*PendudukNKRI bertambah banyak dengan pesat, karena sering ada kerja lembur dan sport enak/enak.*
*https://www.kompas.id/baca/riset/2020/09/25/mencatat-indonesia-di-tengah-pandemi/?utm_source=webpush&utm_medium=onesignal_webpush&utm_content=riset_pagi_wp8-30day_20200925&utm_campaign=push_20200925 <https://www.kompas.id/baca/riset/2020/09/25/mencatat-indonesia-di-tengah-pandemi/?utm_source=webpush&utm_medium=onesignal_webpush&utm_content=riset_pagi_wp8-30day_20200925&utm_campaign=push_20200925>* Di tengah pandemi Covid-19 tahun 2020 ini, lebih dari 70 negara memiliki jadwal melakukan sensus penduduk dengan prediksi akan mencapai jumlah 3 miliar jiwa. Oleh*GIANIE* 25 September 202001:25 WIB·6 menit baca Hitung mundur pelaksanaan Sensus Penduduk 2020 secara dalam jaringan di laman http://sensus.bps.go.id ditampilkan di ruang pemantauan Kantor Pusat BPS, Jakarta, Selasa (4/2/2020). *Menyelesaikan pencatatan sensus dengan tepat waktu dan kualitas data yang baik menjadi tantangan Sensus Penduduk 2020 di tengah pandemi Covid-19. Indonesia tidak sendirian menghadapi situasi ini.* Mempersiapkan sensus periodik yang dilakukan hanya sekali dalam sepuluh tahun butuh waktu yang tidak sebentar. Tahun 2020 ini, lebih dari 70 negara memiliki jadwal melakukan sensus penduduk dengan prediksi akan mencapai jumlah 3 miliar jiwa. Beberapa di antaranya adalah Jepang, Singapura, Malaysia, Amerika Serikat, Swiss, Brasil, Korea Selatan, China, juga Indonesia. Pandemi datang menantang setiap perencanaan yang sudah dibuat. Dalam kondisi banyak negara yang menuju resesi dan kesulitan anggaran, pilihan atas jadwal melakukan sensus ada dua. Pertama, tetap melaksanakan sensus dengan penyesuaian (waktu, metode, biaya). Kedua, menundanya sampai setelah 2020, seperti yang dilakukan Brasil. Jika sensus tetap dilaksanakan pada masa pandemi, selain harus melakukan banyak penyesuaian, tantangan utamanya terletak pada kualitas data sensus. Apakah datanya valid benar-benar menghitung semua warga dalam situasi pembatasan sosial dan sejauh mana data tersebut akurat sehingga menggambarkan dengan baik angka fertilitas dan mortalitas yang disebabkan dampak dari penyebaran virus korona baru. Baca juga : *Metode Baru Digunakan dalam Sensus 2020* <https://www.kompas.id/baca/utama/2019/02/21/metode-baru-digunakan-dalam-sensus-2020/> *Penyesuaian* Indonesia memilih tetap melaksanakan sensus tahun 2020 dengan melakukan penyesuaian waktu dan biaya. Bahkan, sebentar lagi kita akan mengetahui hasil Sensus Penduduk (SP) 2020. Akhir September merupakan batas akhir dilakukannya sensus secara wawancara dari pintu ke pintu. Metode terbaru berbasis teknologi internet telah lebih dulu diterapkan. SP 2020 merupakan sensus penduduk yang ketujuh di Indonesia sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 1961. SP 2020 seharusnya menjadi aktivitas mencatat Indonesia yang membanggakan sepanjang usia 75 tahun kemerdekaan jika saja tidak ada serangan wabah. Untuk pertama kali dalam sejarah sensus penduduk kita, Indonesia menerapkan sensus dalam jaringan (*online*)*.* Persiapannya dilakukan selama tiga tahun dengan uji coba dilakukan terhadap 16.000 pegawai Badan Pusat Statistik (BPS) sendiri. BPS menargetkan partisipasi warga dalam melakukan SP daring sebanyak 23 persen. Angka tersebut mempertimbangkan kemampuan literasi masyarakat yang terus meningkat dalam penggunaan teknologi komunikasi dan jangkauan internet yang sudah ada. Metode SP daring ini diharapkan efektif dalam mempercepat pelaksanaan sensus, menghemat biaya lapangan (pewawancara), serta mengurangi resistensi masyarakat atau faktor kesulitan dalam menemui warga. Dalam sensus daring ini, penduduk bisa melakukan sensus dengan cara masuk ke laman BPS, kemudian membuat akun berbasis kartu tanda penduduk dan kartu keluarga. Terdapat 21 pertanyaan dalam SP daring ini dan cenderung mudah. Semula SP daring ini direncanakan dilaksanakan pada 15 Februari-31 Maret 2020. Karena kondisi pandemi, pelaksanaannya diperpanjang hingga 31 Mei 2020.