Komunitas Internasional Minta China Bebaskan Istri Liu Xiaobo 
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20170714133538-113-227907/komunitas-internasional-minta-china-bebaskan-istri-liu-xiaobo/
 Lesthia Kertopati , CNN Indonesia
 Jumat, 14/07/2017 13:42 WIB
 
 Demonstran memegang foto Liu Xia, istri mendiang Liu Xiaobo. Dunia mendesak 
China membebaskan Liu Xia setelah suaminya meninggal. (AFP PHOTO / Isaac 
Lawrence)
 
 Jakarta, CNN Indonesia -- Komunitas internasional meminta pemerintah China 
membebaskan Liu Xia, istri mendiang pemenang Nobel Perdamaian Liu Xiaobo, yang 
meninggal Kamis (13/7). Sebelumnya, dunia juga mendesak China membebaskan Liu 
dan mengabulkan permintaannya berobat keluar negeri, namun permintaan itu 
ditolak Beijing.

Desakan pembebasan istri Liu datang dari Amerika Serikat dan Uni Eropa. 

Sejak 2010, Liu Xia merupakan tahanan rumah. Namun dia diijinkan menengok 
suaminya yang sekarat di rumah sakit, untuk mengucapkan selamat tinggal.

Dokter yang merawat Liu mengatakan Xia terus berada di sisi suaminya hingga dia 
mengembuskan napas terakhir di usia 61 tahun, pada Kamis (13/7) setelah 
berjuang melawan kanker hati. Liu dipindah ke rumah sakit sebulan lalu dari 
penjara di kota Shenyang, setelah penyakitnya semakin parah. 

Dokter menyebut, Liu berpesan pada istrinya agar “hidup dengan baik.”

Di luar itu, pemerintah China tidak mengijinkan Liu Xia melakukan kontak dengan 
dunia luar, bahkan keberadaannya pun tidak diketahui, sebelum dia diijinkan 
menemui sang suami di rumah sakit.

“Kami meminta pemerintah China membebaskan Liu Xia sebagai tahanan rumah dan 
mengijinkannya keluar negeri, ke negara yang dia inginkan,” ujar Menteri Luar 
Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson, dilansir AFP.

 Lihat juga:Pemenang Nobel Perdamaian Asal China Meninggal Dunia 
http://www.cnnindonesia.com/internasional/20170714110325-117-227839/pemenang-nobel-perdamaian-asal-china-meninggal-dunia/

Sementara Uni Eropa meminta agar pemerintah mengijinkan Liu Xia menguburkan 
suaminya dengan layak “di lokasi mana pun yang mereka inginkan, agar mereka 
bisa berduka dengan tenang.”

Sementara itu, Jared Genser, pengacara AS yang mewakili Liu menyebut, semua 
kontak dengan Liu Xia sudah diputus selama 48 jam terakhir.

“Saya sangat khawatir dengan apa yang akan terjadi pada Liu Xia,” kata Genser 
pada CNN. 

Dia juga menambahkan, komunitas internasional harus ikut berperan untuk 
memastikan keselamatan dan kesejahteraan Liu Xia.

 Demonstran pro demokrasi di Hong Kong mengacungkan foto pemenang Nobel 
Perdamaian Liu Xiaobo dan istrinya Liu Xia dalam sebuah aksi protes di Hong 
Kong, Juni lalu. (AFP PHOTO / Aaron TAM)

“Dunia harus ikut terlibat dan memastikan Liu Xia bisa pergi kemana pun yang 
dia mau dan menguburkan suaminya sesuai dengan pilihannya,” papar Gesner.

Adapun, menurut teman dan kolega Liu Xia, kedua orang tuanya sudah meninggal 
tahun lalu dan istri mendiang pemenang Nobel Perdamaian itu juga kini depresi.

“Setelah Liu Xiaobo meninggal, tujuan utama kami adalah menyelamatkan Liu Xia 
dari kepahitan,” kata Hu Jia, aktivis asal Beijing.

“Kami akan menggunakan opini dan tekanan publik untuk mendesak pemerintah China 
membuka ‘kandang’ agar Liu Xia bisa bebas, begitu juga dengan saudara 
laki-lakinya,” tambah Hu.

 Lihat juga:Pemenang Nobel Liu Xiaobo Meninggal, Dunia Kecam China 
http://www.cnnindonesia.com/internasional/20170714101321-113-227832/pemenang-nobel-liu-xiaobo-meninggal-dunia-kecam-china/

Di sisi lain, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, menolak 
menerima kritik yang dilayangkan komunitas internasional atas cara mereka 
menangani Liu Xiaobo, yang berujung kematian sang penerima Nobel. 

Geng mengatakan dokter telah “melakukan segala cara untuk menyelamatkan Liu.”

“China adalah negara hukum. Cara kami menangani Liu Xiaobo adalah urusan dalam 
negeri dan negara-negara lain tidak berhak ikut campur,” ujar Geng, dilansir 
Xinhua.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson menyebut China salah 
karena tidak mengijinkan Liu berobat ke luar negeri dan Jerman menyesalkan 
keputusan China yang menolak tawaran negara itu untuk merawat Liu.

Liu dipenjara pada 2008 setelah menulis petisi reformasi demokrasi. Setahun 
kemudian, dia dihukum 11 tahun penjara atas tuduhan ‘subversi’.

Dia menjadi penerima Nobel Perdamaian pada 2010 saat dipenjara dan Liu 
merupakan penerima Nobel Perdamaian pertama yang meninggal dalam tahanan, 
setelah Pasifis Jerman Carl von Ossietzky pada 1938, yang ditahan Nazi. 

(les)
 

Kirim email ke