Memburu TikTok, AS Semakin Bertindak Layak Perampok
http://indonesian.cri.cn/20200926/18ade1d8-479c-eaa1-28f7-72f8ebd78fa2.html
2020-09-26 15:41:14
Memburu TikTok, AS Semakin Bertindak Layak Seperti
Perampok_fororder_2020092519562271125
Dalam satu tahun yang terakhir, Amerika Serikat terus melakukan
penindasan terhadap perusahaan Tiongkok, TikTok. Khususnya sejak Juli
lalu, pemerintah AS langsung memberikan tekanan kepada ByteDance,
perusahaan induk TikTok agar menjual bisnis TikTok di AS kepada
perusahaan AS, alasannya tetap adalah “keamanan negara”. Tingkah lakunya
yang terus memburu sebuah perusahaan dengan menyalahgunakan kekuatan
negara sama dengan melakukan perundungan atau bullying secara
terang-terangan.
Memburu TikTok, AS Semakin Bertindak Layak Seperti
Perampok_fororder_2020092519563323500
Untuk memaksa ByteDance tunduk pada tekanannya, AS mengulangi taktik dan
siasat dengan memberikan tekanan maksimum kepada TikTok, dengan harapan
perusahaan Tiongkok terputus hubungannya dengan Tiongkok dan langsung
dikuasai oleh perusahaan AS. Tindakannya adalah perampokan
terang-terangan, merupakan pelanggaran kasar terhadap keamanan,
kepentingan dan kehormatan negara Tiongkok serta kepentingan menjangkau
jauh perusahaan Tiongkok.
AS sejak lama berlagak seperti pembela ekonomi pasar dan persaingan
adil. Akan tetapi, dalam peristiwa TikTok yang disoroti dunia kali ini,
pemerintah AS yang tamak “memaksakan transaksi” atas nama “keamanan
nasional” dan menyalahgunakan kekuatan negara untuk mengintervensi
kebebasan bisnis. Perbuatannya adalah logika perampok yang tipikal.
Tanpa menyertai bukti apa pun, AS melakukan asas praduga bersalah dan
memberikan ancaman terhadap sebuah perusahaan Tiongkok. Apa yang
dilakukan AS telah melanggar prinsip ekonomi pasar, dan mengungkapkan
kemunafikan dan standar ganda tipikal pemerintah AS. Tindakannya juga
melanggar prinsip WTO yang terbuka, transparan dan non-diskriminatif,
merupakan tindakan layak perampok. Mempolitisasi masalah bisnis dengan
bertolak dari kepentingan politiknya pribadi berarti pemerintah AS sudah
sama sekali mengesampingkan kredibilitas dan keadilan pasar dan
terungkap tampan aslinya yang jelek yang hanya mengejar “America First”.
Hegemonisme tidak terpuji, pikiran zero sum game sudah ketinggalan
zaman. Di masa globalisasi sekarang ini, berbagai negara saling
terhubung dan terjalin. Hasratnya untuk membentuk komunitas senasib
sepenanggungan lebih mendesak daripada kapan pun. Manusia harus
bergandengan tangan dan bekerja sama, barulah dapat menghadapi lebih
banyak tantangan.
Konsep Akuisisi TikTok Alami Kendala
http://indonesian.cri.cn/20200926/196e4e39-b31b-f1ab-c7ce-e19b56a0eb35.html
2020-09-26 15:51:40
Konsep Akuisisi TikTok Alami Kendala_fororder_微信图片_20200926155104
Platform berbagi video TikTok pada 19 September mengeluarkan pernyataan,
perusahaan induknya ByteDance telah mencapai kesepakatan dengan
perusahaan Oracle dan Walmart AS. Ketiga pihak akan sedini mungkin
mencapai perjanjian kerja sama yang sesuai dengan hukum AS berdasarkan
kesepakatan tersebut. Setelah itu, pemerintah AS berkali-kali menyatakan
sikapnya yang selalu bernuansa logika perampok.
Juru bicara Kementerian Perdagangan Tiongkok menyatakan, AS yang
berkedok “keamanan negara” telah dengan serius melanggar hak sah
perusahaan Tiongkok dan merusak ketertiban pasar yang normal. Tiongkok
menyatakan tentangan keras atas hal itu. Jika AS terus bertindak nekat,
Tiongkok akan mengambil segala tindakan seperlunya untuk membela hak dan
kepentingan sah perusahaan Tiongkok.
Konsep Akuisisi TikTok Alami Kendala_fororder_微信图片_20200926155109
Dari awal hingga sekarang, persetujuan antara ByteDance dan Oracle
rupanya mengalami tiga nasib yang berbeda. Pada awalnya kedua perusahaan
itu dilaporkan mencapai persetujuan, dengan pihak AS berhak berakses ke
source code milik TikTok, bisa memegang sejumlah saham TikTok dan
menduduki beberapa kursi di dewan komisaris TikTok. Atas persetujuan
itu, pemerintah AS menyatakan setuju.
Akan tetapi, Donald Trump tidak mengungkapkan sikapnya pada waktu itu.
Justru Departemen Perdagangan AS pada 18 September memublikasikan sebuah
pernyataan di situs webnya yang mengancam akan menurunkan aplikasi
TikTok dari toko aplikasi mulai dari 20 September. Ini adalah perubahan
pertama kali, sekaligus pemberian tekanan maksimum yang pertama kali.
Pada esok harinya, Departemen Perdagangan AS di situs webnya menyatakan
akan menunda larangan aplikasi TikTok hingga satu pekan kemudian.
Dari laporan dan analisa media AS dapat diketahui bahwa sebabnya ialah
investasi sebesar 5 miliar dolar AS sebagai dana pendidikan yang
dijanjikan ByteDance ternyata mempunyai makna atau penafsiran yang
berbeda, yakni dana itu adalah prediksi dari sumbangan penghasilan pajak
pada masa depan. Hal ini berarti Donald Trump mencapai tujuannya untuk
meraup keuntungan dari transaksi itu. Oleh karena itu dia pun merestujui.