demi membunuh banyak orang lain. Sebagian kita mengatakan mereka yang berderma, mengkritik undang-undang, atau melakoni terorisme demi masuk surga ialah orang-orang yang gampang dibohongi, mudah dibodohi. Terakhir, saya ingin mengutip pernyataan satire sejarawan Yuval Noah Harari. Di artikelnya di New York Times edisi 24 Mei 2019, Harari mengatakan, ”Sifat ganda akan kekuasaan dan kebenaran menghasilkan kenyataan ganjil bahwa manusia mengetahui lebih banyak kebenaran jika dibandingkan dengan binatang, tetapi kita juga percaya kepada lebih banyak omong kosong. Kita makhluk di muka Bumi yang paling pintar sekaligus paling gampang dibodohi. Kelinci tidak tahu E=MC2, tidak tahu usia Bumi kira-kira 13,8 miliar tahun, tidak tahu DNA terdiri dari cytocine, guanine, adenine, dan thymine. Di sisi lain, kelinci tidak percaya pada fantasi mitologis dan absurditas ideologi. Kelinci tidak menabrakkan pesawat ke World Trade Center dengan harapan masuk surga dilayani 72 kelinci bidadari perawan.” Sumber: https://mediaindonesia.com/podiums/detail_podiums/1966-jalan-politik-masuk-surga